Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mewaspadai sejumlah cuaca antariksa yang kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap bumi.
"Karena cuaca antariksa itu juga suatu fenomena astronomis yang sangat mempunyai pengaruh dampak yang cukup signifikan terhadap sistem teknologi yang berbasis antariksa dan ground segment di ruas bumi," kata Kepala Pusat Sains Antartika LAPAN Clara Y. Yatini dalam konferensi pers yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara virtual dari Jakarta, Senin.
Ia mengatakan bahwa LAPAN perlu memperhatikan cuaca antariksa karena cuaca antariksa berasal dari matahari, dan bintang di pusat tata surya tersebut terkadang dapat melontarkan partikel-partikel yang akan dengan jelas mempengaruhi bumi.
Ia mencontohkan salah satu contoh lontaran partikel yang akan dapat mempengaruhi bumi, yaitu yang disebut dengan coronal mass ejection (CME) atau lontaran massa corona.
Ia mengatakan bahwa jika lontaran massa corona tersebut sampai ke Bumi, partikel-partikel tersebut akan mengakibatkan gangguan di geomagnet dan akan mempengaruhi pengukuran medan magnet Bumi.
Kemudian, Clara juga menyebutkan cuaca antariksa yang disebut dengan solar flares atau semburan matahari yang dapat melontarkan radiasi energi tinggi yang bisa berpengaruh terhadap komunikasi.
Sementara itu, cuaca antariksa berupa bintik matahari, menurut dia, tidak ada pengaruh langsung terhadap bumi. Tetapi bintik matahari itu mempunyai keterkaitan erat dengan semburan matahari sehingga bintik matahari tersebut juga perlu diwaspadai.
"Apabila di atasnya kemudian terjadi ledakan, maka akan berpengaruh terhadap kondisi antariksa yang ada di atas bumi," kata Clara.
Sementara itu, berbagai dampak yang terkait dengan semburan partikel maupun radiasi yang berasal matahari, kata dia, dapat berpengaruh terhadap satelit, terhadap orbit satelit, karena satelit itu akan mengalami hambatan yang lebih besar apabila ada partikel-partikel dari Matahari
"Kemudian, ada juga gangguan gelombang radio, sintilasi dan bisa juga ada radiasi terhadap penumpang pesawat," katanya.
"Dan ini yang sedang kami teliti, bagaimana radiasi partikel ini berpengaruh terhadap penumpang pesawat, terutama yang melewati kutub," kata Clara lebih lanjut.
"Karena cuaca antariksa itu juga suatu fenomena astronomis yang sangat mempunyai pengaruh dampak yang cukup signifikan terhadap sistem teknologi yang berbasis antariksa dan ground segment di ruas bumi," kata Kepala Pusat Sains Antartika LAPAN Clara Y. Yatini dalam konferensi pers yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara virtual dari Jakarta, Senin.
Ia mengatakan bahwa LAPAN perlu memperhatikan cuaca antariksa karena cuaca antariksa berasal dari matahari, dan bintang di pusat tata surya tersebut terkadang dapat melontarkan partikel-partikel yang akan dengan jelas mempengaruhi bumi.
Ia mencontohkan salah satu contoh lontaran partikel yang akan dapat mempengaruhi bumi, yaitu yang disebut dengan coronal mass ejection (CME) atau lontaran massa corona.
Ia mengatakan bahwa jika lontaran massa corona tersebut sampai ke Bumi, partikel-partikel tersebut akan mengakibatkan gangguan di geomagnet dan akan mempengaruhi pengukuran medan magnet Bumi.
Kemudian, Clara juga menyebutkan cuaca antariksa yang disebut dengan solar flares atau semburan matahari yang dapat melontarkan radiasi energi tinggi yang bisa berpengaruh terhadap komunikasi.
Sementara itu, cuaca antariksa berupa bintik matahari, menurut dia, tidak ada pengaruh langsung terhadap bumi. Tetapi bintik matahari itu mempunyai keterkaitan erat dengan semburan matahari sehingga bintik matahari tersebut juga perlu diwaspadai.
"Apabila di atasnya kemudian terjadi ledakan, maka akan berpengaruh terhadap kondisi antariksa yang ada di atas bumi," kata Clara.
Sementara itu, berbagai dampak yang terkait dengan semburan partikel maupun radiasi yang berasal matahari, kata dia, dapat berpengaruh terhadap satelit, terhadap orbit satelit, karena satelit itu akan mengalami hambatan yang lebih besar apabila ada partikel-partikel dari Matahari
"Kemudian, ada juga gangguan gelombang radio, sintilasi dan bisa juga ada radiasi terhadap penumpang pesawat," katanya.
"Dan ini yang sedang kami teliti, bagaimana radiasi partikel ini berpengaruh terhadap penumpang pesawat, terutama yang melewati kutub," kata Clara lebih lanjut.