Timika (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, saat ini merawat 14 pasien COVID-19 dengan gejala sedang hingga berat.
Direktur RSUD Mimika dr Antonius Passulu di Timika, Rabu mengatakan dari 14 pasien yang dirawat di ruang isolasi khusus COVID-19 itu, ada yang memiliki penyakit bawaan (penyerta) dan ada yang memiliki gejala ringan yang ditemukan saat melakukan skrining.
"Dari 14 pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit, dua orang mengalami gejala berat. Satunya sudah ada perbaikan, satu lagi merupakan anak usia 14 tahun yang belum pernah mendapatkan vaksin," katanya.
Sejauh ini RSUD Mimika belum mengetahui dari mana remaja 14 tahun itu terpapar COVID-19 karena sedang dilakukan pelacakan.
"Gejala yang diderita sesak nafas, batuk, pilek. Yang jelas kalau sesak, maka kami pakaikan oksigen," ujarnya.
Lebih lanjut Antonius menerangkan hingga kini jajarannya telah mengirim 15 sampel spesimen usap pasien COVID-19 ke Jayapura untuk mengetahui varian apa yang kini menyerang warga Mimika tersebut.
"Kami masih menunggu, sementara mereka di Jayapura juga masih menunggu dari Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan," ujarnya.
Penularan COVID-19 kian meningkat di Kabupaten Mimika, terutama di wilayah Distrik Tembagapura, Kuala Kencana dan sekitar Kota Timika sejak pertengahan Januari 2022.
Mimika sempat mengalami kondisi zona hijau tanpa temuan kasus COVID-19 pada akhir November 2021 hingga awal Januari lalu.
Sebagian besar kasus COVID-19 yang ditemukan pada pertengahan Januari lalu di Mimika berasal dari para pelaku perjalanan yang baru kembali dari daerah asal mereka setelah menjalani cuti kerja dan liburan Natal-Tahun Baru.
Direktur RSUD Mimika dr Antonius Passulu di Timika, Rabu mengatakan dari 14 pasien yang dirawat di ruang isolasi khusus COVID-19 itu, ada yang memiliki penyakit bawaan (penyerta) dan ada yang memiliki gejala ringan yang ditemukan saat melakukan skrining.
"Dari 14 pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit, dua orang mengalami gejala berat. Satunya sudah ada perbaikan, satu lagi merupakan anak usia 14 tahun yang belum pernah mendapatkan vaksin," katanya.
Sejauh ini RSUD Mimika belum mengetahui dari mana remaja 14 tahun itu terpapar COVID-19 karena sedang dilakukan pelacakan.
"Gejala yang diderita sesak nafas, batuk, pilek. Yang jelas kalau sesak, maka kami pakaikan oksigen," ujarnya.
Lebih lanjut Antonius menerangkan hingga kini jajarannya telah mengirim 15 sampel spesimen usap pasien COVID-19 ke Jayapura untuk mengetahui varian apa yang kini menyerang warga Mimika tersebut.
"Kami masih menunggu, sementara mereka di Jayapura juga masih menunggu dari Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan," ujarnya.
Penularan COVID-19 kian meningkat di Kabupaten Mimika, terutama di wilayah Distrik Tembagapura, Kuala Kencana dan sekitar Kota Timika sejak pertengahan Januari 2022.
Mimika sempat mengalami kondisi zona hijau tanpa temuan kasus COVID-19 pada akhir November 2021 hingga awal Januari lalu.
Sebagian besar kasus COVID-19 yang ditemukan pada pertengahan Januari lalu di Mimika berasal dari para pelaku perjalanan yang baru kembali dari daerah asal mereka setelah menjalani cuti kerja dan liburan Natal-Tahun Baru.