Timika (ANTARA) - Wakil Bupati Mimika, Papua, Johannes Rettob mengemukakan porsi terbesar dari anggaran penanganan wabah pandemi COVID-19 di wilayahnya dipergunakan untuk penyiapan fasilitas RSUD Mimika sebagai rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19.

"Penggunaan dana terbesar salah satunya untuk penyiapan RSUD Mimika sebagai rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19. Makanya kami harus menambah ruang isolasi, lalu perubahan ruang bangsal dan ruang istirahat untuk para petugas kesehatan yang menangani perawatan pasien COVID-19," kata Johannes di Timika, Minggu.

Ia mengakui Pemerintah Kabupaten Mimika,  telah mengalokasikan anggaran senilai Rp172 miliar untuk pengendalian, pencegahan dan penanganan wabah pandemi COVID-19.

Selain penyiapan RSUD Mimika, anggaran itu juga digunakan untuk pembelanjaan sarana dan prasarana kesehatan seperti alat pelindung diri (APD) berupa pakaian hazmat yang digunakan para petugas kesehatan dalam menangani pasien COVID-19, biaya pengiriman sampel swab ke Jayapura dan lain-lainnya.

"Untuk APD, kami membutuhkan dalam jumlah banyak karena jumlah pasien positif, PDP, ODP dan OTG juga terus meningkat. Itu semua membutuhkan anggaran tidak sedikit. Belum lagi pengiriman sampel spesimen swab ke Jayapura yang dilakukan hampir setiap hari. Kalau obat-obatan sebagian kita menerima sumbangan dari beberapa pihak, tapi ada barang-barang lain yang harus kita beli," tutur Johannes.

Anggaran penanganan COVID-19 tidak saja diperuntukkan bagi bidang kesehatan, tetapi juga sebagian lagi digunakan untuk memperkuat ketahanan ekonomi warga menghadapi situasi krisis lantaran banyak orang tidak bisa lagi melakukan aktivitas usaha di tengah berbagai pembatasan yang diterapkan oleh pemerintah daerah setempat.

Langkah-langkah yang ditempuh di bidang ekonomi antara lain melalui Dinas Koperasi dan UMKM membeli hasil pertanian masyarakat di pinggiran Kota Timika seperti sayur-mayur, buah-buahan, ubi-ubian dan makanan pokok lainnya.

Bahan pokok yang dibeli dari masyarakat itu kemudian ditampung di koperasi Jalan Yos Sudarso Timika untuk dijual kembali kepada masyarakat di Kota Timika dengan harga yang terjangkau.

"Kami juga menyiapkan jaring pengaman sosial untuk membantu masyarakat di tengah situasi yang kurang mengenakan saat ini. Kami sudah mengirim bantuan bahan kebutuhan pokok untuk masyarakat yang tinggal di distrik-distrik pesisir, sementara untuk distrik di wilayah pegunungan sementara ini kami masih melihat situasi keamanan di sana," jelas Johannes.

Beberapa waktu lalu, Pemkab Mimika menerima bantuan sarana dan prasarana kesehatan dari PT Freeport Indoensia dan YPMAK untuk mendukung penanganan COVID-19. Petugas yang tergabung dalam Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Mimika menjalani pemeriksaan massal dengan 'rapid test' di Kantor Dinas Perhubungan Mimika, Sabtu (25/4/2020) (ANTARA/Evarianus Supar)
Kasus positif COVID-19 di Mimika ditemukan pertama kali pada 29 Maret pada dua orang pasien.

Dalam kurun waktu kurang dari sebulan, jumlah kasus positif COVID-19 di Mimika meningkat drastis, dimana saat ini tercatat sebanyak 41 warga Mimika telah terpapar virus corona jenis baru itu.

Dari jumlah kasus sebanyak itu, baru lima pasien yang sudah dinyatakan sehat atau sembuh, sementara tiga pasien lainnya sudah meninggal dunia.

Hingga kini masih terdapat 33 pasien positif COVID-19 di Mimika menjalani perawatan dan isolasi di rumah sakit, yaitu 13 pasien dirawat di RSUD Mimika, 11 pasien dirawat di Shelter Wisma Atlet dan sembilan pasien dirawat di RS Tembagapura.

Sementara jumlah PDP di Mimika sebanyak 38 orang, ODP sebanyak 214 orang dan OTG sebanyak 453 orang.

 

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024