Jakarta (ANTARA) - Penambahan kapasitas Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong yang dikelola Pertamina, Kamis (21/11, dinilai akan mendongkrak volume dan frekuensi penerbangan ke Papua Barat.
Pengamat ekonomi Universitas Cendrawasih (Uncen), Ferdinand Risamasu menyatakan penambahan kapasitas tersebut akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, khususnya di wilayah Kabupaten Sorong, Papua Barat.
"Hal ini mengingat semakin meningkatnya volume frekuensi penerbangan baik dari dan ke Bandara Domine Eduard Osok," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, DPPU yang dikelola Pertamina itu akan menunjang perekonomian, termasuk melalui sektor pariwisata, karena, Papua Barat memiliki banyak destinasi wisata dimana Sorong menjadi gerbangnya.
"Bandara Sorong ini menjadi pintu masuk bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Raja Ampat dan destinasi wisata lainnya di Papua. Begitu juga daerah-daerah lain yang ada di wilayah 'kepala burung'," ujarnya.
Ferdinand mengatakan penambahan kapasitas DPPU yang diresmikan Pertamina 21 November 2019 itu masih terkait dengan upaya pemerintah memperluas pembangunan infrastruktur bagi aksesibilitas di Papua. Apalagi saat ini, sejumlah perusahaan maskapai, seperti Garuda Indonesia, Air Asia, Batik Air, Lion Air, dan Susi Air sudah membuka rute ke bandara tersebut.
DPPU tersebut lebih lengkap dan modern, yakni tiga tangki avtur berkapasitas total 1.500 KL dari sebelumnya yang hanya menggunakan temporary storage tank ex-refueller dengan kapasitas total 111 KL.
Kini, lanjutnya, Bandara DEO terbilang cukup tinggi frekuensi penerbangannya. Sejumlah maskapai seperti Air Asia, Batik Air, dan maskapai lainya baik yang terbang langsung dari Jakarta atau Makassar membuka jalur penerbangan ke bandara tersebut.
"Makin maraknya penerbangan baru yang mereka buat menandakan bahwa daerah tersebut memiliki potensi karena ada pergerakan dari mana-mana, dari Jakarta, Makassar, ke Papua. Dengan demikian ini akan memajukan wilayah itu," ujar Ferdinand.
Namun dia mengingatkan tingginya akses penerbangan ke wilayah Sorong harus dibarengi dengan infrasruktur jalan dan transportasi yang memadai., Selain itu, pemerintah perlu menciptakan keamanan yang kondusif bagi para wisatawan.
Pengamat ekonomi Universitas Cendrawasih (Uncen), Ferdinand Risamasu menyatakan penambahan kapasitas tersebut akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, khususnya di wilayah Kabupaten Sorong, Papua Barat.
"Hal ini mengingat semakin meningkatnya volume frekuensi penerbangan baik dari dan ke Bandara Domine Eduard Osok," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, DPPU yang dikelola Pertamina itu akan menunjang perekonomian, termasuk melalui sektor pariwisata, karena, Papua Barat memiliki banyak destinasi wisata dimana Sorong menjadi gerbangnya.
"Bandara Sorong ini menjadi pintu masuk bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Raja Ampat dan destinasi wisata lainnya di Papua. Begitu juga daerah-daerah lain yang ada di wilayah 'kepala burung'," ujarnya.
Ferdinand mengatakan penambahan kapasitas DPPU yang diresmikan Pertamina 21 November 2019 itu masih terkait dengan upaya pemerintah memperluas pembangunan infrastruktur bagi aksesibilitas di Papua. Apalagi saat ini, sejumlah perusahaan maskapai, seperti Garuda Indonesia, Air Asia, Batik Air, Lion Air, dan Susi Air sudah membuka rute ke bandara tersebut.
DPPU tersebut lebih lengkap dan modern, yakni tiga tangki avtur berkapasitas total 1.500 KL dari sebelumnya yang hanya menggunakan temporary storage tank ex-refueller dengan kapasitas total 111 KL.
Kini, lanjutnya, Bandara DEO terbilang cukup tinggi frekuensi penerbangannya. Sejumlah maskapai seperti Air Asia, Batik Air, dan maskapai lainya baik yang terbang langsung dari Jakarta atau Makassar membuka jalur penerbangan ke bandara tersebut.
"Makin maraknya penerbangan baru yang mereka buat menandakan bahwa daerah tersebut memiliki potensi karena ada pergerakan dari mana-mana, dari Jakarta, Makassar, ke Papua. Dengan demikian ini akan memajukan wilayah itu," ujar Ferdinand.
Namun dia mengingatkan tingginya akses penerbangan ke wilayah Sorong harus dibarengi dengan infrasruktur jalan dan transportasi yang memadai., Selain itu, pemerintah perlu menciptakan keamanan yang kondusif bagi para wisatawan.