Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan semangat yang dirayakan dalam Hari Kebangkitan Nasional dijadikan momentum sebagai hari kebangkitan investasi.
"Agar mampu memberikan pelayanan terbaik dalam rangka penciptaan lapangan pekerjaan," kata Bahlil dalam konferensi pers daring peresmian peletakan batu pertama pabrik baru Nestle di Batang, Jawa Tengah, Kamis.
Dia meminta para investor di Indonesia untuk senantiasa berkolaborasi dengan pengusaha di daerah setempat agar semuanya bisa maju bersama, bukan cuma investasi yang tumbuh, tetapi juga sumber daya manusia di Tanah Air.
Dia mengatakan Indonesia telah melakukan perubahan besar-besaran dalam menangani dunia usaha dengan mempermudah proses serta mengusung transparansi.
"Enggak lama-lama, enggak pakai duit-duit, jadi enggak pakai amplop-amplop. Kita sudah harus berubah, ini adalah yang dimaksudkan oleh presiden untuk bagaimana mengarah kepada transparansi," tutur dia.
Dia menuturkan, Presiden Joko Widodo telah berpesan untuk tidak menahan-nahan izin untuk para pelaku usaha. Sebab, menyulitkan proses dan menahan izin usaha sama dengan menahan tumbuhnya lapangan pekerjaan, laju pertumbuhan ekonomi serta pendapatan daerah juga negara.
Bahlil mengatakan, sudah saatnya pemerintah bergandengan tangan dengan para investor dalam menambah lapangan pekerjaan, apalagi perekonomian yang terganggu akibat pandemi COVID-19 membuat enam juta orang di Indonesia mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Indonesia saat ini membutuhkan sebanyak 16 juta lapangan pekerjaan dan investasi merupakan salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Bahlil mengapresiasi komitmen investor yang tetap mengembangkan bisnis di Indonesia di tengah kondisi pandemi.
PT Nestle Indonesia menginvestasikan dana senilai 220 juta dolar AS (setara Rp3,1 triliun) untuk membangun pabrik baru di Bandaraya, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sekaligus perluasan kapasitas produksi di tiga pabrik yakni Karawang, Jawa Barat; Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur; dan Panjang, Lampung.
Pabrik di Bandaraya yang akan beroperasi pada 2023 itu bakal memproduksi produk susu cair dan minuman siap konsumsi, serta mempekerjakan 200 orang karyawan. Pabrik tersebut juga akan memenuhi persyaratan halal Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Agar mampu memberikan pelayanan terbaik dalam rangka penciptaan lapangan pekerjaan," kata Bahlil dalam konferensi pers daring peresmian peletakan batu pertama pabrik baru Nestle di Batang, Jawa Tengah, Kamis.
Dia meminta para investor di Indonesia untuk senantiasa berkolaborasi dengan pengusaha di daerah setempat agar semuanya bisa maju bersama, bukan cuma investasi yang tumbuh, tetapi juga sumber daya manusia di Tanah Air.
Dia mengatakan Indonesia telah melakukan perubahan besar-besaran dalam menangani dunia usaha dengan mempermudah proses serta mengusung transparansi.
"Enggak lama-lama, enggak pakai duit-duit, jadi enggak pakai amplop-amplop. Kita sudah harus berubah, ini adalah yang dimaksudkan oleh presiden untuk bagaimana mengarah kepada transparansi," tutur dia.
Dia menuturkan, Presiden Joko Widodo telah berpesan untuk tidak menahan-nahan izin untuk para pelaku usaha. Sebab, menyulitkan proses dan menahan izin usaha sama dengan menahan tumbuhnya lapangan pekerjaan, laju pertumbuhan ekonomi serta pendapatan daerah juga negara.
Bahlil mengatakan, sudah saatnya pemerintah bergandengan tangan dengan para investor dalam menambah lapangan pekerjaan, apalagi perekonomian yang terganggu akibat pandemi COVID-19 membuat enam juta orang di Indonesia mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Indonesia saat ini membutuhkan sebanyak 16 juta lapangan pekerjaan dan investasi merupakan salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Bahlil mengapresiasi komitmen investor yang tetap mengembangkan bisnis di Indonesia di tengah kondisi pandemi.
PT Nestle Indonesia menginvestasikan dana senilai 220 juta dolar AS (setara Rp3,1 triliun) untuk membangun pabrik baru di Bandaraya, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sekaligus perluasan kapasitas produksi di tiga pabrik yakni Karawang, Jawa Barat; Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur; dan Panjang, Lampung.
Pabrik di Bandaraya yang akan beroperasi pada 2023 itu bakal memproduksi produk susu cair dan minuman siap konsumsi, serta mempekerjakan 200 orang karyawan. Pabrik tersebut juga akan memenuhi persyaratan halal Majelis Ulama Indonesia (MUI).