Wamena (ANTARA) - Jajaran Karantina Pertanian Kelas I Jayapura, Papua mengandeng pihak terkait di Kabupaten Jayawijaya untuk mencegah masuk dan keluarnya penyakit hewan dan tumbuhan di wilayah ini.
Kepala Badan Karantina Pertanian Kelas J Jayapura, Muhlis Natsir di Wamena, Selasa, mengatakan jika sebelumnya hanya dilakukan pencatatan terhadap masuk dan keluarnya media pembawa penyakit maka pada tahun 2021 mulai dilakukan sertifikasi.
Diakuinya, sebenarnya sudah cukup lama kita buka wilayah kerja di Jayawijaya kurang lebih mungkin sudah enam tahun lebih dan baru 2021 ini kita lakukan sertifikasi.
"Setiap lalu lintas baik dari atau ke Wamena karena bukan hanya dari jayapura, dari provinsi di dalam papua sendiri seperti TImika, Merauke dan Biak dan juga daerah lain di indonesia yang sebelumnya transit di Jayapura kemudian dikirim ke Wamena," katanya.
Tahap awal mereka melakukan sosialisasi dengan melibatkan berbagai pihak, terutama pengguna jasa karantina di Bandara Wamena di Jayawijaya.
Ia mengatakan mereka juga hadir untuk memberikan perlindungan terhadap sumber daya alam hayati serta menjaga agar satwa yang ada di Wamena tidak keluar dikeluarkan secara ilegal.
"Kami berharap di Jayawijaya ada prodak unggulan yang bisa kita ekspor ke manca negara, salah satunya adalah kopi arabika yang sebenarnya sudah dikirim ke Amerika Serikat," katanya.
Staf Ahli Bupati Jayawijaya I Made Putra mengatakan sudah lama pihaknya merindukan keberadaan karantina di wilayah kerja Bandara Wamena namun keinginan itu baru terjawab pada awal tahun 2021.
"Selama ini pintu keluar masuk barang, hewan maupun tumbuhan tidak termonitor dengan jelas. Hanya pencatatan saja, tetapi bersyukur mulai Tahun 2021 balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura sudah menempatkan petugas teknis di wilker bandara Wamena," katanya.
Ia mengatakan produk pertanian seperti kopi dan sayur di Jayawijaya sudah diekspor ke luar daerah ini dan untuk menjaga komoditas unggulan itu terhadap serangan penyakit pihaknya akan terus berkolaborasi dengan karantina pertanian.
"Untuk komoditas pertanian dalam hal ini sayur-mayur, perlu kita lindungi. Dengan adanya cegah tangkal dari karantina wilker Bandara Wamena ini maka mudah-mudahan ke depannya kita lebih intens lagi untuk pengendalian, melindungi komoditas pertanian dan hewan di Jayawijaya," katanya.
Komandan Lanud Wamena Letkol Penerbangan M Pandu yang hadir pada kegiatan sosialisasi karantina pertanian, mengatakan pihaknya siap mendukung pemerintah Jayawijaya maupun pihak karantina untuk mengentikan barang-barang apa saja yang berbahaya bagi masyarakat di wilayah ini.
"Kami akan terus berkoodinasi dengan balai karantina apabila ada barang-barang atau item yang tidak sesuai yang kira-kira masuk dalam list yang tidak boleh didistribusikan kami akan berkoodinasi, begitu juga dengan pemda kami akan mendukung penuh apa yang disampaikan edaran dari pemda barang-barang apa saja yang tidak boleh disebarkan kami akan mendukung penuh," katanya.
Kepala Badan Karantina Pertanian Kelas J Jayapura, Muhlis Natsir di Wamena, Selasa, mengatakan jika sebelumnya hanya dilakukan pencatatan terhadap masuk dan keluarnya media pembawa penyakit maka pada tahun 2021 mulai dilakukan sertifikasi.
Diakuinya, sebenarnya sudah cukup lama kita buka wilayah kerja di Jayawijaya kurang lebih mungkin sudah enam tahun lebih dan baru 2021 ini kita lakukan sertifikasi.
"Setiap lalu lintas baik dari atau ke Wamena karena bukan hanya dari jayapura, dari provinsi di dalam papua sendiri seperti TImika, Merauke dan Biak dan juga daerah lain di indonesia yang sebelumnya transit di Jayapura kemudian dikirim ke Wamena," katanya.
Tahap awal mereka melakukan sosialisasi dengan melibatkan berbagai pihak, terutama pengguna jasa karantina di Bandara Wamena di Jayawijaya.
Ia mengatakan mereka juga hadir untuk memberikan perlindungan terhadap sumber daya alam hayati serta menjaga agar satwa yang ada di Wamena tidak keluar dikeluarkan secara ilegal.
"Kami berharap di Jayawijaya ada prodak unggulan yang bisa kita ekspor ke manca negara, salah satunya adalah kopi arabika yang sebenarnya sudah dikirim ke Amerika Serikat," katanya.
Staf Ahli Bupati Jayawijaya I Made Putra mengatakan sudah lama pihaknya merindukan keberadaan karantina di wilayah kerja Bandara Wamena namun keinginan itu baru terjawab pada awal tahun 2021.
"Selama ini pintu keluar masuk barang, hewan maupun tumbuhan tidak termonitor dengan jelas. Hanya pencatatan saja, tetapi bersyukur mulai Tahun 2021 balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura sudah menempatkan petugas teknis di wilker bandara Wamena," katanya.
Ia mengatakan produk pertanian seperti kopi dan sayur di Jayawijaya sudah diekspor ke luar daerah ini dan untuk menjaga komoditas unggulan itu terhadap serangan penyakit pihaknya akan terus berkolaborasi dengan karantina pertanian.
"Untuk komoditas pertanian dalam hal ini sayur-mayur, perlu kita lindungi. Dengan adanya cegah tangkal dari karantina wilker Bandara Wamena ini maka mudah-mudahan ke depannya kita lebih intens lagi untuk pengendalian, melindungi komoditas pertanian dan hewan di Jayawijaya," katanya.
Komandan Lanud Wamena Letkol Penerbangan M Pandu yang hadir pada kegiatan sosialisasi karantina pertanian, mengatakan pihaknya siap mendukung pemerintah Jayawijaya maupun pihak karantina untuk mengentikan barang-barang apa saja yang berbahaya bagi masyarakat di wilayah ini.
"Kami akan terus berkoodinasi dengan balai karantina apabila ada barang-barang atau item yang tidak sesuai yang kira-kira masuk dalam list yang tidak boleh didistribusikan kami akan berkoodinasi, begitu juga dengan pemda kami akan mendukung penuh apa yang disampaikan edaran dari pemda barang-barang apa saja yang tidak boleh disebarkan kami akan mendukung penuh," katanya.