Manado (ANTARA) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulawesi Utara (Sulut) Jenny Karouw optimistis provinsi berpenduduk lebih 2,6 juta jiwa ini menjadi pusat layanan kesehatan di wilayah Indonesia timur.

"Dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional atau PEN ada yang diperuntukkan bagi penanganan kesehatan," ujar Karouw, di Manado, Senin.

Makanya, kata dia lagi, dari dana PEN dialokasikan untuk melengkapi infrastruktur penanganan kesehatan seperti peralatan yang disiapkan untuk rumah sakit, laboratorium termasuk pembangunan fisik.

Sasarannya tidak hanya meningkatkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat Sulut, tetapi ke depan mendorong Sulut menjadi pusat pelayanan kesehatan di Indonesia timur.

"Kalau biasanya orang berobat ke Penang, bisa datang ke Sulut. Ini menjadi kerinduan Gubernur Olly Dondokambey membangun infrastruktur kesehatan yang representatif," katanya pula.

Pusat-pusat layanan kesehatan yang representatif ini, kata dia lagi, tidak hanya di Kota Manado sebagai ibu kota provinsi, tapi juga di seluruh kabupaten dan kota di daerah ini.

"Walaupun berlabel rumah sakit pemerintah, tapi pelayanannya secara lebih profesional. Di Penang, ke rumah sakit sama dengan masuk hotel, seperti itulah yang kita harapkan," ujarnya lagi.

Kontribusi dana PEN, menurut dia, sangat penting untuk mewujudkan harapan membangun infrastruktur kesehatan yang representatif, selain itu dana tersebut juga dimanfaatkan untuk penanganan COVID-19 di daerah ini.

Sulut mendapatkan pinjaman dana PEN sebesar Rp1,2 triliun lebih, terinci sebesar Rp723 miliar (tahun 2020) dan Rp552 miliar (tahun 2021).

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024