Biak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Biak Numfor Papua terus berupaya menurunkan angka kasus stunting atau tumbuh kembang anak kerdil pada tahun 2024 menjadi nol kasus.
"Kasus stunting terus turun. Tahun 2018 sebesar 20,24 persen, di 2019 sebesar 18,74 persen, tahun 2020 sebesar 11,4 persen, pada 2021 sebesar 9,43 persen. Tahun 2022 turun lagi jadi 6,59 persen, tahun ini bisa turun lagi," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP2PAKB) Yohana Naap di Biak, Jumat.
Diakuinya, keberhasilan penanganan kasus Stunting anak di Kabupaten Biak Numfor dinilai berhasil sehingga pada Tahun 2023 tidak lagi dalam masuk fokus secara nasional.
Yohana mengatakan kasus stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Seorang anak bisa dikatakan mengalami gangguan pertumbuhan gizi buruk, kata Yohana, apabila tinggi badan anak menurut usia mereka tak normal.
Disebutkan Yohana, kasus stunting anak dapat dicegah terutama pada 1.000 hari pertama sejak masih dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.
"Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawalah anak secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak di fasilitas kesehatan pemerintah," kata Yohana.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, kelima pilar tersebut adalah komitmen dan visi kepemimpinan nasional dan daerah; komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat.
Diakuinya, kolaborasi semua elemen bangsa tetap menjadi kunci dari upaya penanganan stunting demi mewujudkan anak Indonesia sehat.
Penurunan stunting menjadi nol, menurut Yohana, bukan hanya menjadi kewajiban DP2PAKB semata tetapi lebih harus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan di daerah Biak Numfor.
Pemeriksaan kesehatan bagi anak dan ibu hamil menyusui harus dibarengi dengan pemberian vitamin dan makanan tambahan berupa asupan gizi seperti bubur kacang, telur ayam rebus, dan susu yang disiapkan di Posyandu.
"Dengan pemenuhan asupan gizi anak diharapkan dapat mencegah stunting di Kabupaten Biak Numfor," ujarnya.*
"Kasus stunting terus turun. Tahun 2018 sebesar 20,24 persen, di 2019 sebesar 18,74 persen, tahun 2020 sebesar 11,4 persen, pada 2021 sebesar 9,43 persen. Tahun 2022 turun lagi jadi 6,59 persen, tahun ini bisa turun lagi," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP2PAKB) Yohana Naap di Biak, Jumat.
Diakuinya, keberhasilan penanganan kasus Stunting anak di Kabupaten Biak Numfor dinilai berhasil sehingga pada Tahun 2023 tidak lagi dalam masuk fokus secara nasional.
Yohana mengatakan kasus stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Seorang anak bisa dikatakan mengalami gangguan pertumbuhan gizi buruk, kata Yohana, apabila tinggi badan anak menurut usia mereka tak normal.
Disebutkan Yohana, kasus stunting anak dapat dicegah terutama pada 1.000 hari pertama sejak masih dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.
"Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawalah anak secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak di fasilitas kesehatan pemerintah," kata Yohana.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, kelima pilar tersebut adalah komitmen dan visi kepemimpinan nasional dan daerah; komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat.
Diakuinya, kolaborasi semua elemen bangsa tetap menjadi kunci dari upaya penanganan stunting demi mewujudkan anak Indonesia sehat.
Penurunan stunting menjadi nol, menurut Yohana, bukan hanya menjadi kewajiban DP2PAKB semata tetapi lebih harus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan di daerah Biak Numfor.
Pemeriksaan kesehatan bagi anak dan ibu hamil menyusui harus dibarengi dengan pemberian vitamin dan makanan tambahan berupa asupan gizi seperti bubur kacang, telur ayam rebus, dan susu yang disiapkan di Posyandu.
"Dengan pemenuhan asupan gizi anak diharapkan dapat mencegah stunting di Kabupaten Biak Numfor," ujarnya.*