Jayapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua akan fokus melayani kesehatan jiwa pada anak dan remaja di sekolah tingkat SMA di kabupaten/kota yang ada di provinsi itu.
"Kami akan menindaklanjuti penanganan kesehatan gangguan jiwa pada anak dan remaja pada 2020 melalui dana bantuan operasional kesehatan (BOK) provinsi, karena pelayanan ini bukan ranahnya kabupaten/kota," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Papua, Aaron Rumainum di Jayapura, Minggu.
Ia mengatakan ranahnya kabupaten/kota di Papua mulai dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah mengah pertama (SMP), sementara untuk tingkat SMA merupakan ranahnya Dinkes Provinsi Papua.
Menurut dia, pihaknya akan menangani pelayanan kesehatan gangguan jiwa pada anak dan remaja untuk tingkat SMA di kabupaten/kota di Papua.
Masalah kesehatan jiwa pada anak dan remaja khusus tingkat SMA, kata dia, dari beberapa penelitian pada 2017 lebih banyak gangguan jiwa itu pada usia 1-15 tahun ke atas.
Kemudian yang kedua, pada usia 10-14 tahun. Untuk itu, maka butuh penanganan khusus kedepan. Dengan demikian dapat menolong anak-anak muda ini.
"Anak-anak SMA ini akan menjadi perhatian kita bersama pada 2020 nanti guna menangani mereka," ujarnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua melatih 23 guru dari 13 sekolah di tujuh kabupaten untuk melakukan screning/pemeriksaan gangguan kesehatan jiwa anak dan remaja di sekolah.
"Kegiatan ini baru pertama sekali di Papua, dan itupun tidak mengundang semua sekolah, hanya melibatkan 23 guru dari 13 sekolah yang ada di tujuh kabupaten yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Nabire, Timika, Biak dan Kabupaten Merauke," kata Aaron.
"Kami akan menindaklanjuti penanganan kesehatan gangguan jiwa pada anak dan remaja pada 2020 melalui dana bantuan operasional kesehatan (BOK) provinsi, karena pelayanan ini bukan ranahnya kabupaten/kota," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Papua, Aaron Rumainum di Jayapura, Minggu.
Ia mengatakan ranahnya kabupaten/kota di Papua mulai dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah mengah pertama (SMP), sementara untuk tingkat SMA merupakan ranahnya Dinkes Provinsi Papua.
Menurut dia, pihaknya akan menangani pelayanan kesehatan gangguan jiwa pada anak dan remaja untuk tingkat SMA di kabupaten/kota di Papua.
Masalah kesehatan jiwa pada anak dan remaja khusus tingkat SMA, kata dia, dari beberapa penelitian pada 2017 lebih banyak gangguan jiwa itu pada usia 1-15 tahun ke atas.
Kemudian yang kedua, pada usia 10-14 tahun. Untuk itu, maka butuh penanganan khusus kedepan. Dengan demikian dapat menolong anak-anak muda ini.
"Anak-anak SMA ini akan menjadi perhatian kita bersama pada 2020 nanti guna menangani mereka," ujarnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua melatih 23 guru dari 13 sekolah di tujuh kabupaten untuk melakukan screning/pemeriksaan gangguan kesehatan jiwa anak dan remaja di sekolah.
"Kegiatan ini baru pertama sekali di Papua, dan itupun tidak mengundang semua sekolah, hanya melibatkan 23 guru dari 13 sekolah yang ada di tujuh kabupaten yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Nabire, Timika, Biak dan Kabupaten Merauke," kata Aaron.