Jayapura (ANTARA) -
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Wilayah V Jayapura Dony christianto di Jayapura, Jumat mengatakan berdasarkan data BMKG yang telah dikeluarkan kondisi terkini seharusnya memasuki musim kemarau namun intensitas hujan kini tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasa.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura menyampaikan kondisi musim kemarau basah yang terjadi memberikan dampak keuntungan bagi sektor pertanian di Papua.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Wilayah V Jayapura Dony christianto di Jayapura, Jumat mengatakan berdasarkan data BMKG yang telah dikeluarkan kondisi terkini seharusnya memasuki musim kemarau namun intensitas hujan kini tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasa.
"Kalau kemarau basah dampak negatif kecil karena musim kemarau biasanya tanah kering tapi kini dengan situasi tersebut bagus bagi sektor pertanian untuk bercocok tanam karena bisa menjadi sumber air," katanya.
Menurut Dony, jika dilihat bahwa bulan lima dan enam masuk awal musim kemarau yang akan berlangsung hingga Agustus, namun kondisi fenomena La Nina masih bertahan sehingga hujan pun belum reda.
"Jadi hujan diperkirakan masih agak tinggi sehingga itu yang menyebabkan masuk kemarau basah," ujarnya.
Dia menjelaskan untuk intensitas hujan saat normal di wilayah Jayapura dan sekitarnya 150 hingga 200 milimeter.
"Namun di kemarau basah kini intensitas hujan bisa 250-300 milimeter," katanya lagi.
Dia menambahkan kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dengan intensitas hujan yang tinggi dengan tetap memantau informasi dari BMKG.