Wamena (ANTARA) - Pengusaha Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua mulai pertama kali menjual jenis pertamax bagi masyarakat umum.
"Untuk pembeliannya warga tidak harus menggunakan kartu pengendali BBM seperti yang dikeluarkan pemerintah bagi pemilik kendaraan untuk membeli bahan bakar di APMS,"ungkap Penanggungjawab dua APMS di Jayawijaya, Yono di Wamena, Senin.
Yono mengatakan, BBM jenis pertamax sudah mulai dijual dan dipasarkan ke masyarakat sejak Senin 6 Desember.
"Dilaksanakan di APMS Lasminingsih. Setelah pelayanan BBM jenis solar dan pertalite nanti kita lanjut pertamax menggunakan manual sambil menunggu dispenser atau alat kita datang dan dipasang," katanya.
Pertamax yang disediakan ini dijual dengan harga Rp9.500 per liter dan kuotanya tergantung kesanggupan pengelola APMS untuk menebus pembelian di Pertamina.
"Artinya kalau memang ada modal banyak bisa beli banyak. Tetapi aturannya itu memang harganya Rp9.200 tetapi dipastikan untuk tenaganya bupati sampaikan harganya itu Rp9.500," katanya.
Diakui Yono, jika selama ini pembelian pertalite dan solar di seluruh APMS di Jayawijaya harus menggunakan kartu pengendali atau kupon yang dikeluarkan pemerintah maka penjualan pertamax tidak demikian.
Kupon atau kartu pengendali yang dikeluarkan pemerintah, menurut Yono, untuk mengontrol agar kuota solar dan pertalite yang terbatas, bisa dinikmati sebagian besar masyarakat, terutama pemilik kendaraan.
Saat ini masyarakat di Kabupaten Jayawijaya mengalami kelangkaan BBM jenis pertalite sebab sejumlah pengecer menyembunyikan dan tidak mau menjual BBM mereka.
Karena tidak mau mengikuti harga eceran yang ditetapkan pemerintah KabupatenJayawijaya melalui Bupati Jhon Ricard Banua sebesar Rp15 ribu per liter.
"Untuk pembeliannya warga tidak harus menggunakan kartu pengendali BBM seperti yang dikeluarkan pemerintah bagi pemilik kendaraan untuk membeli bahan bakar di APMS,"ungkap Penanggungjawab dua APMS di Jayawijaya, Yono di Wamena, Senin.
Yono mengatakan, BBM jenis pertamax sudah mulai dijual dan dipasarkan ke masyarakat sejak Senin 6 Desember.
"Dilaksanakan di APMS Lasminingsih. Setelah pelayanan BBM jenis solar dan pertalite nanti kita lanjut pertamax menggunakan manual sambil menunggu dispenser atau alat kita datang dan dipasang," katanya.
Pertamax yang disediakan ini dijual dengan harga Rp9.500 per liter dan kuotanya tergantung kesanggupan pengelola APMS untuk menebus pembelian di Pertamina.
"Artinya kalau memang ada modal banyak bisa beli banyak. Tetapi aturannya itu memang harganya Rp9.200 tetapi dipastikan untuk tenaganya bupati sampaikan harganya itu Rp9.500," katanya.
Diakui Yono, jika selama ini pembelian pertalite dan solar di seluruh APMS di Jayawijaya harus menggunakan kartu pengendali atau kupon yang dikeluarkan pemerintah maka penjualan pertamax tidak demikian.
Kupon atau kartu pengendali yang dikeluarkan pemerintah, menurut Yono, untuk mengontrol agar kuota solar dan pertalite yang terbatas, bisa dinikmati sebagian besar masyarakat, terutama pemilik kendaraan.
Saat ini masyarakat di Kabupaten Jayawijaya mengalami kelangkaan BBM jenis pertalite sebab sejumlah pengecer menyembunyikan dan tidak mau menjual BBM mereka.
Karena tidak mau mengikuti harga eceran yang ditetapkan pemerintah KabupatenJayawijaya melalui Bupati Jhon Ricard Banua sebesar Rp15 ribu per liter.