Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Jepang melalui program Official Development Assistance (ODA) Japan International Cooperation Agency (JICA) berkomitmen penuh mendukung pengembangan fasilitas penunjang program Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Kabupaten Biak Numfor,Papua.

Pada tahun 2020 pemerintah Jepang telah mengelontorkan bantuan dana hibah berkisar Rp27 miliar untuk membiayai proyek sektor perikanan dan kelautan di wilayah SKPT Biak mulai dibangun diawal bulan Maret 2020.

Dari data diperoleh ANTARA, program hibah pemerintah Jepang untuk pembangunan pasar ikan Bosnik distrik Biak Timur dengan alokasi anggaran sebesar Rp12 miliar.

Sedangkan sektor perikanan dan kelautan bantuan hibah Jepang adalah program revitalisasi pasar ikan Fandoy dan  dermaga mini untuk perahu nelayan dengan kapasitas 3 gros ton telah digelontorkan anggaran mencapai sebesar Rp14 miliar.
 
Program bantun hibah Jepang untuk membangun SKPT sesuai Keputusan Menteri Perikanan Nomor 4 tahun 2019 program bantuan hibah Jepang tersebar di 6 lokasi  Sentra  Kelautan  dan  Perikanan  Terpadu  (SKPT) diantaranya Biak, Moa,  Morotai,  Natuna,  Sabang,  dan SKPT Saumlaki, Provinsi Maluku.

Duta Besar Jepang Ishii Masafumi saat berkunjung ke Biak, Kamis mengatakan, Pemerintah Jepang dan Pemerintah Indonesia terus meningkatkan hubungan kerja sama di berbagai bidang, termasuk dalam mendorong percepatan pembangunan sektor perikanan dan kelautan melalui SKPT Biak.

Dubes Ishii Masafumi menegaskan, Pemerintah Jepang sanbgat mendukung upaya pembangunan pasar ikan Fandoi dan pasar ikan Bosnik sebagai pasar ikan yang bersih dan sehat.

"Harapan kami bersama kedepan pasar ikan ini terus dikembangkan dan mendistribusikan ikan dalam jumlah besar sehingga menopang kegiatan ekonomi masyarakat lokal di Kabupaten Biak Numfor,"ungkap Dubes Jepang Ishii Masafumi yang ikut memperkenalkan program kelautan dan perikanan di SKPT Biak bersama Bupati Herry Ario Naap.
 
Dubes Ishii Masafumi mengharapkan, dengan bantuan program bantuan Jepang di sektor kelautan dan perikanan akan mempererat hubungan bilateral antara pemerintah Jepang dengan pemerintah Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Papua serta pemkab Biak Numfor.
 
"Saya mewakili pemerintah Jepang sangat berterima kasih dengan program kerjasama ini, ya bantuan pemerintah Jepang untuk sektor perikanan dan kelautan diharapkan meningkatkan perekonomian warga lokal,"harap Dubes Ishii Masafumi saat berkunjung ke Biak Numfor.

Apresiasi Pemkab Biak
 
Bupati Kabupaten Biak Numfor Herry Ario Naap  memberikan apresiasi atas dukungan nyata pemerintah Jepang melalui Jica dalam mendorong peningkatan fasilitas penunjang SKPT Biak di sektor perikanan dan kelautan.

Jajaran Pemkab Biak Numfor, menurut Bupati Herry Naap, sangat berterima kasih adanya program bantuan hibah dari pemerintah Jepang melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) khususnya pengembangan fasilitas penunjang di SKPT Kabupaten Biak Numfor.
 
"Pemkab Biak dan masyarakat Biak Numfor sangat berharap pemerintah Jepang secara berkesinambungan ikut mendukung pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor pariwisata dan perikanan serta budaya memelihara situs peninggalan perang dunia II di Biak,"harap Bupati Biak Herry Naap.

Bupati Herry Naap mengakui, jika memungkinkan ada kebijakan dari Pemerintah Jepang untuk membuka layanan penerbangan langsung rute Biak ke Jepang sehingga masyarakat  neegeri sakura Jepang yang ingin mengunjungi pulau Biak aksesnya lebih mudah dan cepat.

Apalagi fasilitas bandara Internasional Frans Kaisiepo Biak, menurut Bupati Herry Naap, sangat panjang sehingga dapat didarati pesawat jenis apapun.

"Bandara Frans Kaisieopo Biak juga memiliki kelengkapan sarana prasarana penerbangan sipil di wilayah Timur Negara Kesatuan Republik Indonesia,"ungkap Bupati termuda di Papua itu.

Bupati Herry Naap menyampaikan,  salam hormat dari masyarakat dan Pemkab Biak Numfor untuk Kaisar Jepang dan masyarakat Jepang.

"Pemerintah daerah dan dan masyarakat Kabupaten Biak Numfor sangat menjaga sejarah peninggalan perang dunia II khususnya yang terkait dengan Jepang seperti goa Jepang dan monumen perang dunia II Paray yang menyimpan kenangan masa lalu Jepang tetap terjaga di Biak,"katanya.

Tingkatkan pendapatan nelayan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 48/Perpmen-KP/2015 tentang pedoman pembangunan kelautan dan perikanan terpadu di pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan.

Pedoman Umum Pembangunan Sentra Kelautan   dan Perikanan Terpadu(SKPT)  di  Pulau-Pulau  Kecildan Kawasan Perbatasan merupakan acuan bagi satuan kerjadi lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanandankementerian/lembaga  terkait  dalam  melaksanakan program dan kegiatan secara terintegrasi di setiap lokasi SKPT

Sektor kelautan  dan  perikanan  memiliki  kontribusi  penting  dalam pembangunan  bangsa.  Pada  Tahun  2014  pertumbuhan Produk Domestik Bruto  (PDB)perikanan  mencapai  6,97 persen  jauh  melebihi  pertumbuhan  PDB nasional  yang  hanya  5,1 persen.  

Meningkatnya  kontibusi  perikanan  tersebut tidak   terlepas   dari   keberadaan   Indonesia   sebagai   negara   kepulauan terbesar di dunia dengan 17.504 pulau dan luas perairan laut 5,8 juta km² yang  terdiri atasluas  laut  teritorial  0,3  juta  kilometer persegi, luas  perairan  kepulauan 2,95  juta  kilometer persegi  dan  luas Zona  Ekonomi  Ekslusif  (ZEE)Indonesia 2,55  juta kilometer persegi.

Kecenderungan peningkatan  ini  sesungguhnya  dapat  dipertahankan dan  ditingkatkan melalui  upaya  penciptaan  pusat-pusat  pertumbuhan ekonomi baru berbasis pulau-pulau kecil atau kawasan perbatasan.

Potensi  pulau-pulau  kecil dan  kawasan perbatasan di  Indonesia  yang begitu  besar  sesungguhnya  dapat  didayagunakan  menjadi  salah  satu penggerak  pertumbuhan  ekonomi  nasional.

Di  sisi  lain  kemiskinan  di pulau-pulau    kecil    dan    kawasan    perbatasan    masih    sangat    tinggi dibandingkan    dengan mainland,    oleh    karena    itu    perlu    adanya pendayagunaan  pulau-pulau  kecil dan/atau  kawasan  perbatasan untuk mengurangi  ketimpangan  pembangunan  antar wilayah  serta  kesenjangan sosial  antar kelompok masyarakat.

Pembangunan  yang  dilaksanakan saat ini dinilai belum  mencapai  hasil  yang  optimal,  sehingga berakibat  pada lambatnya proses  pendayagunaan  pulau-pulau  kecildan/atau  kawasan perbatasan.

Adapun beberapa  faktor penyebabnya,  antara  lain lokasi pulau-pulau   kecil dan/atau   kawasan   perbatasan yang   terisolir,  ketidakmampuan  kegiatan/usaha  di  pulau-pulau  kecil dan/atau  kawasan perbatasanuntuk  mencapai  skala  ekonomi.

Sedangkan kendala lain, adalah pemanfaatan  sumberdaya pulau-pulau  kecil dan/atau  kawasan  perbatasan yang  belum  optimal, keterbatasan   sarana   dan prasarana   di   pulau-pulau   kecil dan atau kawasan  perbatasan, dan  pemanfaatan  sumberdaya  kelautan  dan perikanan   di   pulau-pulau   kecil dan atau   kawasan   perbatasan masih sangat rendah.

Serta penyebab lain terjadinya kerusakan lingkungan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang masih rendah disebabkan  karena  kegiatan  belum  bersifat  programatik  melainkan  masih parsial,  sehingga  penyelesaian  permasalahan  pengelolaan  sumberdaya kelautan dan perikanan belum signifikan.

Sebagai contoh, hasil tangkapan nelayan  yang  jumlahnya  sangat  banyak belum memberikan manfaat yang besar  karena  lokasi  pasar  yang  sangat  jauh,  kualitas  rendah,dan  tidak punya  nilai  tambah  produk  karena  ketiadaan  sarana  yang  berfungsi sebagai depot logistik perikanandan pengolahan hasil perikanan.

Salah satu program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam mewujudkan  Visi  dan  Misi  KKP  yaitu  Kedaulatan,  Keberlanjutan,dan Kesejahteraan  adalah  melakukan implementasi  program pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu  (SKPT) berbasis pulau-pulau kecil atau kawasan perbatasan secara terintegrasi dan menyeluruh.

Dengan penekanan  pada  pembangunan  sarana  dan prasarana penunjang  serta sistem  pengelolaan  sumberdaya  perikanan,  yang  tidak  hanya  bertumpu pada  penguatan  sektor  hilir  (pengolahan),  tetapi  juga  pada  sektor  hulu (penyediaan  bahan  baku  perikanan).  

Program SKPT ini  mengarah  pada optimalisasi usaha penangkapan ikan,pembudidayaan ikan, usaha tambak garam, serta pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, sehingga pelaku utama  dan  pelaku  usaha  kelautan  dan  perikanan akan  mendapatkan keuntungan  ekonomi  (margin  ekonomi)  yang  tinggi bagi nelayan lokal setempat.

Pada  gilirannya  akan meningkatkan kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan khususnya  di  pulau-pulau  kecil atau  kawasan  perbatasan yang   merupakan   bagian   dari SKPT yang   dicanangkan   oleh   Menteri Kelautan dan Perikanan

Pembangunan  SKPT berbasis  pulau-pulau  kecil  atau kawasan perbatasan   merupakan penggerak   utama dalam   pembangunan   sektor kelautan  dan  perikanan,    karena  mengintegrasikan  kegiatan  di  hulu  dan hilir  serta  kelembagaan  dalam  suatu  proses  pembangunan  kelautan  dan perikanan.

Potenai sumber daya perikanan dan kelautan di pulau Biak yang berada di pesisir perairan Pasifik sangat kaya dan beragam sehingga melalui program SKPT Biak diharapkan dapat meningkatkan   aksesibilitas    dan konektivitas  nelayan dalam  pemanfaatan  sumberdaya  kelautan  dan  perikanan dengan  pasar.

Melalui program SKPT Biak diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat dan nelayan lokal di wilayah Iimur Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kabupaten Biak Numfor merupakan wilayah kepulauan di Provinsi Papua yang dipimpin Bupati Herry Ario Naap telah menetapkan program pariwisata perikanan dan kelautan sebagai sektor unggulan untuk mewujudkan Biak religius berkarakter dan berbudaya 2019-2024.




 

Pewarta : Muhsidin
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2025