Wamena (ANTARA) - Warga Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua mengharapkan pemerintah melalui dinas terkait mengatasi banjir yang rutin terjadi ketika turun hujan, dengan membenahi parit pembuangan sebab persoalan itu terjadi berulang kali dan terkesan tidak ditangani dengan baik.
Adam Menente, warga Jayawijaya, di Wamena, Jumat, mengatakan kawasan mereka sering menjadi langganan banjir sebab daerah itu rendah dan tidak ada parit pembuangan.
"Dampaknya sampah meluap ke jalan, aspal mulai keropos, beberapa rumah di belakang kantor LMA itu selalu banjir kadang sampai lulut dan betis orang dewasa," katanya.
Akibat tidak ada saluran pembuangan yang baik ke arah Kali Beliem, air yang meluap mengakibatkan permukiman warga berlumpur dan berdebu ketika panas.
"Kami punya harapan kepada pemerintah, agar kami terbebas dari banjir, misalnya membuat parit permanen, membuat pembuangan yang jelas supaya air sampai langsung ke Kali Baliem," katanya.
Ia juga mengajak masyarakat membantu pemerintah mengatasi persoalan itu dengan tidak membuang sampah sembarangan serta tidak menghambat pemerintah yang hendak membuka parit atau memperbaiki parit yang ada.
"Kalau pemerintah mau buat got atau aliran air, masyarakat harus terbuka karena ini untuk kepentingan bersama untuk mengurai banjir di dalam kota ini. Akibat banjir, biasanya sampai di rumah sakit, bandara di apron juga bisanya air naik batas betis orang dewasa," katanya.
Warga lainnya, Hironimus mengharapkan dinas terkait melakukan pengawasan agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan tempat dan mengakibatkan Kota Wamena menjadi kotor.
"Fungsi pengawasan dari instansi terkait perlu diperhatikan dan lebih jelek lagi sampai hari ini masih buang sampah sembarangan," katanya.
Naftali Pawika mengatakan hujan di Jayawijaya bukan terjadi pada tahun 2022 saja sehingga dinas terkait sudah harusnya memiliki solusi untuk mengatasi persoalan banjir akibat hujan.
"Dinas terkait tidak harus berpikir saja bahwa kalau banjir, pasti akan surut lagi. Seharusnya mereka carikan solusi. Walau mereka sering berkata, sulit bekerja tanpa anggaran tetapi haruskan menunggu sampai ada korban atas dampak banjir," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jayawijaya Amos Asso mengatakan kebersihan kota Wamena menjadi kendala sebab keterbatasan anggaran.
"Mengenai kebersihan Kota Wamena,penanganan sampah di DLH sangat jelas tetapi keadaan saat ini kurang tenaga kerja karena plafon anggaran sangat minim sehingga banyak tempat yang belum ditangani,"katanya.
Adam Menente, warga Jayawijaya, di Wamena, Jumat, mengatakan kawasan mereka sering menjadi langganan banjir sebab daerah itu rendah dan tidak ada parit pembuangan.
"Dampaknya sampah meluap ke jalan, aspal mulai keropos, beberapa rumah di belakang kantor LMA itu selalu banjir kadang sampai lulut dan betis orang dewasa," katanya.
Akibat tidak ada saluran pembuangan yang baik ke arah Kali Beliem, air yang meluap mengakibatkan permukiman warga berlumpur dan berdebu ketika panas.
"Kami punya harapan kepada pemerintah, agar kami terbebas dari banjir, misalnya membuat parit permanen, membuat pembuangan yang jelas supaya air sampai langsung ke Kali Baliem," katanya.
Ia juga mengajak masyarakat membantu pemerintah mengatasi persoalan itu dengan tidak membuang sampah sembarangan serta tidak menghambat pemerintah yang hendak membuka parit atau memperbaiki parit yang ada.
"Kalau pemerintah mau buat got atau aliran air, masyarakat harus terbuka karena ini untuk kepentingan bersama untuk mengurai banjir di dalam kota ini. Akibat banjir, biasanya sampai di rumah sakit, bandara di apron juga bisanya air naik batas betis orang dewasa," katanya.
Warga lainnya, Hironimus mengharapkan dinas terkait melakukan pengawasan agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan tempat dan mengakibatkan Kota Wamena menjadi kotor.
"Fungsi pengawasan dari instansi terkait perlu diperhatikan dan lebih jelek lagi sampai hari ini masih buang sampah sembarangan," katanya.
Naftali Pawika mengatakan hujan di Jayawijaya bukan terjadi pada tahun 2022 saja sehingga dinas terkait sudah harusnya memiliki solusi untuk mengatasi persoalan banjir akibat hujan.
"Dinas terkait tidak harus berpikir saja bahwa kalau banjir, pasti akan surut lagi. Seharusnya mereka carikan solusi. Walau mereka sering berkata, sulit bekerja tanpa anggaran tetapi haruskan menunggu sampai ada korban atas dampak banjir," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jayawijaya Amos Asso mengatakan kebersihan kota Wamena menjadi kendala sebab keterbatasan anggaran.
"Mengenai kebersihan Kota Wamena,penanganan sampah di DLH sangat jelas tetapi keadaan saat ini kurang tenaga kerja karena plafon anggaran sangat minim sehingga banyak tempat yang belum ditangani,"katanya.