Wamena (ANTARA) - Legislator Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua mendukung rencana Kementerian ESDM untuk mengalihkan subsidi Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilo gram ke kompor listrik.
Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jayawijaya Irwan Asso di Wamena, Kamis, mengatakan selagi kebijakan itu tidak memberatkan masyarakat maka pihaknya mendukung.
"Kami masyarakat bersyukur kalau pemerintah ada niat baik membantu. Yang penting itu tidak menyusahkan masyarakat kita," katanya.
Menurut Irwan, kebijakan itu pastinya menguntungkan sebagian masyarakat Jayawijaya, terutama yang terbiasa dengan kompor listrik atau peralatan elektronik.
"Penggunaan kompor listrik dan LPG di sini kurang. Yang gunakan itu hanya di wilayah pusat kota. Kalau di wilayah pinggiran, masyarakat kebanyakan tidak menggunakan kompor. Mereka memasak secara tradisional dengan kayu bakar," ujarnya.
Dia menjelaskan penggunaan kompor listrik di Kabupaten Jayawijaya perlu didukung dengan layanan listrik yang memadai.
Legislator berpendapat demikian sebab pihak PLN Wamena masih saja memberlakukan pemadaman bergilir di sejumlah titik dan dikhawatirkan berdampak kepada aktivitas masyarakat ketika menggunakan kompor listrik.
"Kalau misalnya barang itu datang, sudah pasti akan membebankan listrik kami di wilayah kota dan itu akan jadi masalah sehingga pihak PLN perlu mendukung. Tetapi pada intinya kami sampaikan terimakasih atas kebijakan pemerintah jika tidak merugikan masyarakat kita," katanya.
Berdasarkan pantauan Antara, sebagian besar warga di Jayawijaya tidak mengandalkan LPG maupun kompor listrik untuk memasak sebab pengadaan LPG sangat susah.
Masyarakat pegunungan Papua pada umumnya lebih banyak melakukan aktivitas memasak dengan menggunakan kayu bakar atau minyak tanah.
Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jayawijaya Irwan Asso di Wamena, Kamis, mengatakan selagi kebijakan itu tidak memberatkan masyarakat maka pihaknya mendukung.
"Kami masyarakat bersyukur kalau pemerintah ada niat baik membantu. Yang penting itu tidak menyusahkan masyarakat kita," katanya.
Menurut Irwan, kebijakan itu pastinya menguntungkan sebagian masyarakat Jayawijaya, terutama yang terbiasa dengan kompor listrik atau peralatan elektronik.
"Penggunaan kompor listrik dan LPG di sini kurang. Yang gunakan itu hanya di wilayah pusat kota. Kalau di wilayah pinggiran, masyarakat kebanyakan tidak menggunakan kompor. Mereka memasak secara tradisional dengan kayu bakar," ujarnya.
Dia menjelaskan penggunaan kompor listrik di Kabupaten Jayawijaya perlu didukung dengan layanan listrik yang memadai.
Legislator berpendapat demikian sebab pihak PLN Wamena masih saja memberlakukan pemadaman bergilir di sejumlah titik dan dikhawatirkan berdampak kepada aktivitas masyarakat ketika menggunakan kompor listrik.
"Kalau misalnya barang itu datang, sudah pasti akan membebankan listrik kami di wilayah kota dan itu akan jadi masalah sehingga pihak PLN perlu mendukung. Tetapi pada intinya kami sampaikan terimakasih atas kebijakan pemerintah jika tidak merugikan masyarakat kita," katanya.
Berdasarkan pantauan Antara, sebagian besar warga di Jayawijaya tidak mengandalkan LPG maupun kompor listrik untuk memasak sebab pengadaan LPG sangat susah.
Masyarakat pegunungan Papua pada umumnya lebih banyak melakukan aktivitas memasak dengan menggunakan kayu bakar atau minyak tanah.