Jayapura (ANTARA) - Papua Muda Inspiratif (PMI) bekerja sama dengan Dirjen Kementerian Perindustrian untuk mengadakan bimbingan teknis (bimtek) wirausaha baru batik, berbasis kompetensi pembuatan kain batik cap, dengan pewarnaan batik di Kota Jayapura awal pekan ini.
PMI memiliki pandangan untuk membawa semangat baru bagi anak-anak muda Papua. Lewat PMI ini, anak-anak muda Papua dapat mengimplementasikan potensi-potensi ide kreatifnya.
Project Manager Sosial Budaya PMI, Efraim Ramandey mengatakan, kegiatan yang diikuti oleh 15 orang dari 6 kelompok pembatik yang ada di Jayapura ini, dilaksanakan atas kolaborasi antara PMI dengan Kementerian Perindustrian dan Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta.
"Kelompok batik ini existing. 6 kelompok batik ini mengikuti bimtek tingkat lanjut, bukan pemula. Teknik yang diberikan dalam bimtek ini merupakan teknik lanjutan," kata Efraim dalam keterangan pers yang diterima Antara di Jayapura, Sabtu.
Acara tersebut dihadiri oleh Asisten 2 Pembangunan Kota Jayapura, Ir. B. Widi Hartanti dan Sekretaris Dinas Perindagkop Kota Jayapura, Abner Bmei serta sejumlah tokoh lainnya.
Efraim menjelaskan, dalam rangkaian kegiatan ini, PMI memfasilitasi pengrajin batik untuk mendapatkan sertifikasi profesi kompetensi batik. Menurutnya, bukan hanya sertifikasi, tapi ada bantuan alat produksi batik, hasil kerja sama Kemenperin dan PMI.
"Harapannya sertifikasi ini menjadi legal standing bagi pelaku usaha batik. Dalam acara ini juga kita dorong untuk pemberian hak kekayaan intelektual merek, desain, dan motif. Tujuannya untuk melindungi desain motif batik Papua kedepannya sehingga motif-motif ini dapat bernilai ekonomi lebih tinggi, terutama bagi masyarakat penggiat batik Papua," paparnya.
Efraim juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu acara tersebut.
Kepala Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik, Kemenperin, Hendra Yetty, menyatakan, pihaknya mendukung penuh kegiatan bermanfaat yang diadakan PMI. Ia berharap kegiatan itu dapat terus berlanjut.
"Harapannya pelatihan ini tidak berhenti di sini, terus ditingkatkan, terus diasah, dipraktikkan," ujarnya.
Salah seorang pengrajin batik, Blandina Ongge (57), mengaku senang dengan adanya kegiatan ini. Ia berterima kasih kepada PMI dan pihak terkait, karena telah membantu pengrajin batik untuk mengembangkan potensi dan relasinya demi meningkatkan kegiatan ekonominya.
Blandina mengajak para pembatik pemula untuk terus berkarya dan pantang menyerah dalam belajar membatik. "Saya sangat berterima kasih untuk Papua Muda inspiratif, Kementerian Perindustrian, Balai Batik untuk bantuan yang telah diberikan untuk kelompok usaha yang ada di Jayapura," tuturnya.
Kegiatan bimtek ini berlangsung sejak 19-23 September 2022.
PMI memiliki pandangan untuk membawa semangat baru bagi anak-anak muda Papua. Lewat PMI ini, anak-anak muda Papua dapat mengimplementasikan potensi-potensi ide kreatifnya.
Project Manager Sosial Budaya PMI, Efraim Ramandey mengatakan, kegiatan yang diikuti oleh 15 orang dari 6 kelompok pembatik yang ada di Jayapura ini, dilaksanakan atas kolaborasi antara PMI dengan Kementerian Perindustrian dan Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta.
"Kelompok batik ini existing. 6 kelompok batik ini mengikuti bimtek tingkat lanjut, bukan pemula. Teknik yang diberikan dalam bimtek ini merupakan teknik lanjutan," kata Efraim dalam keterangan pers yang diterima Antara di Jayapura, Sabtu.
Acara tersebut dihadiri oleh Asisten 2 Pembangunan Kota Jayapura, Ir. B. Widi Hartanti dan Sekretaris Dinas Perindagkop Kota Jayapura, Abner Bmei serta sejumlah tokoh lainnya.
Efraim menjelaskan, dalam rangkaian kegiatan ini, PMI memfasilitasi pengrajin batik untuk mendapatkan sertifikasi profesi kompetensi batik. Menurutnya, bukan hanya sertifikasi, tapi ada bantuan alat produksi batik, hasil kerja sama Kemenperin dan PMI.
"Harapannya sertifikasi ini menjadi legal standing bagi pelaku usaha batik. Dalam acara ini juga kita dorong untuk pemberian hak kekayaan intelektual merek, desain, dan motif. Tujuannya untuk melindungi desain motif batik Papua kedepannya sehingga motif-motif ini dapat bernilai ekonomi lebih tinggi, terutama bagi masyarakat penggiat batik Papua," paparnya.
Efraim juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu acara tersebut.
Kepala Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik, Kemenperin, Hendra Yetty, menyatakan, pihaknya mendukung penuh kegiatan bermanfaat yang diadakan PMI. Ia berharap kegiatan itu dapat terus berlanjut.
"Harapannya pelatihan ini tidak berhenti di sini, terus ditingkatkan, terus diasah, dipraktikkan," ujarnya.
Salah seorang pengrajin batik, Blandina Ongge (57), mengaku senang dengan adanya kegiatan ini. Ia berterima kasih kepada PMI dan pihak terkait, karena telah membantu pengrajin batik untuk mengembangkan potensi dan relasinya demi meningkatkan kegiatan ekonominya.
Blandina mengajak para pembatik pemula untuk terus berkarya dan pantang menyerah dalam belajar membatik. "Saya sangat berterima kasih untuk Papua Muda inspiratif, Kementerian Perindustrian, Balai Batik untuk bantuan yang telah diberikan untuk kelompok usaha yang ada di Jayapura," tuturnya.
Kegiatan bimtek ini berlangsung sejak 19-23 September 2022.