Jakarta (ANTARA) - Salah seorang pekerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang bertugas menyalurkan bantuan sosial, Herman Husaleka, merasa bangga dapat berkontribusi bagi masyarakat di daerah terpencil.
Herman yang mengikuti seleksi dan bergabung dengan BRI sejak 2017 sebagai petugas penyalur bantuan pemerintah merasa bersyukur menjadi bagian dari Insan BRILian (pekerja BRI) karena mampu berkontribusi kepada negeri.
"Alhamdulillah, lolos sampai sekarang," katanya dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Sabtu.
Sejak itu, Herman pun dipercaya untuk menjalankan tugas sebagai penyalur bantuan di BRI Kantor Cabang Pembantu Sula dengan wilayah kerja yang sangat luas karena berupa kepulauan.
Hal itu membuat Herman sering mengalami kendala yang dihadapinya dalam menyalurkan bantuan salah satunya adalah cuaca buruk, sehingga jika cuaca tidak mendukung, maka ia kesulitan menggunakan transportasi laut, sehingga penyaluran bantuan tertunda.
"Kalau di laut, tergantung cuaca. Kalau cuaca buruk, saya terpaksa menunggu sampai cuaca bagus. Sampai kadang saya harus menginap," ujar lulusan S1 Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah, Ternate, Maluku Utara ini.
Untuk menyalurkan bantuan, ada dua transportasi yang biasa digunakan oleh Herman yaitu sepeda motor untuk menempuh jalur darat dan perahu kecil bermesin untuk mobilitas antarpulau.
Selain itu, kendala lainnya adalah jaringan yakni misalnya Agen BRILink di pulau paling ujung yang harus beberapa kali naik perahu untuk datang ke Sula.
"Kartu mengalami disable, PIN terblokir. Kalau sudah begitu mesti naik perahu dari kampung ke kecamatan. Dari kecamatan nunggu kapal ke sini. Tiket perahu pulang pergi bisa Rp500 ribu untuk perbaikan kartu," jelasnya.
Meski memiliki banyak tantangan, Herman mengaku sangat menikmati profesinya karena dapat menyalurkan bantuan di desa-desa hingga turun langsung ke lapangan dan melihat kondisi masyarakat langsung.
Kinerja apik dari Insan BRILian seperti Herman di wilayah-wilayah terpencil menjadi energi optimisme tersendiri bagi BRI. Bank terbesar di Indonesia ini akan terus berkomitmen membantu pemerintah dalam menyalurkan bantuan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan.
Saat ini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) telah menyalurkan bantuan sosial program keluarga harapan (PKH) sebesar Rp11 triliun, bansos sembako reguler Rp16,6 triliun, bansos sembako PPKM Rp2,4 triliun, dan bansos penanganan kemiskinan ekstrem Rp236,9 miliar per Desember 2021.
Herman yang mengikuti seleksi dan bergabung dengan BRI sejak 2017 sebagai petugas penyalur bantuan pemerintah merasa bersyukur menjadi bagian dari Insan BRILian (pekerja BRI) karena mampu berkontribusi kepada negeri.
"Alhamdulillah, lolos sampai sekarang," katanya dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Sabtu.
Sejak itu, Herman pun dipercaya untuk menjalankan tugas sebagai penyalur bantuan di BRI Kantor Cabang Pembantu Sula dengan wilayah kerja yang sangat luas karena berupa kepulauan.
Hal itu membuat Herman sering mengalami kendala yang dihadapinya dalam menyalurkan bantuan salah satunya adalah cuaca buruk, sehingga jika cuaca tidak mendukung, maka ia kesulitan menggunakan transportasi laut, sehingga penyaluran bantuan tertunda.
"Kalau di laut, tergantung cuaca. Kalau cuaca buruk, saya terpaksa menunggu sampai cuaca bagus. Sampai kadang saya harus menginap," ujar lulusan S1 Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah, Ternate, Maluku Utara ini.
Untuk menyalurkan bantuan, ada dua transportasi yang biasa digunakan oleh Herman yaitu sepeda motor untuk menempuh jalur darat dan perahu kecil bermesin untuk mobilitas antarpulau.
Selain itu, kendala lainnya adalah jaringan yakni misalnya Agen BRILink di pulau paling ujung yang harus beberapa kali naik perahu untuk datang ke Sula.
"Kartu mengalami disable, PIN terblokir. Kalau sudah begitu mesti naik perahu dari kampung ke kecamatan. Dari kecamatan nunggu kapal ke sini. Tiket perahu pulang pergi bisa Rp500 ribu untuk perbaikan kartu," jelasnya.
Meski memiliki banyak tantangan, Herman mengaku sangat menikmati profesinya karena dapat menyalurkan bantuan di desa-desa hingga turun langsung ke lapangan dan melihat kondisi masyarakat langsung.
Kinerja apik dari Insan BRILian seperti Herman di wilayah-wilayah terpencil menjadi energi optimisme tersendiri bagi BRI. Bank terbesar di Indonesia ini akan terus berkomitmen membantu pemerintah dalam menyalurkan bantuan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan.
Saat ini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) telah menyalurkan bantuan sosial program keluarga harapan (PKH) sebesar Rp11 triliun, bansos sembako reguler Rp16,6 triliun, bansos sembako PPKM Rp2,4 triliun, dan bansos penanganan kemiskinan ekstrem Rp236,9 miliar per Desember 2021.