Wamena (ANTARA) - Manajemen Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) YSO Ninabua Wamena Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua mendukung percepatan vaksinasi anak sekolah melalui sosialisasi dan imbauan kepada orang tua siswa di sekolah setempat.
Kepala SMK YSO Ninabua Wamena, Bernart S Maalangen, di Wamena, Jumat, mengatakan pihaknya menantikan program vaksinasi anak sekolah yang hendak dilakukan pemerintah.
"Ketika ada vaksinasi dari pemerintah atau pihak manapun yang masuk ke sekolah kami siap membantu, memang anak-anak sudah siap tinggal kami menginventarisasi siapa-siapa yang bersedia dan siapa yang tidak bersedia," katanya.
Ia mengatakan sekolah ini belum terjadwalkan untuk kegiatan vaksinasi siswa sekolah dan pihaknya masih menunggu program pemerintah itu.
Disebutkan, pihak sekolah bahkan telah mengumumkan kepada pelajar untuk siap mengikuti vaksin sebab baru sebagian kecil siswa yang melakukan vaksin.
"Kami sudah umumkan supaya bersiap-siap. Jadi siapa yang bersedia divaksin kita vaksin, siapa yang tidak bersedia silahkan," katanya.
Menurut dia ada sebagian orang tua murid yang belum mengizinkan anak mereka divaksin sehingga keputusan itu tidak bisa dipaksakan pihak sekolah.
"Yang tidak bersedia itu kami tidak bisa paksakan karena siswa yang tidak vaksin, ketentuan pemerintah bahwa tidak dilarang masuk sekolah. Tentu dengan catatan prokes ketat," katanya.
Bernart memastikan seluruh tenaga pengajar di situ sudah mengikuti vaksin secara mandiri di puskesmas maupun tempat vaksin yang disediakan pemerintah.
Berdasarkan rekomendasi pemerintah, pihaknya sudah mulai melakukan pertemuan tatap muka terbatas (PTMT) minggu lalu.
"Penerapan prokes tetap kami lakukan. Misal, siswa 50 persen yang masuk, artinya jumlah kami batasi dan pulang lebih cepat. Kami ada punya tim lengkap di sekolah yang melakukan pemeriksaan suhu, memantau anak cuci tangan, menjaga jarak. Ini dilakukan setiap hari," katanya.
Kepala SMK YSO Ninabua Wamena, Bernart S Maalangen, di Wamena, Jumat, mengatakan pihaknya menantikan program vaksinasi anak sekolah yang hendak dilakukan pemerintah.
"Ketika ada vaksinasi dari pemerintah atau pihak manapun yang masuk ke sekolah kami siap membantu, memang anak-anak sudah siap tinggal kami menginventarisasi siapa-siapa yang bersedia dan siapa yang tidak bersedia," katanya.
Ia mengatakan sekolah ini belum terjadwalkan untuk kegiatan vaksinasi siswa sekolah dan pihaknya masih menunggu program pemerintah itu.
Disebutkan, pihak sekolah bahkan telah mengumumkan kepada pelajar untuk siap mengikuti vaksin sebab baru sebagian kecil siswa yang melakukan vaksin.
"Kami sudah umumkan supaya bersiap-siap. Jadi siapa yang bersedia divaksin kita vaksin, siapa yang tidak bersedia silahkan," katanya.
Menurut dia ada sebagian orang tua murid yang belum mengizinkan anak mereka divaksin sehingga keputusan itu tidak bisa dipaksakan pihak sekolah.
"Yang tidak bersedia itu kami tidak bisa paksakan karena siswa yang tidak vaksin, ketentuan pemerintah bahwa tidak dilarang masuk sekolah. Tentu dengan catatan prokes ketat," katanya.
Bernart memastikan seluruh tenaga pengajar di situ sudah mengikuti vaksin secara mandiri di puskesmas maupun tempat vaksin yang disediakan pemerintah.
Berdasarkan rekomendasi pemerintah, pihaknya sudah mulai melakukan pertemuan tatap muka terbatas (PTMT) minggu lalu.
"Penerapan prokes tetap kami lakukan. Misal, siswa 50 persen yang masuk, artinya jumlah kami batasi dan pulang lebih cepat. Kami ada punya tim lengkap di sekolah yang melakukan pemeriksaan suhu, memantau anak cuci tangan, menjaga jarak. Ini dilakukan setiap hari," katanya.