Jayapura (ANTARA) -
"Pola pelaksanaan penanaman mangrove BRGM dilakukan dengan masyarakat langsung, sistem pembayarannya pun melalui transfer langsung ke rekening pelaksana," katanya.
Menurut Ayu, pulihnya ekosistem mangrove bisa mengembalikan fungsi ekologinya sebagai tempat pemisah biota laut, seperti ikan, udang dan kepiting.
Sekadar diketahui, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) merupakan salah satu lembaga pemerintah yang turut mengembangkan program ini melalui restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi mangrove.
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melaksanakan penanaman mangrove perdana di Kampung Armopa, Distrik Bonggo, Kabupaten Sarmi, Papua sebagai upaya melakukan pemulihan ekonomi nasional dampak dari pandemi COVID-19.
Sekretaris BRGM Ayu Dewi Utari dalam siaran pers di Jayapura, Jumat, mengatakan luasan target rehabilitasi mangrove di Provinsi Papua adalah 1,500 hektare yang tersebar di delapan Kabupaten dengan 78 kelompok masyarakat atau melibatkan sekitar 2.000 masyarakat.
"Pola pelaksanaan penanaman mangrove BRGM dilakukan dengan masyarakat langsung, sistem pembayarannya pun melalui transfer langsung ke rekening pelaksana," katanya.
"Insya Allah akan berhasil dan harus berhasil, karena kegiatan PEN ini memang diadakan untuk membantu masyarakat yang hidup berdampingan dengan ekosistem mangrove, kembalinya ikan, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Penanaman Pohon Bakau Adrian Senis mengatakan masyarakat di Kampung Armopa yang menggantungkan hidupnya pada penangkapan ikan ini, menyambut baik program PEN BRGM yang diselenggarakan bersama BPDASHL Mamberamo.
"Lantaran, masyarakat merasa adanya perhatian khusus dari pemerintah pusat, terutama Presiden Joko Widodo dan BRGM yang sangat peduli pada masyarakat dalam menghadapi pandemi ini," katanya.
Dia menambahkan pihaknya terbantu dengan program ini karena sekarang ada pendapatan yang pasti, antusiasme masyarakat terlihat jelas dalam keikutsertaan warga bergotong royong dalam menyukseskan penanaman mangrove seluas 40 hektare di Kampung Armopa.
"Kelompok kami beranggota 50 orang, tapi semua masyarakat juga terlibat dalam pekerjaan ini secara gotong royong, masyarakat merasa, terpulihkannya mangrove bisa menjadi sarang ikan bagi warga kampung, sehingga tidak akan susah ke laut lagi untuk mencari ikan," ujarnya.
Sekadar diketahui, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) merupakan salah satu lembaga pemerintah yang turut mengembangkan program ini melalui restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi mangrove.