Jayapura (ANTARA) - Pakar Sosiologi Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua Prof Dr Avelinus Lefaan mengharapkan kaum milenial di Indonesia, khususnya Papua dapat menjadi penyaring untuk memilih calon pemimpin masa depan bangsa secara rasional, bukan karena latar belakang agama, ras dan suku.

"Untuk kaum milenial, khususnya pemilih pemula di Papua harus mempersiapkan diri mengikuti pemilihan umum (Pemilu) 2024," katanya di Jayapura, Jumat.

Menurut dia, mempersiapkan kaum milenial menghadapi pemilu menjadi tugas negara baik dari institusi perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat (LSM) ataupun media massa untuk lebih banyak melakukan sosialisasi kepada masyarakat Papua.

"Kaum milenial dipaksa dengan berbagai informasi, sehingga bisa menjadi sebuah penyaring untuk memilih calon pemimpin karena aspirasi kaum milenial ini menentukan masa depan bangsa," ujarnya.

Oleh karena itu, ia mendorong kaum milenial Papua untuk terus mengikuti perkembangan dengan mengakses informasi dari berbagai media atau gadget agar menambah wawasan dalam pemilihan saat pemilu nanti.

Dia menjelaskan munculnya sikap dan perilaku serta pengetahuan kaum milenial di Indonesia, khususnya di Papua tidak terlepas dari tiga pusat pendidikan yakni informal, nonformal dan pendidikan formal.

"Di mana tidak hanya membutuhkan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga membangun sikap dan perilaku kaum milenial dalam menghadapi pembangunan saat ini dan pemilu," katanya lagi.

Dia menambahkan, juga peranan orang tua di samping memberikan kehidupan kepada anak-anak, memberikan informasi tentang bangsa Indonesia membutuhkan pemikir seperti di dalam rumah.

"Demikian juga lembaga advokasi, kepolisian, kejaksaan dan sebagainya merupakan lembaga yang memiliki tugas utama untuk mendidik anak-anak bangsa menjadi anak yang rasional untuk suatu waktu mereka akan menangani nagara Indonesia sendiri, bukan orang lain," ujarnya.
 

Pewarta : Ardiles Leloltery
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024