Jayapura (ANTARA) - Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Papua Ronald Manoach menegaskan, ia sedang melakukan supervisi pemilihan kepala daerah serentak 9 Desember 2020 di Kabupaten Yahukimo bukan di Nabire.
"Adanya informasi aksi propaganda yang dilakukan oknum di Nabire terkait pelaksanaan pilkada serentak 9 Desember 2020 bahwa saya di Nabire dan telah memicu kerusuhan tidak benar tidak benar sama sekali,"tegas
Anggota Komisioner Bawaslu Provinsi Papua Ronald Manoach melalui telepon selularnya di Jayapura, Kamis.
"Saya sedang melakukan supervisi di Kabupaten Yahukimo tapi dipropaganda, nama saya dijual di Nabire," katanya.
Menurut Ronald, berdasarkan informasi yang diterimanya, dirinya disebut sedang berada di Nabire dan dilaporkan ke Anggota Komisioner Bawaslu Papua lainnya telah memicu konflik di Nabire.
"Padahal sejak awal pilkada, saya tidak pernah supervisi di Kabupaten Nabire," ujarnya.
Dia menjelaskan dari pesan "whats app" yang diteruskan kepada dirinya, disebutkan "kehadiran Anggota Bawaslu atas nama Ronald, telah memicu benih kerusuhan di Nabire, oleh sebab itu mungkin baiknya pak Ronald bertindak sesuai aturan dan jangan atas paksaan Bupati Nabire".
"Saya berharap teman-teman media dapat membantu mengklarifikasi isu ini agar tidak memicu konflik lain," katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya juga mengharapkan masyarakat Papua pada umumnya dan Nabire khususnya tidak terprovokasi isu tersebut.
"Mari warga menjaga keamanan tetap kondusif sehingga pelaksanaan pilkada dapat berjalan dengan lancar,"ujar komisioner Bawaslu Papua itu.
"Adanya informasi aksi propaganda yang dilakukan oknum di Nabire terkait pelaksanaan pilkada serentak 9 Desember 2020 bahwa saya di Nabire dan telah memicu kerusuhan tidak benar tidak benar sama sekali,"tegas
Anggota Komisioner Bawaslu Provinsi Papua Ronald Manoach melalui telepon selularnya di Jayapura, Kamis.
"Saya sedang melakukan supervisi di Kabupaten Yahukimo tapi dipropaganda, nama saya dijual di Nabire," katanya.
Menurut Ronald, berdasarkan informasi yang diterimanya, dirinya disebut sedang berada di Nabire dan dilaporkan ke Anggota Komisioner Bawaslu Papua lainnya telah memicu konflik di Nabire.
"Padahal sejak awal pilkada, saya tidak pernah supervisi di Kabupaten Nabire," ujarnya.
Dia menjelaskan dari pesan "whats app" yang diteruskan kepada dirinya, disebutkan "kehadiran Anggota Bawaslu atas nama Ronald, telah memicu benih kerusuhan di Nabire, oleh sebab itu mungkin baiknya pak Ronald bertindak sesuai aturan dan jangan atas paksaan Bupati Nabire".
"Saya berharap teman-teman media dapat membantu mengklarifikasi isu ini agar tidak memicu konflik lain," katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya juga mengharapkan masyarakat Papua pada umumnya dan Nabire khususnya tidak terprovokasi isu tersebut.
"Mari warga menjaga keamanan tetap kondusif sehingga pelaksanaan pilkada dapat berjalan dengan lancar,"ujar komisioner Bawaslu Papua itu.