Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Keerom,Papua menjadikan produksi hasil pertanian jagung dan singkong akan menjadi komoditi utama di daerah setempat dalam pengoperasian pabrik petatas yang terbengkalai di Kampung Arsopuro, Distrik Skamto 

Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Keerom Ridwan Rumasukun di Jayapura, Senin, mengatakan dalam mengoperasikan pabrik petatas tersebut, jagung dan singkong akan menjadi pilihan utama.

"Pabrik petatas ini akan segera digunakan petani setempat, hal ini dipastikan setelah ada koordinasi secara lisan dengan Penjabat Sekda Provinsi Papua," katanya.

Menurut Ridwan, komunikasi secara lisan sudah jalan, mudah-mudahan Kadis Pertanian menyiapkan surat secepatnya, namun secara lisan hal ini sudah mendapat persetujuan.

"Prosedur secara formal akan segera dilakukan melalui kelompok tani di Kampung Arsopura dan didukung oleh Pemkab Keerom," ujarnya.

Dia menjelaskan selain akan memakai lahan seluas 10 hektare, para petani juga akan memanfaatkan mesin-mesin yang ada di lokasi tersebut.

"Kami akan menyurat ke Gubernur Papua melalui Sekda untuk pinjam pakai lahan dan  juga untuk menjaga aset pemerintah," katanya lagi.

Dia menambahkan pemanfaatan aset oleh petani di Keerom tersebut justru akan menyelamatkan aset Pemprov Papua karena selain dari sisi ekonomi akan membantu para petani serta aset-aset tersebut juga tidak akan disalahgunakan oleh orang-orang tidak bertanggungjawab.

Berdasarkan data areal pabrik seluas 10 hektare dan sebagian besar masih berupa lahan kosong, di mana akan digunakan oleh para petani untuk bercocok tanam.

Untuk bangunan yang tersedia, nantinya para petani akan menggunakannya untuk tempat mesin pengolahan produk tani.

Sebelumnya, pembangunan proyek pabrik tersebut dimulai sejak 2008 yakni pelepasan tanah seluas 10 hektare p dan dilanjutkan pembangunan gedung di 2017,  pemasangan pagar dan jalan masuk pada 2019.

Peralatan mesin yang ada, semenjak tempatnya dibangun ditempat tersebut belum pernah difungsikan dan mesin tersebut bantuan dari Kementerian Perindustrian RI pada 2010.
 

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024