Jayapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua bersama PT Freeport Indonesia atau PTFI terus berkolaborasi guna menekan angka malaria di wilayah itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Reynold Ubra dalam siaran pers yang diterima di Jayapura, Kamis mengatakan pihaknya telah menjalankan program pencegahan dan penanganan malaria, seperti penyuluhan, pemberian kelambu, penyemprotan, dan pemberian pengobatan malaria bagi masyarakat sejak 1994.

Selain itu kata dia, pihaknya juga bekerjasama dengan Yayasan Pusat Inovasi Kesehatan (PIKAT) Universitas Udayan serta PTFI dalam menjalankan program Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).

"Kami bersama mitra juga memberikan pemberian pelayanan kesehatan gratis di Rumah Sakit Mitra Masyarakat dan sejumlah klinik serta pengiriman tenaga kesehatan dengan kapal dan pesawat ke daerah terpencil secara berkala," katanya.

Dia menjelaskan sementara dalam menjalankan Riskesdas yang merupakan program Kementerian Kesehatan RI yang selalu dilakukan dalam skala nasional setiap lima tahun sekali pihaknya meyakini bahwa hasilnya akan membantu masyarakat Kabupaten Mimika.

"Di mana masyarakat bisa merasakan peningkatan kualitas kesehatan melalui perencanaan program kesehatan yang lebih terpadu dan terintegrasi dari seluruh pemangku kepentingan di Mimika," ujarnya.

Dia menambahkan secara umum Riskesdas Mimika pada 2021 meneliti status kesehatan masyarakat, prevalensi penyakit menular dan tidak menular, akses layanan kesehatan, kondisi sanitasi lingkungan, dan perilaku kesehatan masyarakat Mimika dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2018 tingkat provinsi dan nasional.

Terkait dengan prevalensi penyakit menular dan tidak menular hasil Riskesdas Mimika 2021 menunjukkan bahwa prevalensi berbagai jenis penyakit di Mimika seperti hepatitis, diare, HIV, asma, kanker, diabetes, penyakit jantung, hipertensi, stroke, dan ginjal kronis lebih rendah dari prevalensi secara umum di Papua tahun 2018.

"Hanya prevalensi malaria, penyakit ISPA, dan tuberkulosis paru-paru di Mimika yang lebih tinggi dari prevalensi secara umum di Papua," katanya lagi.

Kemudian angka stunting pada anak balita dan batita di Kabupaten Mimika lebih rendah dibanding hasil Riskesdas 2018 pada penduduk Papua.

Sementara itu Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan pihaknya dalam mendukung Riskesdas Mimika 202 sebagai bentuk komitmen PTFI sebagai perusahaan tambang berkelas dunia yang peduli terhadap praktik-praktik pertambangan yang aman dan berkelanjutan.

"serta untuk dapat berkontribusi dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Mimika dan juga Tanah Papua," katanya.

Dia menjelaskan dari hasil Riskesdas Mimika 2021 mempertegas program kesehatan yang selama ini dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika berkolaborasi dengan PT Freeport Indonesia dan Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) yang menerima dana investasi sosial PTFI khususnya dalam penanganan malaria dan peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak.

"Program kemitraan ini dilakukan sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat Mimika dari aspek kesehatan," ujarnya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika bersama PTFI dan PIKAT Universitas Udayana telah melakukan penelitian Riskesdas sejak November 2021 hingga Juni 2022 dengan melibatkan 154 tenaga pengumpul data dan juga 10.502 orang sampel dari 3.105 rumah tangga di 30 kampung di wilayah itu.

Hasil Risdeskas telah dirilis Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika di Timika, pada 30 September 2022.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kementerian Kesehatan RI mencatat Kabupaten Mimika merupakan yang tertinggi di Papua dengan jumlah positif malaria sebanyak 77.379 kasus.

Pewarta : Ardiles Leloltery
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024