Ternate (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga Region Papua Maluku  menjamin kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) selama bulan suci Ramadhan tercukupi, dan tidak ada penumpukan kendaraan pada SPBU yang tersebar di wilayah Papua, Maluku, Maluku Utara (Pamalu).

Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Papua Maluku – PT Pertamina Sub Holding Commercial dan Trading, Edi Mangun dihubungi dari Ternate, Sabtu, menjelaskan beberapa hari lalu sebelum kenaikan harga Pertamax, ketersediaan BBM di seluruh SPBU Maluku dan Papua terus ditingkatkan dan untuk kebutuhan BBM selama Ramadan tetap tercukupi.

Walau begitu pada malam 31 Maret 2022 lalu sempat terjadi peningkatan penjualan  Pertamax, menyusul informasi kenaikan harga Pertamax per 1 April 2022.

Dia menyebut, untuk stok BBM dalam keadaan stabil, termasuk Pertamax, Solar Subsidi dan Pertalite. Bahkan pelanggan yang akan mengisi kendaraannya dengan Pertamax dapat dilayani dengan baik.

Pertamina terus memastikan ketersediaan BBM di Maluku Papua secara keseluruhan bertahan hingga 8 hari dan masyarakat tak perlu khawatir stok BBM Maluku Papua dalam keadaan sangat baik, bertahan hingga 8 hari ke depan. Kami juga pastikan tak ada kekurangan suplai ke SPBU.

Sehingga, dengan harga baru Pertamax, Pertamina berharap masyarakat tetap memilih BBM Non Subsidi yang lebih berkualitas. 

Edi bahkan, memastikan stok bahan BBM khusus di wilayah Malut terutama pada Ramadan tetap aman.

"Menjelang bulan Ramadan, dipastikan ada penambahan jumlah stok yang disesuaikan, dengan hasil pengamatan dan penelitian tim di lapangan selama satu tahun berjalan," katanya.

Olehnya itu, dia meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan stok BBM seperti Dexlite dan Pertalite. 

Sebab, Edi mengaku pihaknya tetap akan melayani  kebutuhan energi di wilayah Papua dan Maluku terutama Kota Ternate, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Meski BBM jenis Pertamax mengalami kenaikan harga, tetapi Edi memastikan pihaknya tidak pernah menimbun stok dengan waktu lebih dari satu minggu. 

Menurutnya, adanya perubahan atas kebijakan pemerintah dengan menggunakan BBM oktan tinggi yaitu oktan diatas 90 kemudian cetana number juga diatas 51, maka ini juga sudah menjadi tanggung jawab Pertamina untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
 

Pewarta : Abdul Fatah
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024