Biak (ANTARA) - Duta rumah belajar dan guru inovasi SMA YPK 3 Urfu Kabupaten Biak Numfor Restyin Yusuf mengajak kalangan guru perempuan orang asli Papua harus bisa mengembangkan inovasi baru dalam proses pembelajaran kepada siswa di sekolah.
"Pengembangan inovasi dalam belajar harus kita coba lakukan di sekolah. Saya optimistis guru perempuan Papua bisa berinovasi melakukan terobosan baru mengajar siswa,"ungkap Restyin Yufuf menjawab ANTARA seusai menerima penghargaan dari Bupati Biak Herry Ario Naap di Biak, Selasa (8/3).
Ia mengakui, dengan banyak melakukan inovasi belajar maka bisa melahirkan ide-ide baru dalam mengembangkan pembelajaran siswa.
Dalam situasi kemajuan Iptek saat ini, menurut Restyin, guru tidak hanya pandai mendidik siswa namun juga dituntut mempraktikkan pengembangan inovasi belajar siswa.
Meski guru perempuan Papua berada di daerah, menurut Restyin, namun dalam mengembangkan inovasi belajar kita tidak boleh kalah dengan guru di kota besar lainnya.
Sebagai guru perempuan Papua, pesan Restyin, kita harus bisa dan tidak boleh takut dengan kondisi yang ada.
"Namun, dengan semua keterbatasan yang dimiliki saat ini kita perlu membuat terobosan dan ide-ide baru dalam mengembangkan pembelajaran siswa dengan kearifan lokal,"ujarnya.
Restyin berharap, ke depan makin banyak lagi duta rumah belajar dan guru inovasi perempuan asli Papua sehingga berimbas ke sekolah-sekolah lain di Kabupaten Biak Numfor.
"Ini menjadi tantangan tersendiri sehingga harus kita hadapi dan tidak boleh menyerah dengan kekurangan yang dimiliki. Saya harapkan penghargaan ini bisa diterima guru Papua di sekolah lainnya," harap Restyin.
"Pengembangan inovasi dalam belajar harus kita coba lakukan di sekolah. Saya optimistis guru perempuan Papua bisa berinovasi melakukan terobosan baru mengajar siswa,"ungkap Restyin Yufuf menjawab ANTARA seusai menerima penghargaan dari Bupati Biak Herry Ario Naap di Biak, Selasa (8/3).
Ia mengakui, dengan banyak melakukan inovasi belajar maka bisa melahirkan ide-ide baru dalam mengembangkan pembelajaran siswa.
Dalam situasi kemajuan Iptek saat ini, menurut Restyin, guru tidak hanya pandai mendidik siswa namun juga dituntut mempraktikkan pengembangan inovasi belajar siswa.
Meski guru perempuan Papua berada di daerah, menurut Restyin, namun dalam mengembangkan inovasi belajar kita tidak boleh kalah dengan guru di kota besar lainnya.
Sebagai guru perempuan Papua, pesan Restyin, kita harus bisa dan tidak boleh takut dengan kondisi yang ada.
"Namun, dengan semua keterbatasan yang dimiliki saat ini kita perlu membuat terobosan dan ide-ide baru dalam mengembangkan pembelajaran siswa dengan kearifan lokal,"ujarnya.
Restyin berharap, ke depan makin banyak lagi duta rumah belajar dan guru inovasi perempuan asli Papua sehingga berimbas ke sekolah-sekolah lain di Kabupaten Biak Numfor.
"Ini menjadi tantangan tersendiri sehingga harus kita hadapi dan tidak boleh menyerah dengan kekurangan yang dimiliki. Saya harapkan penghargaan ini bisa diterima guru Papua di sekolah lainnya," harap Restyin.