Kepulauan Yapen (ANTARA) - Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Papua menjadikan kampung Sarwandori di Distrik Kosiwo, Kabupaten Kepulauan Yapen, sebagai sentra pengembangan budi daya rumput laut.

Kabid Produksi Kelautan dan Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua Yan Elvid Wayeni didampingi Kepala Dinas Perikanan Kepulauan Yapen Daniel Reba melalui laman Pemkab Kepulauan Yapen dikutip Minggu, mengatakan pengembangan rumput laut tahap dua dilakukan pembudi daya saat ini memberikan hasil luar biasa.

"Tiga wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen , Biak Numfor, dan Supiori ditetapkan DPK Provinsi Papua sentra pengembangan rumput laut," ujarnya.

Untuk pengembangan rumput laut di Kepulauan Yapen berada di posisi pertama, menurut Yan Wayeni,  pada tahun 2020 Dinas Perikanan Propinsi melakukan rapat evaluasi dan langsung ditindaklanjuti pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen untuk pengembangan rumput laut dan direspons baik oleh pembudi daya.

"Untuk Kabupaten Kepulauan Yapen, Biak Numfor, dan Supiori anggarannya sudah ada setiap tahun tetapi kami dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua sudah punya target  dari tiga wilayah ini, yang merespons dan menindaklanjuti kegiatan program unggulan ini akan mendapat biaya lebih besar, karena saat ini sudah tidak lagi melakukan pemerataan untuk wilayah yang tidak mengembangkan sektor budi daya sesuai potensi di wilayah masing-masing,"jelasnya.

Ia menyebut Kabupaten Kepulauan Yapen mempunyai respons yang luar biasa sehingga DPK akan memfasilitasi baik dari perencanaan sampai kepada pasar, di mana dalam panen bibit pengembangan tahap kedua, sudah berkembang menjadi 500 kilogram basah, dari sebelumnya pada tahap awal 150 kilogram dengan cara long line.

Yan Wayeni mengatakan DPK akan terus mengikuti perkembangan pertumbuhan budi daya rumput laut di pengembangan ketiga nantinya.

Ia juga berharap mortalitas dari rumput laut ini bisa diurunkan sampai nol, agar pengembangan sampai pembesaran produksi rumput laut ini bisa kembali stabil.

Untuk budi daya rumput laut, lanjutnya, pihak DPK harus menyapkan kultur jaringan sebagai penyiapan bibit itu yang menjaga  kontinuitas dalam budi daya rumput laut.

"Provinsi Papua memiliki balai benih ikan yang berada Bosnik, Distrik Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, jadi kalau budi daya rumput laut mengalami kesulitan dengan bibit kami sudah siapkan, karena butuh biaya cukup besar jika didatangkan bibit dari luar Papua," kata Kabid Produksi Kelautan dan Perikanan Papua itu.

 

Pewarta : Muhsidin
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024