Timika (ANTARA) - Pebiliar ganda putra Erwin/Rudy Susanto mengakhiri kehampaan medali emas bagi Jawa Timur di cabang olahraga biliar PON XX Papua setelah memenangi babak final bola sembilan di GOR Biliar SP5 Mimika, Senin.
Ganda putra yang baru pertama kali dipasangkan di PON ini, unggul dengan skor 8-4 atas pasangan Arun/Noor Hidayatullah dari Kalimantan Selatan dalam pertandingan selama 2,5 jam.
"Kami percaya dengan apa yang sudah kami lakukan selama ini, di asrama lima sampai enam bulan kami berdua terus latihan dan Puji Tuhan sekarang membuahkan hasil," kata Rudy yang ditemui setelah memastikan kemenangannya, Senin.
Pertandingan berjalan ketat pada paruh awal, dengan pasangan Arun/Noor terus memepet perolehan gim poin. Erwin/Rudy yang mulanya unggul 1-0, bisa disamakan kedudukannya menjadi 1-1.
Kejar mengejar skor terus berulang hingga akhirnya kedudukan imbang 4-4. Mulai tahap ini, permainan Erwin/Rudy semakin matang, serta menghasilkan pukulan yang akurat.
"Dari awal kami sudah pasrah, berserah saja ke Tuhan dan melakukan yang terbaik. Beruntung kami mendapat jalan dan bisa memenangkan medali emas pertama untuk Jawa Timur (di biliar)," kata Erwin menceritakan.
Erwin menceritakan, meski bisa unggul di paruh kedua namun bukan berarti tidak menemui hambatan. Namun berkat kematangan dan kemampuan saling memahami rekan main, kendala di meja biliar bisa cukup teratasi.
"Kami sebagai satu tim tentu harus punya satu tujuan. Mau tidak mau kami harus mendobrak batasan agar bisa kompak," ungkapnya.
"Ya kami puas dengan hasil ini karena sudah bekerja sangat keras di nomor ini. Ini lah hasil manis dari perjuangan kami di pelatihan," tutur Rudy menambahkan.
Kemenangan ini menjadi revans bagi Erwin/Rudy kepada Arun/Noor dari pertemuan sebelumnya yang terjadi di babak semifinal nomor bola delapan ganda putra.
Akibat kekalahan itu, Erwin/Rudy hanya berhak meraih medali perunggu. Namun dengan hasil positif ini, Erwin/Rudy mematahkan harapan lawannya dengan memberikan medali perak.
Sementara untuk medali perunggu, diraih Rome/Punguan dari Sumatera Utara dan Ismail Kadir/Ahmad Riswan Adi Putra dari Sulawesi Selatan.
Ganda putra yang baru pertama kali dipasangkan di PON ini, unggul dengan skor 8-4 atas pasangan Arun/Noor Hidayatullah dari Kalimantan Selatan dalam pertandingan selama 2,5 jam.
"Kami percaya dengan apa yang sudah kami lakukan selama ini, di asrama lima sampai enam bulan kami berdua terus latihan dan Puji Tuhan sekarang membuahkan hasil," kata Rudy yang ditemui setelah memastikan kemenangannya, Senin.
Pertandingan berjalan ketat pada paruh awal, dengan pasangan Arun/Noor terus memepet perolehan gim poin. Erwin/Rudy yang mulanya unggul 1-0, bisa disamakan kedudukannya menjadi 1-1.
Kejar mengejar skor terus berulang hingga akhirnya kedudukan imbang 4-4. Mulai tahap ini, permainan Erwin/Rudy semakin matang, serta menghasilkan pukulan yang akurat.
"Dari awal kami sudah pasrah, berserah saja ke Tuhan dan melakukan yang terbaik. Beruntung kami mendapat jalan dan bisa memenangkan medali emas pertama untuk Jawa Timur (di biliar)," kata Erwin menceritakan.
Erwin menceritakan, meski bisa unggul di paruh kedua namun bukan berarti tidak menemui hambatan. Namun berkat kematangan dan kemampuan saling memahami rekan main, kendala di meja biliar bisa cukup teratasi.
"Kami sebagai satu tim tentu harus punya satu tujuan. Mau tidak mau kami harus mendobrak batasan agar bisa kompak," ungkapnya.
"Ya kami puas dengan hasil ini karena sudah bekerja sangat keras di nomor ini. Ini lah hasil manis dari perjuangan kami di pelatihan," tutur Rudy menambahkan.
Kemenangan ini menjadi revans bagi Erwin/Rudy kepada Arun/Noor dari pertemuan sebelumnya yang terjadi di babak semifinal nomor bola delapan ganda putra.
Akibat kekalahan itu, Erwin/Rudy hanya berhak meraih medali perunggu. Namun dengan hasil positif ini, Erwin/Rudy mematahkan harapan lawannya dengan memberikan medali perak.
Sementara untuk medali perunggu, diraih Rome/Punguan dari Sumatera Utara dan Ismail Kadir/Ahmad Riswan Adi Putra dari Sulawesi Selatan.