Jakarta (ANTARA) - Pemain Persebaya Surabaya Arif Satria akhirnya bisa Lebaran di kampung halamannya di Lubuk Linggau, Sumatra Selatan setelah sebelumnya tertahan di Surabaya karena pandemi COVID-19.
Arif Satria berdasarkan data yang dilansir manajemen tim yang dipantau dari Jakarta, Selasa merupakan dua pemain terakhir yang bertahan di Kota Pahlawan itu. Satu pemain lainnya adalah Makan Kanote yang akhirnya tidak bisa mudik ke Mali.
"Alhamdulillah bisa kumpul-kumpul sama keluarga besar, karena kalau gak Lebaran susah ngumpulnya," kata Arif Satria.
Pemilik nomor punggung 24 tersebut menceritakan tradisi Lebaran yang ada di keluarganya. Biasanya setelah melaksanakan shalat Ied, Arif dan keluarga ziarah ke makam ayah.
Namun, dengan adanya wabah corona, dirinya dan keluarganya melakukan beberapa penyesuaian yang salah satunya tidak melakukan sholat Ied berjamaah di masjid setempat.
"Lebaran tahun ini beda karena kita semua lagi menghadapi pandemi COVID-19 yang mengharuskan kita stay di rumah. Tapi yang tetap ya ke makam almarhum Papa, setelah itu banyakkan di rumah, karena Mama yang paling tua. Jadi adik-adik Mama ngumpulnya di rumah," kata Arif menambahkan.
Pada Lebaran tahun ini, pemain bertinggi 183 cm itu mengaku tidak memiliki masakan spesial. Namun, ada satu menu yang selalu disajikan di setiap perayaan di keluarga besarnya yaitu rendang.
"Makanan spesial gak ada sih, tapi biasanya rendang itu menu utama di saat Lebaran, gak tau kenapa pasti ada aja rendang, gak tahu juga kenapa," kata Arif menerangkan.
Sementara itu, Makan Kanote tetap bertahan di Surabaya. Mantan pemain Arema FC itu mengaku cukup kangen dengan masakan keluarga yang biasa disajikan saat Lebaran.
Arif Satria berdasarkan data yang dilansir manajemen tim yang dipantau dari Jakarta, Selasa merupakan dua pemain terakhir yang bertahan di Kota Pahlawan itu. Satu pemain lainnya adalah Makan Kanote yang akhirnya tidak bisa mudik ke Mali.
"Alhamdulillah bisa kumpul-kumpul sama keluarga besar, karena kalau gak Lebaran susah ngumpulnya," kata Arif Satria.
Pemilik nomor punggung 24 tersebut menceritakan tradisi Lebaran yang ada di keluarganya. Biasanya setelah melaksanakan shalat Ied, Arif dan keluarga ziarah ke makam ayah.
Namun, dengan adanya wabah corona, dirinya dan keluarganya melakukan beberapa penyesuaian yang salah satunya tidak melakukan sholat Ied berjamaah di masjid setempat.
"Lebaran tahun ini beda karena kita semua lagi menghadapi pandemi COVID-19 yang mengharuskan kita stay di rumah. Tapi yang tetap ya ke makam almarhum Papa, setelah itu banyakkan di rumah, karena Mama yang paling tua. Jadi adik-adik Mama ngumpulnya di rumah," kata Arif menambahkan.
Pada Lebaran tahun ini, pemain bertinggi 183 cm itu mengaku tidak memiliki masakan spesial. Namun, ada satu menu yang selalu disajikan di setiap perayaan di keluarga besarnya yaitu rendang.
"Makanan spesial gak ada sih, tapi biasanya rendang itu menu utama di saat Lebaran, gak tau kenapa pasti ada aja rendang, gak tahu juga kenapa," kata Arif menerangkan.
Sementara itu, Makan Kanote tetap bertahan di Surabaya. Mantan pemain Arema FC itu mengaku cukup kangen dengan masakan keluarga yang biasa disajikan saat Lebaran.