Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua mengantisipasi petani mengalami gagal panen akibat musim kemarau yang diprediksi berlangsung Agustus hingga September 2022.
Kepala Dinas Pertanian Jayawijaya Hendri Tetelepta saat di Wamena, Minggu, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk bersama membantu warga mencegah permasalahan itu.
"Kami tetap berkoordinasi dengan badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) terkait siklus tahunan memasuki musim kemarau itu," katanya.
Ia mengatakan yang paling terasa dampaknya jika terjadi musim kemarau adalah sawah, sebab stok air terbatas.
"Jika berkepanjangan bisa gagal panen sehingga harus dibantu dengan pompa air," katanya.
Hendri Tetelepta mengharapkan seluruh petugas lapangan atau penyuluh yang tersebar di wilayah itu menyampaikan kepada dinas jika terjadi persoalan di lapangan agar pemerintah mengambil langkah untuk membantu petani.
"Balai penyuluh pertanian di tingkat distrik, wajib melaporkan perkembangan pertanian di wilayah masing-masing wilayah," katanya.
Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wamena di Jayawijaya memprediksi sejumlah daerah di pegunungan Papua akan mengalami kemarau pada Agustus hingga September.
"Terkait puncak pergantian ke musim kemarau beralam di Wamena itu diperkirakan Agustus ke September sesuai regulasi tahunan," kata kepala BMKG Wamena Subahari.
Perubahan cuaca itu diprediksi akan berdampak pada sektor pertanian di Jayawijaya dan beberapa kabupaten sekitar.
Kepala Dinas Pertanian Jayawijaya Hendri Tetelepta saat di Wamena, Minggu, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk bersama membantu warga mencegah permasalahan itu.
"Kami tetap berkoordinasi dengan badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) terkait siklus tahunan memasuki musim kemarau itu," katanya.
Ia mengatakan yang paling terasa dampaknya jika terjadi musim kemarau adalah sawah, sebab stok air terbatas.
"Jika berkepanjangan bisa gagal panen sehingga harus dibantu dengan pompa air," katanya.
Hendri Tetelepta mengharapkan seluruh petugas lapangan atau penyuluh yang tersebar di wilayah itu menyampaikan kepada dinas jika terjadi persoalan di lapangan agar pemerintah mengambil langkah untuk membantu petani.
"Balai penyuluh pertanian di tingkat distrik, wajib melaporkan perkembangan pertanian di wilayah masing-masing wilayah," katanya.
Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wamena di Jayawijaya memprediksi sejumlah daerah di pegunungan Papua akan mengalami kemarau pada Agustus hingga September.
"Terkait puncak pergantian ke musim kemarau beralam di Wamena itu diperkirakan Agustus ke September sesuai regulasi tahunan," kata kepala BMKG Wamena Subahari.
Perubahan cuaca itu diprediksi akan berdampak pada sektor pertanian di Jayawijaya dan beberapa kabupaten sekitar.