Jayapura (ANTARA) - Sejumlah tenaga kesehatan (nakes) korban kekerasan dan penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) distrik Kiwirok Kabupaten Pegunungan Bintang,Papua meminta bantuan pemerintah daerah bersama Komisi Nasional Hak Asasi Manusia serta Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) untuk  dipulangkan ke daerahnya di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Tanah Toraja, Provinsi Sulsel.

"Kami sudah hampir satu bulan di kota Jayapura dalam perlindungan Komnas HAM untuk menunggu kepastian bantuan pulang ke kampung halaman ingin bertemu dengan sanak keluarga serta untuk mengurangi trauma,"ungkap tenaga kesehatan korban KKB Moa dan Ama dalam keterangan di kantor Komnas HAM perwakilan Papua di Jayapura, Senin (18/10).

Moa mengakui, hingga Senin 18 Oktober 2021 sejumlah nakes yang selamat dari kejadian kekerasan penyerangan KKB Papua di Kiwirok pada Senin 13 September 2021 masih menanti dukungan bantuan pemerintah supaya bisa membantu memulangkan mereka ke kampung halaman

Sementara itu, Kasubag sub pelayanan pengaduan masyarakat Komnas HAM Papua Melchior S.Weruin mengatakan, sudah kurang lebih satu bulan Komnas HAM perwakilan Papua terus memberikan pendampingan dan perlindungan kepada para nakes korban kekerasan KKB di Kiwirok.

Diakui Melchior, dari sembilan nakes korban kekerasan KKB di Kiwirok masih berada di Jayapura untuk menanti uluran bantuan pemkab Pegunungan Bintang dan pihak terkait membantu kepulangan ke kampung halaman.

Disebut Melchior, ada enam nakes yang masih menanti bantuan untuk dipulangkan ke daerah di antaranya tiga ke NTT dan tiga ke Tanah Toraja (Tator), Provinsi Sulawesi Selatan.

"Keinginan nakes korban kekerasan dan penyerangan Puskesmas Kiwirok ingin pulang ke kampung halaman. Ya,Komnas HAM perwakilan Papua sudah menghubungi pihak pemkab Pegunungan Bintang dan lembaga LPSK untuk membantu memfasilitasi kepulangan nakes,"ujar Melchior saat mendampingi nakes korban kekerasan KKB di Kiwirok.

Staf Komnas HAM Perwakilan Papua Nareki Kogoya yang melakukan pemantauan di Puskesmas Kiwirok mengakui, pelayanan kesehatan untuk warga Kiwirok masih tutup pascapenyerangan dan pembakaran Puskesmas pada 13 September 2021.

"Hasil pemantauan di lapangan layanan kesehatan di sejumlah Puskesmas terhenti pascainsiden penyerangan dan penembakan KKB seperti distrik Kiwirok, Okica, oplik dan distrik opyok,"ungkapnya.

Nareki menyebut, informasi pemantauan Komnas HAM perwakilan Papua di lapangan disebutkan jumlah tenaga kesehatan kontrak  sebanyak 331 orang terdiri dokter, perawat/bidan serta tenaga kesehatan kontrak lainnya.

Sebelumnya, Kepala perwakilan Komnas HAM Papua Frits Bernard Ramandey menyebut, Komnas HAM sudah menghubungi berbagai pihak terkait dan Pemkab Pegunungan Bintang untuk memfasilitasi keinginan nakes supaya dapat dipulangkan di daerahnya.

"Komnas HAM Papua sudah memberikan perlindungan kepada nakes korban kekerasan KKB Kiwirok dan telah membantu memulihkan psikologisnya secara perlahan. Ya, adanya keinginan nakes untuk pulang bertemu keluarga masih dikoordinasikan dengan pihak terkait,"ujarnya.

Sembilan nakes yang masih mendapat pendampingan Komnas HAM Papua, terdiri tiga berasal dari NTT, tiga Tanah Toraja, satu  Jawa, satu orang dari Arso dan satu orang di Putali, Kabupaten Jayapura.

 

Pewarta : Muhsidin
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024