Timika (ANTARA) - Wakil Bupati Mimika Provinsi Papua Johannes Rettob meminta warganya tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk menghindari penularan wabah COVID-19.
Berbicara kepada ANTARA di Timika Kamis, John Rettob mengatakan meskipun angka reproduksi kasus COVID-19 di Mimika kini menurun jauh yaitu sekitar 0,7 persen, namun warga harus tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan.
"Saya berperan kepada masyarakat Mimika agar dalam masa adaptasi tatanan baru ini kita tetap mematuhi protokol kesehatan. Walaupun sekarang temuan kasus COVID-19 di Mimika cenderung menurun namun menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan menghindari kerumunan tetap harus dipatuhi agar Mimika bisa benar-benar bebas dari wabah pandemi COVID-19," kata John.
John menyebut terjadi pergeseran pemahaman warga Mimika menyikapi pandemi COVID-19 saat ini.
Jika pada masa-masa awal merebaknya wabah itu banyak terjadi stigmatisasi kepada warga terinfeksi COVID-19 sebagai aib, namun kini banyak warga merasa tidak takut lagi dengan COVID-19 sehingga tidak lagi mematuhi protokol kesehatan.
"Wabah pandemi COVID-19 memberikan banyak hal positif bagi warga, diantaranya orang mulai hidup bersih dengan rajin mencuci tangan dan menggunakan masker, jumlah orang sakit di rumah sakit dan fasilitas kesehatan sekarang menurun jauh dibandingkan saat sebelum adanya pandemi ini karena orang betul-betul menjaga kesehatannya jangan sampai terkena penyakit," ujar mantan Kepala Dishubkominfo Mimika itu.
Meskipun temuan kasus COVID-19 di Mimika kini terus menurun, namun Tim Gugus Tugas Percepatan Pengendalian COVID-19 setempat belum bisa memastikan apakah Mimika sudah melampaui puncak pandemi COVID-19.
Saat ini tim kesehatan TGTPP Mimika melakukan pemeriksaan massal dengan rapid test kepada para pelaku perjalanan di beberapa titik di Kota Timika yang tidak menggunakan masker.
Pada 21 Mei hingga 4 Juni, Mimika memberlakukan kebijakan pembatasan sosial diperketat dan diperluas (PSDD) untuk mencegah penularan COVID-19.
Setelah itu, Pemkab Mimika mulai memberlakukan kebijakan relaksasi PSDD dengan menerapkan pra new normal dan saat ini mulai menerapkan kebijakan adaptasi gaya hidup baru.
John mengatakan Mimika menargetkan untuk bisa menekan laju penularan kasus COVID-19 hingga angka reproduksi kasus mencapai di bawah 0,5 persen.
"Kalau angka reproduksi kasus COVID-19 di Mimika sudah bisa ditekan hingga di bawah 0,5 persen maka kita sudah bisa melakukan kegiatan secara normal kembali, tapi tentu dengan tetap menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan. Kegiatan perekonomian seperti pertokoan, rumah makan dan lainnya sudah bisa dibuka sampai jam 10 malam, demikian pun dengan penerbangan mungkin sudah bisa dibuka setiap hari. Tetapi semua itu akan dievaluasi dengan melihat perkembangan beberapa hari ke depan," jelasnya.
Pada Kamis ini terdapat penambahan empat kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Mimika, sehingga total kumulatif kasus COVID-19 di wilayah itu sudah mencapai 371 kasus.
Sementara jumlah pasien sembuh juga terus meningkat dengan penambahan sembilan pasien sembuh sehingga total keseluruhan pasien sembuh dari COVID-19 di Mimika mencapai 281 orang.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Mimika Reynold Ubra menyebut angka kesembuhan pasien COVID-19 di Mimika sudah mencapai 76 persen dari total kasus.
Adapun pasien yang sedang dirawat dan menjalani isolasi pada tiga rumah sakit di Mimika sebanyak 84 orang. Mereka tersebar di RSMM Timika satu pasien, RSUD Mimika 37 pasien dan RS Tembagapura 46 pasien.
Sementara jumlah pasien meninggal dunia akibat COVID-19 di Mimika masih sebanyak enam orang atau 1,67 persen.
Berbicara kepada ANTARA di Timika Kamis, John Rettob mengatakan meskipun angka reproduksi kasus COVID-19 di Mimika kini menurun jauh yaitu sekitar 0,7 persen, namun warga harus tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan.
"Saya berperan kepada masyarakat Mimika agar dalam masa adaptasi tatanan baru ini kita tetap mematuhi protokol kesehatan. Walaupun sekarang temuan kasus COVID-19 di Mimika cenderung menurun namun menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan menghindari kerumunan tetap harus dipatuhi agar Mimika bisa benar-benar bebas dari wabah pandemi COVID-19," kata John.
John menyebut terjadi pergeseran pemahaman warga Mimika menyikapi pandemi COVID-19 saat ini.
Jika pada masa-masa awal merebaknya wabah itu banyak terjadi stigmatisasi kepada warga terinfeksi COVID-19 sebagai aib, namun kini banyak warga merasa tidak takut lagi dengan COVID-19 sehingga tidak lagi mematuhi protokol kesehatan.
"Wabah pandemi COVID-19 memberikan banyak hal positif bagi warga, diantaranya orang mulai hidup bersih dengan rajin mencuci tangan dan menggunakan masker, jumlah orang sakit di rumah sakit dan fasilitas kesehatan sekarang menurun jauh dibandingkan saat sebelum adanya pandemi ini karena orang betul-betul menjaga kesehatannya jangan sampai terkena penyakit," ujar mantan Kepala Dishubkominfo Mimika itu.
Meskipun temuan kasus COVID-19 di Mimika kini terus menurun, namun Tim Gugus Tugas Percepatan Pengendalian COVID-19 setempat belum bisa memastikan apakah Mimika sudah melampaui puncak pandemi COVID-19.
Saat ini tim kesehatan TGTPP Mimika melakukan pemeriksaan massal dengan rapid test kepada para pelaku perjalanan di beberapa titik di Kota Timika yang tidak menggunakan masker.
Pada 21 Mei hingga 4 Juni, Mimika memberlakukan kebijakan pembatasan sosial diperketat dan diperluas (PSDD) untuk mencegah penularan COVID-19.
Setelah itu, Pemkab Mimika mulai memberlakukan kebijakan relaksasi PSDD dengan menerapkan pra new normal dan saat ini mulai menerapkan kebijakan adaptasi gaya hidup baru.
John mengatakan Mimika menargetkan untuk bisa menekan laju penularan kasus COVID-19 hingga angka reproduksi kasus mencapai di bawah 0,5 persen.
"Kalau angka reproduksi kasus COVID-19 di Mimika sudah bisa ditekan hingga di bawah 0,5 persen maka kita sudah bisa melakukan kegiatan secara normal kembali, tapi tentu dengan tetap menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan. Kegiatan perekonomian seperti pertokoan, rumah makan dan lainnya sudah bisa dibuka sampai jam 10 malam, demikian pun dengan penerbangan mungkin sudah bisa dibuka setiap hari. Tetapi semua itu akan dievaluasi dengan melihat perkembangan beberapa hari ke depan," jelasnya.
Pada Kamis ini terdapat penambahan empat kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Mimika, sehingga total kumulatif kasus COVID-19 di wilayah itu sudah mencapai 371 kasus.
Sementara jumlah pasien sembuh juga terus meningkat dengan penambahan sembilan pasien sembuh sehingga total keseluruhan pasien sembuh dari COVID-19 di Mimika mencapai 281 orang.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Mimika Reynold Ubra menyebut angka kesembuhan pasien COVID-19 di Mimika sudah mencapai 76 persen dari total kasus.
Adapun pasien yang sedang dirawat dan menjalani isolasi pada tiga rumah sakit di Mimika sebanyak 84 orang. Mereka tersebar di RSMM Timika satu pasien, RSUD Mimika 37 pasien dan RS Tembagapura 46 pasien.
Sementara jumlah pasien meninggal dunia akibat COVID-19 di Mimika masih sebanyak enam orang atau 1,67 persen.