Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura mengharapkan para pemangku kepentingan (stakeholder) di wilayahnya bersinergi menurunkan angka stunting yang telah mencapai 10,5 persen dari jumlah penduduk.

Wakil Wali Kota Jayapura Rustan Saru di Jayapura, Kamis, mengatakan angka 10,5 persen ini berdasarkan hasil penelitian aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) pada wilayah Port Numbay.

"Untuk itu, saya meminta dinas kesehatan setempat agar menurunkan angka stunting di bawah standar nasional, pasalnya, dari hasil survei status gizi Indonesia angka stunting di Kota Jayapura masih di atas 22 persen," katanya.

Menurut Rustan, untuk itu, pihaknya berharap dinas kesehatan bersama stakeholder terkait maupun Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di wilayahnya bekerja sama untuk menurunkan angka stunting.

"Apalagi program nasional melalui hasil survei gizi Indonesia pada 2024 angka stunting minimal 14 persen," ujarnya.

Dia menjelaskan Dinkes Kesehatan Kota Jayapura ke depan dapat menyusun program kerja yang terstruktur dan termonitor langsung oleh Kementerian Kesehatan RI agar pelaksanaan di lapangan bisa optimal.

"Supaya kaum ibu di Kota Jayapura yang sedang mengandung (hamil) hingga melahirkan sampai 1000 hari pertumbuhan anak bisa termonitor juga," katanya lagi.

Dia menambahkan dengan demikian petugas di lapangan juga sudah mempunyai sumber data dan rencana kerja sebagai indikator penentuan pencapaian penurunan stunting pada 2024.

"Kami harap tim kerja tetap solid sehingga pada 2022 ini sudah bisa terbaca apakah angka stunting di Kota Jayapura akan turun di bawah 14 persen pada 2024 atau tidak," ujarnya lagi.

Pewarta : Ardiles Leloltery
Editor : Hendrina Dian Kandipi
Copyright © ANTARA 2024