New York (ANTARA) - Dolar AS menguat terhadap mata uang utama seperti euro dan yen pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dengan para pedagang mengkonsolidasikan posisi di tengah kekuatan bersaing yang menarik mata uang ke arah yang berbeda: lonjakan kasus virus, di satu sisi, dan berita vaksin positif, di sisi lain.

Kemungkinan dimulainya kembali pembicaraan stimulus AS untuk bantuan COVID-19 juga telah membebani dolar sebagai tempat berlindung yang aman. Senator Republik dan Demokrat pada Kamis (19/11) sepakat untuk menghidupkan kembali diskusi itu.

Secara keseluruhan, greenback mengakhiri minggu ini dengan kerugian terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Minggu ini dimulai dengan catatan negatif untuk dolar menyusul berita positif tentang vaksin untuk COVID-19, tetapi pasar sejak itu bergerak bolak-balik antara berfokus pada kasus virus corona dan obat virus.

Pfizer Inc mengatakan telah mengajukan izin penggunaan darurat di Amerika Serikat untuk vaksin COVID-19-nya.

"Kami pikir kami sedang dalam tahap awal pemulihan ekonomi global dan perdagangan dari guncangan pandemi dan ini akan semakin membebani dolar dan mendukung euro," Jonathan Petersen, ekonom pasar, di Capital Economics, mengatakan.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada Jumat (20/11) membela keputusannya untuk mengakhiri beberapa program pinjaman pandemi utama Federal Reserve pada 31 Desember, dengan mengatakan Kongres harus menggunakan uang itu untuk membantu perusahaan kecil AS dengan hibah.

Dolar naik sebentar setelah berita Mnuchin Kamis malam (19/11).

"Permintaan itu datang karena sebagian besar fasilitas pinjaman belum diserap melebihi jumlah yang dijanjikan oleh Departemen Keuangan untuk menghentikan program, menunjukkan fungsionalitas pasar cukup untuk menjamin mereka yang jatuh tempo," kata Monex Europe dalam catatan penelitian.

Dalam perdagangan sore, dolar datar terhadap sekeranjang mata uang di 92,369 di hari yang tenang untuk pasar mata uang.

Euro melemah 0,1 persen terhadap dolar pada 1,1859 dolar, membukukan kenaikan mingguan yang kecil.

Action Economics mencatat beberapa aksi jual euro menjelang akhir pekan menjelang penutupan London.

"Kurangnya kemajuan antara Uni Eropa dan Inggris pada pembicaraan perdagangan Brexit kemungkinan telah membatasi euro meskipun secara umum sentimen dolar AS berkurang," katanya dalam blog hariannya.

Dolar Australia - dipandang sebagai proksi likuid untuk selera risiko - membukukan kenaikan bulanan terbaiknya terhadap dolar AS sejak April. Dolar Australia terakhir diperdagangkan naik 0,4 persen pada 0,7308 dolar AS.

Dolar Selandia Baru mencapai tertinggi dua tahun baru di 0,6951 dolar AS, dibantu oleh selera risiko yang positif. Dolar Selandia Baru terakhir naik 0,3 persen pada 0,6938 dolar AS. Sementara itu, dolar AS menguat 0,1 persen terhadap yen pada 103,81 yen.

Di tempat lain, Bitcoin naik ke level tertinggi tiga tahun di 18.824 dolar AS pada Jumat (20/11), mendekati level tertinggi sepanjang masa sedikit di bawah 20.000 dolar AS.

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024