Pamekasan (ANTARA) - "Bapak-bapak, ibu-ibu, saat ini pandemi COVID-19 sedang melanda bangsa kita. Sudah banyak warga Pamekasan yang positif terpapar virus ini. Maka dari itu, mari kita sama-sama menjaga diri dengan cara selalu menggunakan masker, agar kita tidak mudah terkena virus".
Begitulah petikan imbauan yang disampaikan Babinsa Kodim Pamekasan Koptu Dedy Krisna di Pasar Keppo, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan.
Sejak, kasus COVID-19 meningkat tajam di Kabupaten Pamekasan dan sejumlah kabupaten lain di Pulau Madura, babinsa yang bertugas di Desa Polagan ini rutin menyampaikan imbauan kepada para pengunjung dan pedagang pada setiap hari pasaran, yakni Selasa dan Sabtu, di pasar tradisional itu.
Ia berkeliling pasar menyampaikan imbauan dengan menggunakan pengeras suara, mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.
Selain karena memang menjadi tugas utama dari komando atas yang telah menugaskan TNI dalam menertibkan pelaksanaan protokol kesehatan di kalangan masyarakat, juga sebagai bentuk tanggung jawab moral sebagai abdi negara pada masyarakat binaannya.
Bagi Koptu Dedy, mengingatkan masyarakat agar taat protokol kesehatan, sejatinya bukan fokus utama tugas TNI. Akan tetapi, karena virus ini sudah menjadi pandemi masyarakat Indonesia dan dunia, maka semua elemen harus terlibat dan ikut bertanggung jawab dalam berupaya mencegah penyebaran, termasuk TNI.
Memang tidak mudah menciptakan kesadaran di kalangan masyarakat arus bawah. Apalagi, ada sebagian oknum masyarakat yang sengaja membuat kabar bohong bahwa COVID-19 merupakan konspirasi yang sengaja diembuskan untuk mendapatkan proyek pemerintah.
Terkadang, imbauan yang disampaikan abdi negara ini justru dibalas dengan cibiran. "Napa pak? Jhek corona nikah ghun cara kaangkhui ajual masker bhen obat", kadang ada yang bilang begitu, ibu-ibu di pasar kalau saya sedang sosialisasi," ucap Dedy, menirukan ucapan warga.
Arti dari ucapan warga itu, kurang lebih, "Apa pak? Corona itu, hanya cara untuk menjual masker dan obat".
Cibiran seperti itu menjadi tantangan tersendiri bagi Koptu Dedy untuk menguji mental dan kesabaran dirinya. Meski di satu sisi, prajurit ini terkadang mengaku kesal juga dengan tudingan tak mendasar sebagian pedagang yang asal bicara.
Kekesalan sang prajurit dan tudingan sebagian pedang sebagaimana pengalaman Koptu Dedy Krisna saat sosialisasi penerapan protokol kesehatan itu memang tidak bisa disalahkan. Sang pedagang berbicara sesuai dengan kapasitas pengetahuan yang dimilikinya dan demikian juga dengan sang prajurit.
Namun, cibiran itu, justru memotivasi dirinya untuk terus berupaya dengan pendekatan yang lebih humanis.
Sikap proaktif dan penolong sang prajurit selalu ditunjukkan setiap kali hendak memulai sosialisasi, seperti membantu menurunkan barang dagangan dari mobil angkutan, hingga membantu menolong para pedagang menyeberang jalan.
"Ternyata, cara seperti ini ampuh. Pedagang ikan yang dulunya ngeyel, akhirnya mau juga memakai masker," tutur Dedy.
Gerakan serentak
Babinsa Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan Koptu Dedy Krisna merupakan satu dari 178 personel TNI yang ditugaskan menjadi petugas menjaga keamanan dan ketertiban di semua desa yang ada di Pamekasan.
Pada masa pandemi COVID-19 ini, tugas para babinsa tersebut tidak hanya menjaga keamanan dan ketertiban saja, akan tetapi juga bertanggung jawab dalam menerapkan pelaksanaan disiplin protokol kesehatan di kalangan masyarakat desa yang menjadi binaannya.
Para prajurit ditugaskan membantu berbagai jenis kegiatan yang dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 di berbagai tingkat yang digelar di desa binaan mereka.
"Jika dulu musuh kita melawan penjajah, saat ini melawan penyebaran virus corona ini," kata Komandan Kodim 0826 Pamekasan Letkol Inf Tejo Baskoro, saat menyampaikan arahan dan pembekalan tentang peran TNI dalam ikut mencegah penyebaran COVID-19.
Di era pandemi COVID-19 ini, TNI di Pamekasan tidak hanya bertugas membantu petugas medis dari dinas kesehatan (dinkes) saja, akan tetapi semua organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Pamekasan yang melakukan kegiatan dalam pencegahan dan penanggulangan COVID-19.
Bahkan, menurut Dandim, musuh yang dihadapi negara dan bangsa Indonesia saat ini bisa lebih berbahaya dari pada saat mengusir penjajah, karena yang dihadapi tidak nampak.
Maka, upaya serius dan totalitas peran TNI dalam ikut membantu dan mencegah penyebaran virus corona jenis baru tersebut melalui penegakan disiplin protokol di kalangan masyarakat harus terus dilakukan.
Sementara itu, berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Pamekasan, sejak awal Desember 2020, jumlah kasus baru COVID-19 di kabupaten berpenduduk 800 ribu jiwa lebih ini terus meningkat.
Tercatat setiap hari rata-rata antara tiga hingga lima orang warga Pamekasan terkonfirmasi positif terpapar COVID-19.
Pada 31 Desember 2020 misalnya, Satgas COVID-19 Pemkab Pamekasan melaporkan sebanyak 23 warga terkonfirmasi positif terpapar COVID-19, dan pada 1 Januari 2021 atau hari pertama di Tahun 2021, sebanyak 11 warga Pamekasan terkonfirmasi positif terpapar COVID-19.
Selain upaya keras dari berbagai instansi pemerintah, kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan dan mematuhi anjuran pemerintah, termasuk dari para bainsa, akan sangat membantu upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Datang vaksin dan kemudian dilanjutkan dengan vaksinasi yang pada gelombang pertama akan menyasar tenaga medis, bukan menjadi alasan bagi warga untuk abai pada protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19. Meminjam istilah TNI, perang melawan virus ini harus dihadapi bersama dalam kebersatuan antara pemerintah dengan masyarakat. Semoga Indonesia segera bersih dari COVID-19. Aamiinn..
Hingga 1 Januari 2021, Satgas COVID-19 Pemkab Pamekasan melaporkan, warga di kabupaten itu yang terkonfirmasi positif terpapar COVID-19 sebanyak 781 orang, dengan perincian, 184 orang diisolasi, 535 orang sembuh dan sebanyak 62 orang meninggal dunia.
Warga yang terdata suspect COVID-19 sebanyak 1.114 orang, dengan rincian 31 orang dalam pengawasan, 1.003 orang selesai pengawasan dan 80 orang lainnya meninggal dunia.
Sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan, seperti Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata, Direktur RSUD dr Slamet Martodirjo Pamekasan terkonfirmasi positif terpapar COVID-19.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Pamekasan Marsuki menyatakan, meningkatnya kasus COVID-19 itu karena warga mulai abai terhadap penegakan disiplin protokol kesehatan, setelah kasus sempat melandai.
Gerakan serentak membantu pencegahan penyebaran COVID-19 yang dilakukan TNI dari berbagai tingkatan, mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan dan desa, menurut Marsuki akan sangat membantu dalam mencegah penyebaran virus corona melalui penegakan disiplin protokol kesehatan.
Begitulah petikan imbauan yang disampaikan Babinsa Kodim Pamekasan Koptu Dedy Krisna di Pasar Keppo, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan.
Sejak, kasus COVID-19 meningkat tajam di Kabupaten Pamekasan dan sejumlah kabupaten lain di Pulau Madura, babinsa yang bertugas di Desa Polagan ini rutin menyampaikan imbauan kepada para pengunjung dan pedagang pada setiap hari pasaran, yakni Selasa dan Sabtu, di pasar tradisional itu.
Ia berkeliling pasar menyampaikan imbauan dengan menggunakan pengeras suara, mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.
Selain karena memang menjadi tugas utama dari komando atas yang telah menugaskan TNI dalam menertibkan pelaksanaan protokol kesehatan di kalangan masyarakat, juga sebagai bentuk tanggung jawab moral sebagai abdi negara pada masyarakat binaannya.
Bagi Koptu Dedy, mengingatkan masyarakat agar taat protokol kesehatan, sejatinya bukan fokus utama tugas TNI. Akan tetapi, karena virus ini sudah menjadi pandemi masyarakat Indonesia dan dunia, maka semua elemen harus terlibat dan ikut bertanggung jawab dalam berupaya mencegah penyebaran, termasuk TNI.
Memang tidak mudah menciptakan kesadaran di kalangan masyarakat arus bawah. Apalagi, ada sebagian oknum masyarakat yang sengaja membuat kabar bohong bahwa COVID-19 merupakan konspirasi yang sengaja diembuskan untuk mendapatkan proyek pemerintah.
Terkadang, imbauan yang disampaikan abdi negara ini justru dibalas dengan cibiran. "Napa pak? Jhek corona nikah ghun cara kaangkhui ajual masker bhen obat", kadang ada yang bilang begitu, ibu-ibu di pasar kalau saya sedang sosialisasi," ucap Dedy, menirukan ucapan warga.
Arti dari ucapan warga itu, kurang lebih, "Apa pak? Corona itu, hanya cara untuk menjual masker dan obat".
Cibiran seperti itu menjadi tantangan tersendiri bagi Koptu Dedy untuk menguji mental dan kesabaran dirinya. Meski di satu sisi, prajurit ini terkadang mengaku kesal juga dengan tudingan tak mendasar sebagian pedagang yang asal bicara.
Kekesalan sang prajurit dan tudingan sebagian pedang sebagaimana pengalaman Koptu Dedy Krisna saat sosialisasi penerapan protokol kesehatan itu memang tidak bisa disalahkan. Sang pedagang berbicara sesuai dengan kapasitas pengetahuan yang dimilikinya dan demikian juga dengan sang prajurit.
Namun, cibiran itu, justru memotivasi dirinya untuk terus berupaya dengan pendekatan yang lebih humanis.
Sikap proaktif dan penolong sang prajurit selalu ditunjukkan setiap kali hendak memulai sosialisasi, seperti membantu menurunkan barang dagangan dari mobil angkutan, hingga membantu menolong para pedagang menyeberang jalan.
"Ternyata, cara seperti ini ampuh. Pedagang ikan yang dulunya ngeyel, akhirnya mau juga memakai masker," tutur Dedy.
Gerakan serentak
Babinsa Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan Koptu Dedy Krisna merupakan satu dari 178 personel TNI yang ditugaskan menjadi petugas menjaga keamanan dan ketertiban di semua desa yang ada di Pamekasan.
Pada masa pandemi COVID-19 ini, tugas para babinsa tersebut tidak hanya menjaga keamanan dan ketertiban saja, akan tetapi juga bertanggung jawab dalam menerapkan pelaksanaan disiplin protokol kesehatan di kalangan masyarakat desa yang menjadi binaannya.
Para prajurit ditugaskan membantu berbagai jenis kegiatan yang dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 di berbagai tingkat yang digelar di desa binaan mereka.
"Jika dulu musuh kita melawan penjajah, saat ini melawan penyebaran virus corona ini," kata Komandan Kodim 0826 Pamekasan Letkol Inf Tejo Baskoro, saat menyampaikan arahan dan pembekalan tentang peran TNI dalam ikut mencegah penyebaran COVID-19.
Di era pandemi COVID-19 ini, TNI di Pamekasan tidak hanya bertugas membantu petugas medis dari dinas kesehatan (dinkes) saja, akan tetapi semua organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Pamekasan yang melakukan kegiatan dalam pencegahan dan penanggulangan COVID-19.
Bahkan, menurut Dandim, musuh yang dihadapi negara dan bangsa Indonesia saat ini bisa lebih berbahaya dari pada saat mengusir penjajah, karena yang dihadapi tidak nampak.
Maka, upaya serius dan totalitas peran TNI dalam ikut membantu dan mencegah penyebaran virus corona jenis baru tersebut melalui penegakan disiplin protokol di kalangan masyarakat harus terus dilakukan.
Sementara itu, berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Pamekasan, sejak awal Desember 2020, jumlah kasus baru COVID-19 di kabupaten berpenduduk 800 ribu jiwa lebih ini terus meningkat.
Tercatat setiap hari rata-rata antara tiga hingga lima orang warga Pamekasan terkonfirmasi positif terpapar COVID-19.
Pada 31 Desember 2020 misalnya, Satgas COVID-19 Pemkab Pamekasan melaporkan sebanyak 23 warga terkonfirmasi positif terpapar COVID-19, dan pada 1 Januari 2021 atau hari pertama di Tahun 2021, sebanyak 11 warga Pamekasan terkonfirmasi positif terpapar COVID-19.
Selain upaya keras dari berbagai instansi pemerintah, kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan dan mematuhi anjuran pemerintah, termasuk dari para bainsa, akan sangat membantu upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Datang vaksin dan kemudian dilanjutkan dengan vaksinasi yang pada gelombang pertama akan menyasar tenaga medis, bukan menjadi alasan bagi warga untuk abai pada protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19. Meminjam istilah TNI, perang melawan virus ini harus dihadapi bersama dalam kebersatuan antara pemerintah dengan masyarakat. Semoga Indonesia segera bersih dari COVID-19. Aamiinn..
Hingga 1 Januari 2021, Satgas COVID-19 Pemkab Pamekasan melaporkan, warga di kabupaten itu yang terkonfirmasi positif terpapar COVID-19 sebanyak 781 orang, dengan perincian, 184 orang diisolasi, 535 orang sembuh dan sebanyak 62 orang meninggal dunia.
Warga yang terdata suspect COVID-19 sebanyak 1.114 orang, dengan rincian 31 orang dalam pengawasan, 1.003 orang selesai pengawasan dan 80 orang lainnya meninggal dunia.
Sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan, seperti Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata, Direktur RSUD dr Slamet Martodirjo Pamekasan terkonfirmasi positif terpapar COVID-19.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Pamekasan Marsuki menyatakan, meningkatnya kasus COVID-19 itu karena warga mulai abai terhadap penegakan disiplin protokol kesehatan, setelah kasus sempat melandai.
Gerakan serentak membantu pencegahan penyebaran COVID-19 yang dilakukan TNI dari berbagai tingkatan, mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan dan desa, menurut Marsuki akan sangat membantu dalam mencegah penyebaran virus corona melalui penegakan disiplin protokol kesehatan.