Manokwari (ANTARA) - Ketua Gerakan Merah Putih (GMP) Kabupaten Teluk Wondama, Moses Ramar menyatakan Otonomi Khusus (Otsus) di Papua telah membawa banyak kebaikan dan perubahan untuk kehidupan masyarakat asli di provinsi ini.
"Otsus ibarat lampu yang mengubah kehidupan orang asli Papua dari gelap menjadi terang. Karena itu tidak ada alasan untuk menolak keberlanjutan Otsus di Bumi Cenderawasih," kata Moses Ramar di Wasior, Sabtu.
Dia mengatakan bahwa Otsus dinilai berhasil karena Kabupaten Wondama yang dulu gelap tidak ada pembangunan kini sudah terang benderang mulai ibu kota sampai pulau-pulau, bahkan daerah pegunungan.
"Kita melihat infrastruktur jembatan, dermaga, jalan hingga di pulau-pulau telah dibangun pemerintah, bahkan pendidikan telah berjalan baik. Saya nyatakan bahwa Otsus berhasil, “ ujarnya.
Pensiunan TNI AD itu tidak menampik bahwa masih banyak permasalahan dalam implementasi program Otsus di Provinsi Papua Barat termasuk di Teluk Wondama. Namun secara umum Otsus telah menghadirkan perubahan positif untuk kehidupan orang asli Papua.
“Jangan kita tutup mata, jangan kita tutup hati untuk pemerintah yang telah memberikan dana Otsus untuk membangun Kabupaten Teluk Wondama. Jadi kami nyatakan Otsus jilid II harus tetap berjalan, “kata Ramar.
Menyinggung soal anggapan bahwa Otsus di Papua telah gagal, ia mengklaim itu muncul lantaran informasi tentang hasil pembangunan maupun kegiatan-kegiatan yang dibiayai dana Otsus tidak disampaikan secara luas kepada masyarakat.
Akibatnya, kata dia, masyarakat asli Papua terutama yang di kampung belum banyak mengetahui manfaat dari dana Otsus. Selain itu, kurangnya keterbukaan dari kepala desa hingga pemerintah soal penggunaan dana Otsus.
"Setiap pekerjaan sekolah, jembatan, dan lainnya belum ada transparansi seperti pemasangan papan tulis yang memberitahu bahwa pekerjaan ini dibiayai dana Otsus supaya masyarakat semua bisa tahu. Hal seperti ini yang belum dilkukan ,” ujar Ramar.
Dana Otsus sudah dimanfaatkan untuk membangun rumah sosial, jalan, jembatan, pendidikan hingga dengan orang yang berjualan di pinggir jalan mendapatkan dana Otsus. "Jadi mari kita tetap menerima dana Otsus untuk jilid II. Saya harap masyarakat Wondama bersatu untuk menerima," katanya.
Sebelumnya dalam diskusi tentang keberlangsungan Otsus di Provinsi Papua Barat, sejumlah warga asli Wondama mengemukakan bahwa Otsus telah membawa dampak positif bagi orang asli Papua sehingga Otsus tetap berlanjut.
"Otsus ibarat lampu yang mengubah kehidupan orang asli Papua dari gelap menjadi terang. Karena itu tidak ada alasan untuk menolak keberlanjutan Otsus di Bumi Cenderawasih," kata Moses Ramar di Wasior, Sabtu.
Dia mengatakan bahwa Otsus dinilai berhasil karena Kabupaten Wondama yang dulu gelap tidak ada pembangunan kini sudah terang benderang mulai ibu kota sampai pulau-pulau, bahkan daerah pegunungan.
"Kita melihat infrastruktur jembatan, dermaga, jalan hingga di pulau-pulau telah dibangun pemerintah, bahkan pendidikan telah berjalan baik. Saya nyatakan bahwa Otsus berhasil, “ ujarnya.
Pensiunan TNI AD itu tidak menampik bahwa masih banyak permasalahan dalam implementasi program Otsus di Provinsi Papua Barat termasuk di Teluk Wondama. Namun secara umum Otsus telah menghadirkan perubahan positif untuk kehidupan orang asli Papua.
“Jangan kita tutup mata, jangan kita tutup hati untuk pemerintah yang telah memberikan dana Otsus untuk membangun Kabupaten Teluk Wondama. Jadi kami nyatakan Otsus jilid II harus tetap berjalan, “kata Ramar.
Menyinggung soal anggapan bahwa Otsus di Papua telah gagal, ia mengklaim itu muncul lantaran informasi tentang hasil pembangunan maupun kegiatan-kegiatan yang dibiayai dana Otsus tidak disampaikan secara luas kepada masyarakat.
Akibatnya, kata dia, masyarakat asli Papua terutama yang di kampung belum banyak mengetahui manfaat dari dana Otsus. Selain itu, kurangnya keterbukaan dari kepala desa hingga pemerintah soal penggunaan dana Otsus.
"Setiap pekerjaan sekolah, jembatan, dan lainnya belum ada transparansi seperti pemasangan papan tulis yang memberitahu bahwa pekerjaan ini dibiayai dana Otsus supaya masyarakat semua bisa tahu. Hal seperti ini yang belum dilkukan ,” ujar Ramar.
Dana Otsus sudah dimanfaatkan untuk membangun rumah sosial, jalan, jembatan, pendidikan hingga dengan orang yang berjualan di pinggir jalan mendapatkan dana Otsus. "Jadi mari kita tetap menerima dana Otsus untuk jilid II. Saya harap masyarakat Wondama bersatu untuk menerima," katanya.
Sebelumnya dalam diskusi tentang keberlangsungan Otsus di Provinsi Papua Barat, sejumlah warga asli Wondama mengemukakan bahwa Otsus telah membawa dampak positif bagi orang asli Papua sehingga Otsus tetap berlanjut.