Tanjungpinang (ANTARA) - Pelantikan Isdianto sebagai Gubernur Kepulauan Riau dijadwalkan pada Senin (27/7) di Istana Negara dengan menerapkan protokol kesehatan.

Sekretaris Daerah Kepri Tengku Said Arif Fadillah menyampaikan informasi itu kepada sejumlah jurnalis setelah mengikuti rapat persiapan pelantikan Isdianto sebagai Gubernur Kepri melalui video conference di Kantor Pemprov Kepri, Jumat.

"Pak Isdianto akan dilantik sebagai Gubernur Kepri defenitif, Senin (27/7). Pelantikan yang direncanakan Senin siang itu akan dilaksanakan di Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo," ujarnya.

Arif mengatakan bahwa Isdianto dilantik berdasarkan Keppres Nomor 71/P Tahun 2020 tentang Pengesahan Pemberhentian dengan Hormat Wakil Gubernur Kepulauan Riau Sisa Masa Jabatan Tahun 2016—2021 dan Pengesahan Pengangkatan Gubernur Kepulauan Riau Sisa Masa Jabatan Tahun 2016—2021.

Isdianto yang sejak 13 Juli 2019 menjabat sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Kepri berangkat ke Jakarta pada hari Sabtu (25/7).

Isdianto akan dites swab untuk diperiksa dengan metode PCR guna pastikan tidak tertular COVID-19.

Pemeriksaan kesehatan itu, kata dia, sesuai dengan arahan Sekretariat Presiden.

"Kami terus menunggu informasi dan menerima setiap arahan," ucap Arif.

Sementara itu, untuk undangan dalam acara itu, kata dia, sampai saat ini yang diperbolehkan adalah istri dan anak dari Isdianto, Sekda Kepri, dan Ketua DPRD Provinsi Kepri.

"Kami berharap masyarakat Kepri mendoakan untuk kelancaran prosesi pelantikan tersebut," katanya.

Perjalanan Politik

Berdasarkan catatan ANTARA, Isdianto masuk ke dunia politik setelah H.M. Sani, abang kandungnya meninggal dunia.

Sani sempat menjabat sebagai Gubernur Kepri berpasangan dengan Nurdi Basirun hasil Pilkada 2016.

Isdianto yang menjabat sebagai pejabat Eselon II Pemprov Kepri mendaftarkan dirinya sebagai Wakil Gubernur Kepri setelah mendapat dukungan dari partai pengusung H.M. Sani-Nurdin Basirun, yakni Partai Demokrat, Partai NasDem, PPP, dan PKB.

Namun, pergulatan politik yang terjadi mulai pertengahan tahun 2016 hingga awal 2018 tidak membuahkan hasil.

Akhirnya Isdianto masuk ke PDIP untuk memuluskan langkahnya sebagai Wakil Gubernur Kepri mendampingi Nurdin Basirun.

Pada tanggal 27 Maret 2018, Isdianto menggapai cita-citanya sebagai Wakil Gubernur Kepri dari kader PDIP.

Isdianto akhirnya menjabat sebagai Plt. Gubernur Kepri setelah Nurdin Basirun ditangkap KPK pada tanggal 27 Juli 2019.



Kala itu kondisi politik pun berlahan-lahan berubah, hubungan Isdianto dengan pengurus PDIP retak hingga akhirnya dia dikeluarkan dari PDIP menjelang Pilkada Kepri 2020.

Isdianto kini masih mencari dukungan dari sekitar empat partai yang masih tersisa, yakni PKS, Hanura, Demokrat, dan PAN.

Partai lainnya, PDIP, Gerindra, dan PKB telah mengusung Soerya Respationo-Iman Sutiawan, sementara Partai Golkar, Nasdem, dan PPP mengusung Ansar Ahmad-Marlin Agustina.

Ismeth Abdulla, mantan Gubernur Kepri yang digadang berpasangan dengan Irwan juga masih melobi partai yang didekati oleh Isdianto.

Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Raja Haji Tanjungpinang Endri Sanopaka mengatakan bahwa masing-masing politikus masih memiliki peluang untuk diusung pada pilkada sebelum memasuki tahapan pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur.

"Saya pikir Isdianto memiliki modal politik dan koneksi sebagai kepala daerah sehingga kans cukup kuat untuk mendapatkan partai," kata Endri Sanopaka.

Pewarta : Nikolas Panama
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024