Timika (ANTARA) - Wakil Bupati Mimika, Papua Johannes Rettob menyatakan dibutuhkan keterlibatan semua Organisasi Perangkat Daerah (ODP) untuk bersama-sama berperan aktif menurunkan angka kekerdilan atau stunting di wilayah itu.

"Secara nasional kasus kekerdilan masih ada di angka 14 persen dengan target harus turun sampai nol persen. Di Mimika, terdapat 10 lokus yang ditetapkan oleh Kemenkes untuk harus diturunkan terutama di wilayah pedalaman karena angka kasus kekerdilan masih cukup tinggi," kata John Rettob di Timika, Selasa.

Terdapat 10 distrik dengan laporan kejadian stunting pada balita yang masih cukup tinggi di Mimika yaitu Jila, Mimika Barat, Mimika Timur, Mimika Tengah, Mimika Barat Jauh, Agimuga, Alama, Wania, Kwamki Narama, dan Jita.

Beberapa faktor pemicu tingginya kasus kekerdilan anak di wilayah pedalaman Mimika yaitu akibat kekurangan gizi, pola asuh yang tidak efektif, sanitasi yang buruk sehingga tidak memiliki akses untuk mendapatkan air bersih.

Faktor lainnya yaitu masih tingginya angka pernikahan usia dini di kalangan remaja perempuan di wilayah pedalaman Mimika.

Berdasarkan data Dinkes Mimika, pada 2021 dari 10.049 balita yang diukur status gizinya, ditemukan 1.457 balita stunting atau 14,5 persen balita dilaporkan stunting.

Bila dilihat berdasarkan distrik (kecamatan), Distrik Jila, Mimika Barat, dan Mimika Timur merupakan tiga distrik dengan laporan kejadian stunting terbanyak yaitu lebih dari 25 persen.

Di Jila, laporan kejadian stunting pada balita terbanyak ditemukan di Kampung Jengkon dan Pasir Putih yaitu lebih dari 50 persen, sementara di Distrik Mimika Barat laporan kejadian stunting pada balita terbanyak ditemukan di Kampung Atapo dan Kokonao yaitu sekitar 40 persen.

Upaya penurunan kekerdilan di Mimika dilakukan melalui dua intervensi yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

Intervensi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya kekerdilan dan umumnya diberikan oleh sektor kesehatan, sedangkan intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung kekerdilan sehingga membutuhkan keterlibatan dari sektor lain di luar kesehatan.

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024