Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi dengan magnitudo 5,8 terjadi di barat laut Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, pada Sabtu pukul 13.15 WIB.
Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi BMKG, gempa itu pusatnya berada di laut pada kedalaman 118 km di koordinat 5.73 LU dan 126.37 BT, sekitar 30 km arah barat laut Miangas.
Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut BMKG gempa bumi itu tergolong jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi lempeng laut Filipina.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulisnya.
Bambang mengatakan, peta guncangan menunjukkan gempa bumi itu getarannya dirasakan di daerah Miangas pada skala intensitas IV MMI serta daerah Nanusa dan Gemeh pada skala III sampai IV MMI.
Pada skala III MMI getaran akibat gempa dapat dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seolah ada truk berlalu, dan pada skala IV MMI getaran pada siang hari dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah serta menyebabkan gerabah pecah dan pintu dan jendela berderik.
Bambang mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan mengenai adanya kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi di barat laut Miangas.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi (menimbulkan) tsunami," kata dia.
Ia mengimbau warga menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa bangunan tempat tinggal untuk memastikan tidak ada kerusakan yang bisa membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi BMKG, gempa itu pusatnya berada di laut pada kedalaman 118 km di koordinat 5.73 LU dan 126.37 BT, sekitar 30 km arah barat laut Miangas.
Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut BMKG gempa bumi itu tergolong jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi lempeng laut Filipina.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulisnya.
Bambang mengatakan, peta guncangan menunjukkan gempa bumi itu getarannya dirasakan di daerah Miangas pada skala intensitas IV MMI serta daerah Nanusa dan Gemeh pada skala III sampai IV MMI.
Pada skala III MMI getaran akibat gempa dapat dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seolah ada truk berlalu, dan pada skala IV MMI getaran pada siang hari dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah serta menyebabkan gerabah pecah dan pintu dan jendela berderik.
Bambang mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan mengenai adanya kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi di barat laut Miangas.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi (menimbulkan) tsunami," kata dia.
Ia mengimbau warga menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa bangunan tempat tinggal untuk memastikan tidak ada kerusakan yang bisa membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.