Sentani, Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayapura telah mencanangkan program ketahanan pangan terhadap masyarakat mulai dari kampung untuk mengantisipasi kekurangan pangan di tengah pandemi COVID-19.
Kepala distrik Nimboran, Marsuki Ambo mengatakan geliat berkebun dari masyarakat di wilayah distrik nimboran saat ini sangat meningkat.
Dari 13 Kampung dan 1 Kelurahan yang ada di wilayah itu telah melaporkan masing-masing luas lahan yang digarap dengan ditanami berbagai jenis komoditas pertanian. Total keseluruhan luas bahan yang digarap saat ini sekitar 17 sampai 20 hektare.
"Ini yang terealisasi ya bukan yang ditargetkan. Karena luas lahan ini berdasarkan laporan rincian dari 13 Kampung dan 1 Kelurahan yang ada di wilayah distrik Nimboran," katanya.
Dia mengungkapkan tingginya Animo masyarakat saat ini untuk menggarap lahan pertanian justru diprediksi akan berdampak bagan terjadinya over produksi berbagai jenis komoditas pertanian di wilayah distrik Nimboran.
Apalagi kata dia ngeliat berkebun Ini bukan saja oleh masyarakat di distrik itu tetapi sudah dicanangkan di seluruh wilayah dan kampung-kampung yang ada di Kabupaten Jayapura.
"Ini yang pemerintah harus siapkan pasarnya karena seluruh kampung-kampung sekarang sudah kembali berkebun dan sudah otomatis akan terjadi over produksi sehingga pasar itu yang harus disiapkan misalnya jagung sayur sayuran umbi-umbian itu mau dikemanakan selain untuk dikonsumsi," kata Marsuki Ambo di Sentani melalui keterangan tertulis Humas COVID-19 Pemkab Jayapura, Jumat.
Dia menjelaskan, dari 17 hektare itu, setiap kampung menanam berbagai jenis tanaman pangan dan palawija mulai dari kacang-kacangan sayur-sayuran umbi-umbian padi jagung.
Sebagai contoh, kampung Pubaim luas lahan yang digarap ada 12 hektare, dan kampung kuipons ada 11 hektare. Lahan tersebut digarap oleh kelompok kelompok tani yang mana ada dimasikng masing kampung itu.
Dia menjelaskan di distrik nimboran dari 13 kampung yang ada masing-masing saat ini sudah mulai melakukan penanaman terhadap komoditas komoditas pangan untuk mendukung program ketahanan pangan dari pemerintah dalam masa pandemi COVID-19.
"Untuk Nimboran dari laporan masing masing kampung itu realisasinya 17 sampai 20 hektare lahan yang ditanami berbagai komoditas pertanian," ujarnya.
Sementara itu, Asisten II bidang perekonomian Setda Kabupaten Jayapura, Edi Susanto mengatakan, kalau nanti dari hasil produksi pangan ini sudah bisa dipastikan jumlah produksi sayur dengan jenisnya, jumlah produksi palawija dengan jenisnya, mungkin bisa ditindaklanjuti untuk bisa dikirim ke daerah pegunungan.
"Kalau sayur ke pegunungan mungkin peluangnya agak kecil karena, masyarakat di pegunungan ini juga menanam berbagai jenis sayuran," katanya.
Untuk itu sebagai salah satu solusi yang harus dikerjakan oleh pemerintah melalui DPR dan dinas dinas teknis, sehubungan dengan program ketahanan pangan ini supaya perlu membagi wilayah. Artinya penanaman komoditas pertanian di setiap wilayah itu tidak boleh sama.
"Misalnya wilayah mana dengan tanaman komoditas apa, dengan seperti itu nanti kita saling membutuhkan dan bisa terjual antar wilayah yang ada di dalam sini," ujarnya.
Program seperti ini juga akan menjaga stabilitas harga dari masing-masing komoditas tersebut. Karena Apabila semua masyarakat di wilayah kabupaten Jayapura menanam komoditas dengan jenis yang sama maka akan terjadi over produksi.
Kepala distrik Nimboran, Marsuki Ambo mengatakan geliat berkebun dari masyarakat di wilayah distrik nimboran saat ini sangat meningkat.
Dari 13 Kampung dan 1 Kelurahan yang ada di wilayah itu telah melaporkan masing-masing luas lahan yang digarap dengan ditanami berbagai jenis komoditas pertanian. Total keseluruhan luas bahan yang digarap saat ini sekitar 17 sampai 20 hektare.
"Ini yang terealisasi ya bukan yang ditargetkan. Karena luas lahan ini berdasarkan laporan rincian dari 13 Kampung dan 1 Kelurahan yang ada di wilayah distrik Nimboran," katanya.
Dia mengungkapkan tingginya Animo masyarakat saat ini untuk menggarap lahan pertanian justru diprediksi akan berdampak bagan terjadinya over produksi berbagai jenis komoditas pertanian di wilayah distrik Nimboran.
Apalagi kata dia ngeliat berkebun Ini bukan saja oleh masyarakat di distrik itu tetapi sudah dicanangkan di seluruh wilayah dan kampung-kampung yang ada di Kabupaten Jayapura.
"Ini yang pemerintah harus siapkan pasarnya karena seluruh kampung-kampung sekarang sudah kembali berkebun dan sudah otomatis akan terjadi over produksi sehingga pasar itu yang harus disiapkan misalnya jagung sayur sayuran umbi-umbian itu mau dikemanakan selain untuk dikonsumsi," kata Marsuki Ambo di Sentani melalui keterangan tertulis Humas COVID-19 Pemkab Jayapura, Jumat.
Dia menjelaskan, dari 17 hektare itu, setiap kampung menanam berbagai jenis tanaman pangan dan palawija mulai dari kacang-kacangan sayur-sayuran umbi-umbian padi jagung.
Sebagai contoh, kampung Pubaim luas lahan yang digarap ada 12 hektare, dan kampung kuipons ada 11 hektare. Lahan tersebut digarap oleh kelompok kelompok tani yang mana ada dimasikng masing kampung itu.
Dia menjelaskan di distrik nimboran dari 13 kampung yang ada masing-masing saat ini sudah mulai melakukan penanaman terhadap komoditas komoditas pangan untuk mendukung program ketahanan pangan dari pemerintah dalam masa pandemi COVID-19.
"Untuk Nimboran dari laporan masing masing kampung itu realisasinya 17 sampai 20 hektare lahan yang ditanami berbagai komoditas pertanian," ujarnya.
Sementara itu, Asisten II bidang perekonomian Setda Kabupaten Jayapura, Edi Susanto mengatakan, kalau nanti dari hasil produksi pangan ini sudah bisa dipastikan jumlah produksi sayur dengan jenisnya, jumlah produksi palawija dengan jenisnya, mungkin bisa ditindaklanjuti untuk bisa dikirim ke daerah pegunungan.
"Kalau sayur ke pegunungan mungkin peluangnya agak kecil karena, masyarakat di pegunungan ini juga menanam berbagai jenis sayuran," katanya.
Untuk itu sebagai salah satu solusi yang harus dikerjakan oleh pemerintah melalui DPR dan dinas dinas teknis, sehubungan dengan program ketahanan pangan ini supaya perlu membagi wilayah. Artinya penanaman komoditas pertanian di setiap wilayah itu tidak boleh sama.
"Misalnya wilayah mana dengan tanaman komoditas apa, dengan seperti itu nanti kita saling membutuhkan dan bisa terjual antar wilayah yang ada di dalam sini," ujarnya.
Program seperti ini juga akan menjaga stabilitas harga dari masing-masing komoditas tersebut. Karena Apabila semua masyarakat di wilayah kabupaten Jayapura menanam komoditas dengan jenis yang sama maka akan terjadi over produksi.