Jayapura (ANTARA) - Aktivitas dibukanya kembali penerbangan udara antar daerah di wilayah Papua mulai bergeliat menggairahkan ekonomi warga daerah setempat meski masih dalam pemberlakuan relaksasi penanganan tanggap darurat pencegahan virus corona (COVID-19) dilakukan Pemerintah Provinsi Papua hingga 31 Juli 2020.
Mulai beroperasinya penerbangan di bandara Papua secara langsung berdampak dengan ekonomi warga lokal, seperti para porter pengangkut barang, pelaku usaha penjual makanan dan minuman, mama-mama penjual buah pinang sirih.
Bahkan, para pedagang tas khas Papua noken, penjual koran hingga sopir taksi dan ojek di kawasan bandara dapat memperoleh kembali pendapatan keseharian untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga.
Dampak ekonomi juga pascaberoperasinya bandara di Papua dirasakan perusahaan BUMN PT Angkasa Pura 1 sebagai pengelola bandara Sentani dan Biak serta UPBU Kemenhub di bandara Mozes Kilangin Timika dan bandara Wamena karena bisa memperoleh pendapatan dari retribusi jasa parkir dan pengelolaan bandara setempat.
Operasional bandara di Papua yang telah melayani angkutan penumpang udara, diantaranya bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, bandara Mozes Kilanggin Timika, bandara Frans Kaisiepo Kabupaten Biak Numfor, bandara Wamena, bandara Mopah Merauke serta beberapa bandara lainnya.
Selama masa relaksasi yang berlangsung 10 Juni hingga saat ini operasional penerbangan di bandara Sentani telah melayani empat perusahaan operator jasa angkutan udara yang sudah melayani rute dari bandara Sentani Jayapura.
Perusahaan yang sudah melayan angkutan penumpang udara di bandara Sentani Jayapura di antaranya Garuda Indonesia, Batik Air, Sriwijaya Air dan Trigana Air dengan menerbangkan 2.900 orang dari bandara Sentani.
General Manager PT Angkasa Pura 1 Bandara Sentani Jayapura Agus Budiharto mengakui, hingga kini meski sudah ada layanan penerbangan udara di bandara Sentani tetapi perusahaan penerbangan yang melayani rute ke Jayapura masih sangat terbatas.
Selama masa relaksasasi yang melayani penerbangan tujuan Sentani-Cengkareng adalah Garuda Indonesia dan Batik Air seminggu dua kali dan Sriwijaya Air hanya seminggu sekali.
Sedangkan untuk operasional perusahaan Trigana Air telah melayani penerbangan penumpang dua kali seminggu tujuan Sentani-Wamena dan Serui.
"Memang layanan penumpang udara sudah berjalan meski belum maksimal karena perusahaan penerbangan yang beroperasi juga harus menerapkan protokol kesehatan terkait pencegahan pandemi COVID-19,"kata Agus.
Agus menjelaskan, setiap harinya bandara Sentani melayani penumpang berangkat sebanyak 148 orang sedangkan yang tiba sekitat 150 orang.
Untuk memantau kesehatan para penumpang pesawat udara di bandara Sentani Jayapupura, petugas dari karantina kesehatan pelabuhan (KKP) senantiasa bertugas memeriksa kesehatan penumpang udara.
"Pihak bandara Sentani Jayapura juga menyediakan klinik untuk pemeriksaan cepat (rapid tes) serta test swab,"ungkap mantan GM PT Angkasa Pura 1 bandara Frans Kaisiepo Biak itu.
Untuk pelayanan angkutan kargo, menurut Agus, rata-rata bandara Sentani Jayapura melayani 40 kali penerbangan yang sebagian besar dengan tujuan kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Mimika buka penerbangan
Bupati Kabupaten Mimika, Papua Eltinus Omaleng mempersilahkan semua operator penerbangan baik antarprovinsi maupun intra Papua untuk kembali beroperasi normal melayani penumpang pesawat udara seperti sebelum terjadinya wabah pandemi COVID-19 mulai pertengahan Maret.
"Penerbangan dari Timika kita buka bebas baik itu untuk rute antar kota di Papua maupun ke luar Papua,"kata Bupati Omaleng di Timika.
Bupati Omaleng menegaskan hal itu setelah Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat bersama-sama menyepakati berlakunya kebijakan penerapan tatanan hidup baru (new normal) di Kabupaten Mimika pascadilanda pandemi COVID-19.
Kegiatan penerbangan angkutan udara membawa penumpang dari dan menuju Bandara Mozes Kilangin Timika dihentikan total pada 26 Maret hingga pertengahan Juni setelah ditemukan kasus COVID-19 di Kabupaten Mimika pada 25 Maret.
Menurut Omaleng, operator penerbangan komersial yang selama ini telah melayani rute penerbangan penumpang udara ke Bandara Mozes Kilangin Timika yaitu Garuda Indonesia, Batik Air, Sriwijaya Air dan Citilink dipersilakan membuka kembali rute penerbangan ke wilayah itu.
"Pemkab Mimika telah menerapkan normal baru maka aktivitas penerbangan udara mulai dibuka kembali dari dan keluar Timika,"ungkap Bupati Eltinus Omaleng.
Sebelum wabah COVID-19 melanda Mimika pada pertengahan Maret, Garuda Indonesia setiap hari mengoperasikan dua armada pesawat untuk melayani rute penerbangan ke Timika dua kali sehari yaitu rute Jakarta-Makassar-Timika-Jayapura (PP) dan rute Jakarta-Denpasar-Timika-Jayapura (PP).
Hal yang sama juga dilakukan oleh maskapai Batik Air yang mengoperasikan dua armada pesawat untuk melayani rute Jakarta-Timika (PP) dan rute Jakarta-Makassar-Timika-Jayapura (PP).
Adapun maskapai Sriwijaya Air mengoperasikan satu armada pesawat untuk melayani rute Jakarta-Makassar-Timika-Jayapura (PP).
Sedangkan maskapai Citilink hanya tiga kali sepekan melayani rute penerbangan Denpasar-Timika (PP).
Di luar empat maskapai penerbangan komersial itu, setiap hari pesawat Airfast Indonesia milik PT Freeport Indonesia melayani penerbangan rute Jakarta-Makassar-Timika (PP) untuk mengangkut penumpang karyawan PT Freeport dan perusahaan subkontraktornya.
Sementara itu, Kepala Unit Pengelolaan Bandar Udara (UPBU) Mozes Kilangin Ambar Suryoko di Timika, mengatakan sejumlah maskapai penerbangan yang melayani rute penerbangan ke dan dari Timika mulai menambah frekuensi penerbangan.
Info terbaru, katanya, maskapai Batik Air membuka kembali rute penerbangan langsung Jakarta-Timika pulang pergi sejak Senin 6 Juli 2020.
Untuk sementara Batik Air akan melayani rute penerbangan langsung Jakarta-Timika pulang pergi dua kali sepekan yaitu setiap Senin dan Jumat.
Selain itu, sejak sebulan sebelumnya, Batik Air juga telah mengoperasikan kembali rute penerbangan Makassar-Timika pulang pergi.
"Hampir semua maskapai sudah siap untuk menormalkan kembali jadwal penerbangannya. Sebagai contoh Batik Air sudah membuka kembali rute penerbangan langsung Jakarta-Timika pulang pergi dua kali seminggu. Demikian pun dengan Trigana Air juga sudah membuka kembali rute penerbangan Wamena Timika pulang pergi dua kali seminggu," kata Ambar.
Meski aktivitas penerbangan mulai berangsur normal kembali, UPBU Mozes Kilangin Timika meminta semua operator penerbangan maupun para pengguna jasa penerbangan agar benar-benar memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan dalam rutinitas penerbangan.
Di antara protokol kesehatan harus dipatuhi, menurut Ambar, yaitu penggunaan masker, menjaga jarak, menyediakan sarana cuci tangan, sabun dan hand sanitizer dan alat pelindung diri untuk mencegah penyebaran virus corona.
Ambar mengakui masih ada keluhan dari calon penumpang yang hendak berangkat terkait lamanya waktu proses verifikasi dokumen perjalanan di Posko Gabungan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Tim Kesehatan Gugus Tugas COVID-19 Mimika sebelum masuk ke ruang check in.
Lamanya proses verifikasi dokumen perjalanan calon penumpang seperti surat keterangan bebas COVID-19 dan lainnya itu lantaran keterbatasan petugas operasional di lapangan.
Apalagi saat ini Bandara Timika mengoperasikan dua terminal yaitu terminal sisi utara yang dikelola oleh PT AVCO dan terminal sisi selatan yang dikelola oleh UPBU (perpanjangan tangan Kementerian Perhubungan).
"Memang yang menjadi kendala ketika waktu beroperasi bersamaan baik antara penumpang yang hendak berangkat maupun yang baru tiba maka ini menimbulkan kesulitan karena petugas operasional yang sangat terbatas jumlahnya. Hal ini tentu akan kami diskusikan dengan pihak Gugus Tugas lokal maupun pihak operator dalam upaya mencari solusi terbaik sehingga ke depan proses verifikasi dokumen calon penumpang bisa lebih cepat,"harapnya.
Perpanjang tanggap darurat
Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal menyebut, kebijakan Pemerintah Provinsi Papua telah memperpanjang masa tanggap darurat COVID-19 hingga 31 Juli 2020.
Dengan diperpanjangnya masa tanggap darurat COVID-19, menurut Wagub Klemen Tinal, maka bupati/wali kota di lima wilayah adat bertanggungjawab sebagai pengendali dalam penanganannya.
Dalam kebijakan Pembatasan Sosial Diperluas dan Diperbesar (PSDD) tahap VII dan relaksasi kontekstual tahap III, menurut Wagub Klemen Tinal, Pemprov Papua mendukung penanganan COVID-19 di kabupaten/kota secara selektif, serta memberdayakan dan meningkatkan partisipasi masyarakat bekerjasama lintas sektor dengan tokoh agama, adat dan masyarakat.
Selain itu juga dilakukan penguatan dan kemandirian masyarakat dengan membangun potensi dan keunggulan masyarakat, saling membantu dan gotong royong melalui pembentukan kampung tangguh COVID-19 di setiap RT/RW yang menjadi basis pemutusan mata rantai penularan virus corona.
"Serta pemerintah juga mengefektifkan Puskesmas sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan umum,"harap Wagub Klemen Tinal.
Beberapa penumpang udara di bandara Sentani sebelum mendapatkan kepastian keberangkatan dengan pesawat harus mengikuti pemeriksaan ketat admiistrasi keberangkatan, di antaranya surat pemeriksaan bebas COVID-19, kartu identitas diri KTP elektronik dan surat keterangan jalan.
Mulai beroperasinya penerbangan di bandara Papua secara langsung berdampak dengan ekonomi warga lokal, seperti para porter pengangkut barang, pelaku usaha penjual makanan dan minuman, mama-mama penjual buah pinang sirih.
Bahkan, para pedagang tas khas Papua noken, penjual koran hingga sopir taksi dan ojek di kawasan bandara dapat memperoleh kembali pendapatan keseharian untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga.
Dampak ekonomi juga pascaberoperasinya bandara di Papua dirasakan perusahaan BUMN PT Angkasa Pura 1 sebagai pengelola bandara Sentani dan Biak serta UPBU Kemenhub di bandara Mozes Kilangin Timika dan bandara Wamena karena bisa memperoleh pendapatan dari retribusi jasa parkir dan pengelolaan bandara setempat.
Operasional bandara di Papua yang telah melayani angkutan penumpang udara, diantaranya bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, bandara Mozes Kilanggin Timika, bandara Frans Kaisiepo Kabupaten Biak Numfor, bandara Wamena, bandara Mopah Merauke serta beberapa bandara lainnya.
Selama masa relaksasi yang berlangsung 10 Juni hingga saat ini operasional penerbangan di bandara Sentani telah melayani empat perusahaan operator jasa angkutan udara yang sudah melayani rute dari bandara Sentani Jayapura.
Perusahaan yang sudah melayan angkutan penumpang udara di bandara Sentani Jayapura di antaranya Garuda Indonesia, Batik Air, Sriwijaya Air dan Trigana Air dengan menerbangkan 2.900 orang dari bandara Sentani.
General Manager PT Angkasa Pura 1 Bandara Sentani Jayapura Agus Budiharto mengakui, hingga kini meski sudah ada layanan penerbangan udara di bandara Sentani tetapi perusahaan penerbangan yang melayani rute ke Jayapura masih sangat terbatas.
Selama masa relaksasasi yang melayani penerbangan tujuan Sentani-Cengkareng adalah Garuda Indonesia dan Batik Air seminggu dua kali dan Sriwijaya Air hanya seminggu sekali.
Sedangkan untuk operasional perusahaan Trigana Air telah melayani penerbangan penumpang dua kali seminggu tujuan Sentani-Wamena dan Serui.
"Memang layanan penumpang udara sudah berjalan meski belum maksimal karena perusahaan penerbangan yang beroperasi juga harus menerapkan protokol kesehatan terkait pencegahan pandemi COVID-19,"kata Agus.
Agus menjelaskan, setiap harinya bandara Sentani melayani penumpang berangkat sebanyak 148 orang sedangkan yang tiba sekitat 150 orang.
Untuk memantau kesehatan para penumpang pesawat udara di bandara Sentani Jayapupura, petugas dari karantina kesehatan pelabuhan (KKP) senantiasa bertugas memeriksa kesehatan penumpang udara.
"Pihak bandara Sentani Jayapura juga menyediakan klinik untuk pemeriksaan cepat (rapid tes) serta test swab,"ungkap mantan GM PT Angkasa Pura 1 bandara Frans Kaisiepo Biak itu.
Untuk pelayanan angkutan kargo, menurut Agus, rata-rata bandara Sentani Jayapura melayani 40 kali penerbangan yang sebagian besar dengan tujuan kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Mimika buka penerbangan
Bupati Kabupaten Mimika, Papua Eltinus Omaleng mempersilahkan semua operator penerbangan baik antarprovinsi maupun intra Papua untuk kembali beroperasi normal melayani penumpang pesawat udara seperti sebelum terjadinya wabah pandemi COVID-19 mulai pertengahan Maret.
"Penerbangan dari Timika kita buka bebas baik itu untuk rute antar kota di Papua maupun ke luar Papua,"kata Bupati Omaleng di Timika.
Bupati Omaleng menegaskan hal itu setelah Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat bersama-sama menyepakati berlakunya kebijakan penerapan tatanan hidup baru (new normal) di Kabupaten Mimika pascadilanda pandemi COVID-19.
Kegiatan penerbangan angkutan udara membawa penumpang dari dan menuju Bandara Mozes Kilangin Timika dihentikan total pada 26 Maret hingga pertengahan Juni setelah ditemukan kasus COVID-19 di Kabupaten Mimika pada 25 Maret.
Menurut Omaleng, operator penerbangan komersial yang selama ini telah melayani rute penerbangan penumpang udara ke Bandara Mozes Kilangin Timika yaitu Garuda Indonesia, Batik Air, Sriwijaya Air dan Citilink dipersilakan membuka kembali rute penerbangan ke wilayah itu.
"Pemkab Mimika telah menerapkan normal baru maka aktivitas penerbangan udara mulai dibuka kembali dari dan keluar Timika,"ungkap Bupati Eltinus Omaleng.
Sebelum wabah COVID-19 melanda Mimika pada pertengahan Maret, Garuda Indonesia setiap hari mengoperasikan dua armada pesawat untuk melayani rute penerbangan ke Timika dua kali sehari yaitu rute Jakarta-Makassar-Timika-Jayapura (PP) dan rute Jakarta-Denpasar-Timika-Jayapura (PP).
Hal yang sama juga dilakukan oleh maskapai Batik Air yang mengoperasikan dua armada pesawat untuk melayani rute Jakarta-Timika (PP) dan rute Jakarta-Makassar-Timika-Jayapura (PP).
Adapun maskapai Sriwijaya Air mengoperasikan satu armada pesawat untuk melayani rute Jakarta-Makassar-Timika-Jayapura (PP).
Sedangkan maskapai Citilink hanya tiga kali sepekan melayani rute penerbangan Denpasar-Timika (PP).
Di luar empat maskapai penerbangan komersial itu, setiap hari pesawat Airfast Indonesia milik PT Freeport Indonesia melayani penerbangan rute Jakarta-Makassar-Timika (PP) untuk mengangkut penumpang karyawan PT Freeport dan perusahaan subkontraktornya.
Sementara itu, Kepala Unit Pengelolaan Bandar Udara (UPBU) Mozes Kilangin Ambar Suryoko di Timika, mengatakan sejumlah maskapai penerbangan yang melayani rute penerbangan ke dan dari Timika mulai menambah frekuensi penerbangan.
Info terbaru, katanya, maskapai Batik Air membuka kembali rute penerbangan langsung Jakarta-Timika pulang pergi sejak Senin 6 Juli 2020.
Untuk sementara Batik Air akan melayani rute penerbangan langsung Jakarta-Timika pulang pergi dua kali sepekan yaitu setiap Senin dan Jumat.
Selain itu, sejak sebulan sebelumnya, Batik Air juga telah mengoperasikan kembali rute penerbangan Makassar-Timika pulang pergi.
"Hampir semua maskapai sudah siap untuk menormalkan kembali jadwal penerbangannya. Sebagai contoh Batik Air sudah membuka kembali rute penerbangan langsung Jakarta-Timika pulang pergi dua kali seminggu. Demikian pun dengan Trigana Air juga sudah membuka kembali rute penerbangan Wamena Timika pulang pergi dua kali seminggu," kata Ambar.
Meski aktivitas penerbangan mulai berangsur normal kembali, UPBU Mozes Kilangin Timika meminta semua operator penerbangan maupun para pengguna jasa penerbangan agar benar-benar memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan dalam rutinitas penerbangan.
Di antara protokol kesehatan harus dipatuhi, menurut Ambar, yaitu penggunaan masker, menjaga jarak, menyediakan sarana cuci tangan, sabun dan hand sanitizer dan alat pelindung diri untuk mencegah penyebaran virus corona.
Ambar mengakui masih ada keluhan dari calon penumpang yang hendak berangkat terkait lamanya waktu proses verifikasi dokumen perjalanan di Posko Gabungan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Tim Kesehatan Gugus Tugas COVID-19 Mimika sebelum masuk ke ruang check in.
Lamanya proses verifikasi dokumen perjalanan calon penumpang seperti surat keterangan bebas COVID-19 dan lainnya itu lantaran keterbatasan petugas operasional di lapangan.
Apalagi saat ini Bandara Timika mengoperasikan dua terminal yaitu terminal sisi utara yang dikelola oleh PT AVCO dan terminal sisi selatan yang dikelola oleh UPBU (perpanjangan tangan Kementerian Perhubungan).
"Memang yang menjadi kendala ketika waktu beroperasi bersamaan baik antara penumpang yang hendak berangkat maupun yang baru tiba maka ini menimbulkan kesulitan karena petugas operasional yang sangat terbatas jumlahnya. Hal ini tentu akan kami diskusikan dengan pihak Gugus Tugas lokal maupun pihak operator dalam upaya mencari solusi terbaik sehingga ke depan proses verifikasi dokumen calon penumpang bisa lebih cepat,"harapnya.
Perpanjang tanggap darurat
Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal menyebut, kebijakan Pemerintah Provinsi Papua telah memperpanjang masa tanggap darurat COVID-19 hingga 31 Juli 2020.
Dengan diperpanjangnya masa tanggap darurat COVID-19, menurut Wagub Klemen Tinal, maka bupati/wali kota di lima wilayah adat bertanggungjawab sebagai pengendali dalam penanganannya.
Dalam kebijakan Pembatasan Sosial Diperluas dan Diperbesar (PSDD) tahap VII dan relaksasi kontekstual tahap III, menurut Wagub Klemen Tinal, Pemprov Papua mendukung penanganan COVID-19 di kabupaten/kota secara selektif, serta memberdayakan dan meningkatkan partisipasi masyarakat bekerjasama lintas sektor dengan tokoh agama, adat dan masyarakat.
Selain itu juga dilakukan penguatan dan kemandirian masyarakat dengan membangun potensi dan keunggulan masyarakat, saling membantu dan gotong royong melalui pembentukan kampung tangguh COVID-19 di setiap RT/RW yang menjadi basis pemutusan mata rantai penularan virus corona.
"Serta pemerintah juga mengefektifkan Puskesmas sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan umum,"harap Wagub Klemen Tinal.
Beberapa penumpang udara di bandara Sentani sebelum mendapatkan kepastian keberangkatan dengan pesawat harus mengikuti pemeriksaan ketat admiistrasi keberangkatan, di antaranya surat pemeriksaan bebas COVID-19, kartu identitas diri KTP elektronik dan surat keterangan jalan.