Jayapura (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura, Papua, rutin menginformasikan prakiraan cuaca yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua
Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah V Jayapura, Ezri Ronsumbre di Jayapura, Minggu, mengemukakan BPBD Provinsi Papua selalu meminta data informasi cuaca ke pihaknya atau selalu menyurati langsung ke kepala bidang untuk meminta data prakiraan cuaca.
Komunikasi dengan BPBD Papua dengan BBMKG Wilayah V Jayapura itu sangat intens. BPBD Papua sudah mempunyai pengangan rencana kontigensi penanganan becana, kemudian dari BBMKG Jayapura hanya menginformasikan kondisi cuaca seperti apa.
"Kalau masalah media diseminasi, kami kan punya banyak media penyebaran informasi yang kami gunakan, baik informasi cuaca yang paling jauh itu satu mingguan sampai peringatan dini cuaca ekstrim maupun informasi iklim," kata Ezri.
Menurut dia, kalau informasi iklim itu sifatnya sudah memprakirakan hujan bulanan, kira-kira sifatnya lebih banyak dari biasanya atau tidak, itu kan nanti ada kelihatan potensi bencana bencana hidrometeorologi di situ juga dari informasi iklim untuk jangka yang lebih panjang.
Terkait dengan antisipasi bencana hidrometeorologi, kata dia, per Januari 2020, kejadian banjir di Jakarta yang hujannya sehari pas tahun baru 2020, hujannya sangat ekstrem sehingga Presiden Joko Widodo langsung memerintahkan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sampai BPBD dan pihak lainnya untuk mempunyai semacam rencana kontigensi (renko) persiapan seandainya kondisi tersebut terjadi di daerah.
Menurut dia, akhirnya pihaknya dan BPBD dan pihak lainnya, terutama BPBD sudah menginisiasi membuat semacam rencana kontingensi itulah yang menjadi semacam buku panduan apabila terjadi curah hujan tinggi selanjutnya yang harus dilakukan.
Tugas dari BBMKG Wilayah V Jayapura hanya memberikan informasi terkait kondisi terkini yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, hujannya lebih banyak dari biasanya atau tidak.
"Jadi ini berjalan sampai akhir tahun, sebelum pandemi COVID-19 atau sebelum Papua 'lockdown' untuk tingkat Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan beberapa kabupaten lainnya itu sudah membuuat rencana kontingensi itu dalam bentuk buku, kemudian provinsi yang terakhir sebelum pandemi COVID-19," ujarnya.
Dari sisi antisipasi menghadapi bencana itu, menurutnya, institusi itu sudah mempunyai pegangan, sudah duduk bersama dan melakukan rapat kemudian informasi dari BBMKG Wilayah V Jayapura bagaimana kemudian apa yang harus dilakukan.
"Tugas kita saat ini hanya memperbarui dan memberikan informasi yang berhubungan dengan kodisi saat ini, karena memang perlu di ketahui bahwa cuaca di Papua sifatnya dinamis cepat sekali berubah, dan terkait dengan informasi La Nina yang saat ini sedang berkembang, kami masih pantau karena hujan-hujan yang terjadi, istilahnya masih dipantau, kami tidak bisa menjas kalau ini fenomena La Nina," katanya.
Dia mengatakan lantaran fenomena La Nina itu sendiri tidak mempunyai dampak ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk Papua, karena Papua itu selama ini, dari hasil penelitian yang dibuat sebelumnya, Papua mempunyai faktor lokal yang lebih dominan daripada daerah lain, jadi La Nina itu lebih banyak efeknya di Merauke dan wilayah Biak.
Terkait media dieseminasi, kata dia, pihaknya hanya bertugas untuk menyebarluaskan informasi terkait kondisi, baik berupa produk iklim maupun potensi hujan bulanan, kemudian informasi cuaca "peringatan dini now custing" apabila ada potensi cuaca yang jam-jamannya saat ini maka BBMKG Jayapura akan mengeluarkan rilis peringatan cuaca ekstrem, ada peringatan cuaca ekstrim tiga harian sampai prospek cuaca selama satu minggu.
"Itu yang secara rutin kami memperbarui melalui media diseminasi kami. Nah, media diseminasi kami itu kan ada WhatshApp, telegram, facebook, instagram dan lain-lain. Didalam group WhatshApp kami itu lebih banyak stekholder kami jadi TNI/Polri, Basarnas, dan BPBD," ujarnya.
Kemudian,tambah dia, secara rutin pihaknya juga mengabdate informasi prakiraan hujan bulanan ke BPBD baik secara langsung maupun tidak langsung, biasnaya mereka menyurat ke BBKMG Wilayah V Jayapura untuk meminta data prakiraan cuaca hujan tiga bulanan, biasanya disiapkan dan disampaikan.
Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah V Jayapura, Ezri Ronsumbre di Jayapura, Minggu, mengemukakan BPBD Provinsi Papua selalu meminta data informasi cuaca ke pihaknya atau selalu menyurati langsung ke kepala bidang untuk meminta data prakiraan cuaca.
Komunikasi dengan BPBD Papua dengan BBMKG Wilayah V Jayapura itu sangat intens. BPBD Papua sudah mempunyai pengangan rencana kontigensi penanganan becana, kemudian dari BBMKG Jayapura hanya menginformasikan kondisi cuaca seperti apa.
"Kalau masalah media diseminasi, kami kan punya banyak media penyebaran informasi yang kami gunakan, baik informasi cuaca yang paling jauh itu satu mingguan sampai peringatan dini cuaca ekstrim maupun informasi iklim," kata Ezri.
Menurut dia, kalau informasi iklim itu sifatnya sudah memprakirakan hujan bulanan, kira-kira sifatnya lebih banyak dari biasanya atau tidak, itu kan nanti ada kelihatan potensi bencana bencana hidrometeorologi di situ juga dari informasi iklim untuk jangka yang lebih panjang.
Terkait dengan antisipasi bencana hidrometeorologi, kata dia, per Januari 2020, kejadian banjir di Jakarta yang hujannya sehari pas tahun baru 2020, hujannya sangat ekstrem sehingga Presiden Joko Widodo langsung memerintahkan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sampai BPBD dan pihak lainnya untuk mempunyai semacam rencana kontigensi (renko) persiapan seandainya kondisi tersebut terjadi di daerah.
Menurut dia, akhirnya pihaknya dan BPBD dan pihak lainnya, terutama BPBD sudah menginisiasi membuat semacam rencana kontingensi itulah yang menjadi semacam buku panduan apabila terjadi curah hujan tinggi selanjutnya yang harus dilakukan.
Tugas dari BBMKG Wilayah V Jayapura hanya memberikan informasi terkait kondisi terkini yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, hujannya lebih banyak dari biasanya atau tidak.
"Jadi ini berjalan sampai akhir tahun, sebelum pandemi COVID-19 atau sebelum Papua 'lockdown' untuk tingkat Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan beberapa kabupaten lainnya itu sudah membuuat rencana kontingensi itu dalam bentuk buku, kemudian provinsi yang terakhir sebelum pandemi COVID-19," ujarnya.
Dari sisi antisipasi menghadapi bencana itu, menurutnya, institusi itu sudah mempunyai pegangan, sudah duduk bersama dan melakukan rapat kemudian informasi dari BBMKG Wilayah V Jayapura bagaimana kemudian apa yang harus dilakukan.
"Tugas kita saat ini hanya memperbarui dan memberikan informasi yang berhubungan dengan kodisi saat ini, karena memang perlu di ketahui bahwa cuaca di Papua sifatnya dinamis cepat sekali berubah, dan terkait dengan informasi La Nina yang saat ini sedang berkembang, kami masih pantau karena hujan-hujan yang terjadi, istilahnya masih dipantau, kami tidak bisa menjas kalau ini fenomena La Nina," katanya.
Dia mengatakan lantaran fenomena La Nina itu sendiri tidak mempunyai dampak ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk Papua, karena Papua itu selama ini, dari hasil penelitian yang dibuat sebelumnya, Papua mempunyai faktor lokal yang lebih dominan daripada daerah lain, jadi La Nina itu lebih banyak efeknya di Merauke dan wilayah Biak.
Terkait media dieseminasi, kata dia, pihaknya hanya bertugas untuk menyebarluaskan informasi terkait kondisi, baik berupa produk iklim maupun potensi hujan bulanan, kemudian informasi cuaca "peringatan dini now custing" apabila ada potensi cuaca yang jam-jamannya saat ini maka BBMKG Jayapura akan mengeluarkan rilis peringatan cuaca ekstrem, ada peringatan cuaca ekstrim tiga harian sampai prospek cuaca selama satu minggu.
"Itu yang secara rutin kami memperbarui melalui media diseminasi kami. Nah, media diseminasi kami itu kan ada WhatshApp, telegram, facebook, instagram dan lain-lain. Didalam group WhatshApp kami itu lebih banyak stekholder kami jadi TNI/Polri, Basarnas, dan BPBD," ujarnya.
Kemudian,tambah dia, secara rutin pihaknya juga mengabdate informasi prakiraan hujan bulanan ke BPBD baik secara langsung maupun tidak langsung, biasnaya mereka menyurat ke BBKMG Wilayah V Jayapura untuk meminta data prakiraan cuaca hujan tiga bulanan, biasanya disiapkan dan disampaikan.