Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaksanakan serah terima alih status penggunaan Rumah Susun (Rusun) untuk pegawai ASN Politeknik Kelautan dan Perikanan di Sorong, Provinsi Papua Barat senilai Rp18,1 miliar.
"Bangunan Rumah Susun ini, diperuntukkan sebagai asrama bagi Pegawai ASN di Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan," kata Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, dalam rilis di Jakarta, Sabtu.
Ia mengemukakan, Rusun ini dibangun dengan tipe 36 setinggi tiga lantai dan dilengkapi dengan fasilitas meubelair atau perabotan lengkap.
Pembangunan Rusun ini, menurut Iwan, diyakini akan menambah semangat bagi seluruh pengurus jajaran Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
Rusun Politeknik Kelautan dan Perikanan dibangun Direktorat Jenderal Perumahan di Sorong, Provinsi Papua Barat. Rusun tersebut dibangun dengan dana APBN tahun anggaran 2018. Rusun ini dibangun satu menara, tiga lantai dengan tipe 36, jumlah hunian sebanyak 42 unit, dapat menampung 176 pegawai dengan anggaran Rp18,1 miliar.
Iwan juga menambahkan, Salah satu peran penting penerima aset dalam penyelenggaraan penyediaan perumahan adalah melalui percepatan penghunian, karena dengan dilakukannya pemanfaatan rumah susun maka dapat meningkatkan masa usia bangunan sehingga umur layanannya menjadi lebih efektif dan optimal.
"Pembentukan Badan Pengelolaan Rusun juga sangat perlu untuk menjalankan dengan baik kegiatan pemanfaatan rusun yang meliputi kegiatan operasional, pemeliharaan dan perawatan dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku, sehingga rusun tidak mudah rusak dan dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama" katanya.
Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Antam Novambar mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada Ditjen Perumahan Kementerian PUPR yang telah berkenan membantu dan memberikan Rusun guna pengembangan pendidikan bidang Kelautan dan Perikanan, dengan adanya serah terima alih Rusun ini pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan akan bertanggung jawab penuh serta memelihara rusun dengan baik.
Senada, Plt. Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP Kusdiantoro menyampaikan terima kasih kepada Kementerian PUPR atas bantuannya dalam mendukung tugas dan fungsi pendidikan kelautan dan perikanan melalui penyediaan sarana dan prasarana rumah susun yang digunakan untuk tempat tinggal pegawai ASN di Politeknik KP Sorong.
"Saya lihat rumah susun ini sangat representatif dan dapat dimanfaatkan bagi para ASN, untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai dosen dalam melakukan pendidikan bagi para taruna-taruni di Politeknik KP Sorong," katanya.
Selanjutnya Kusdiantoro menjelaskan, pihaknya menyelenggarakan pendidikan formal secara vokasi, melalui pendekatan teaching factory, dengan porsi praktik 70 persen dan teori 30 persen dengan biaya pendidikan disubsidi oleh negara.
Selain itu, katanya, terdapat minimal sebanyak 55 persen kuota peserta didik diisi oleh anak-anak pelaku utama kelautan dan perikanan, seperti nelayan, pembudi daya ikan, pengolah dan pemasar ikan, serta petambak garam.
"Bangunan Rumah Susun ini, diperuntukkan sebagai asrama bagi Pegawai ASN di Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan," kata Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, dalam rilis di Jakarta, Sabtu.
Ia mengemukakan, Rusun ini dibangun dengan tipe 36 setinggi tiga lantai dan dilengkapi dengan fasilitas meubelair atau perabotan lengkap.
Pembangunan Rusun ini, menurut Iwan, diyakini akan menambah semangat bagi seluruh pengurus jajaran Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
Rusun Politeknik Kelautan dan Perikanan dibangun Direktorat Jenderal Perumahan di Sorong, Provinsi Papua Barat. Rusun tersebut dibangun dengan dana APBN tahun anggaran 2018. Rusun ini dibangun satu menara, tiga lantai dengan tipe 36, jumlah hunian sebanyak 42 unit, dapat menampung 176 pegawai dengan anggaran Rp18,1 miliar.
Iwan juga menambahkan, Salah satu peran penting penerima aset dalam penyelenggaraan penyediaan perumahan adalah melalui percepatan penghunian, karena dengan dilakukannya pemanfaatan rumah susun maka dapat meningkatkan masa usia bangunan sehingga umur layanannya menjadi lebih efektif dan optimal.
"Pembentukan Badan Pengelolaan Rusun juga sangat perlu untuk menjalankan dengan baik kegiatan pemanfaatan rusun yang meliputi kegiatan operasional, pemeliharaan dan perawatan dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku, sehingga rusun tidak mudah rusak dan dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama" katanya.
Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Antam Novambar mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada Ditjen Perumahan Kementerian PUPR yang telah berkenan membantu dan memberikan Rusun guna pengembangan pendidikan bidang Kelautan dan Perikanan, dengan adanya serah terima alih Rusun ini pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan akan bertanggung jawab penuh serta memelihara rusun dengan baik.
Senada, Plt. Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP Kusdiantoro menyampaikan terima kasih kepada Kementerian PUPR atas bantuannya dalam mendukung tugas dan fungsi pendidikan kelautan dan perikanan melalui penyediaan sarana dan prasarana rumah susun yang digunakan untuk tempat tinggal pegawai ASN di Politeknik KP Sorong.
"Saya lihat rumah susun ini sangat representatif dan dapat dimanfaatkan bagi para ASN, untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai dosen dalam melakukan pendidikan bagi para taruna-taruni di Politeknik KP Sorong," katanya.
Selanjutnya Kusdiantoro menjelaskan, pihaknya menyelenggarakan pendidikan formal secara vokasi, melalui pendekatan teaching factory, dengan porsi praktik 70 persen dan teori 30 persen dengan biaya pendidikan disubsidi oleh negara.
Selain itu, katanya, terdapat minimal sebanyak 55 persen kuota peserta didik diisi oleh anak-anak pelaku utama kelautan dan perikanan, seperti nelayan, pembudi daya ikan, pengolah dan pemasar ikan, serta petambak garam.