Jayapura (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah V Jayapura gencar melakukan edukasi dan mitigasi terkait kesiapsiagaan masyarakat dengan fenomena cuaca ekstrem yang belakangan ini sering terjadi di Bumi Cenderawasih.
Kepala Wilayah V Jayapura Yustus Rumakiek di Jayapura, Jumat, mengatakan edukasi yang dilakukan kali ini menyasar warga yang bermukim di daerah rawan agar dapat dengan cepat melakukan mitigasi ketika terjadi bencana alam.
“Pada Rabu (31/5) kami melakukan sosialisasi terkait bencana Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) kepada masyarakat di Kota Jayapura, sehingga mereka memahami dan mampu memitigasi ketika terjadi bencana,” katanya.
Menurut Yustus, Kota Jayapura merupakan salah satu daerah rawan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi dan tsunami. Bencana ini terjadi akibat pengaruh dari Meteorolgi, Klimatologi dan Geofisika.
“Contohnya, meningkatnya intensitas curah hujan pada Januari 2022 yang mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor dan peristiwa gempa bumi yang terjadi pada Januari 2023,” ujarnya.
Dia menjelaskan terjadinya fenomena perubahan iklim harus menjadi perhatian semua pihak. Perubahan iklim dapat terjadi akibat tingginya aktivitas manusia yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungannya.
“Berdasarkan data 10 tahun terakhir dibandingkan 10 tahun sebelumnya, tercatat terjadi peningkatan suhu udara di beberapa wilayah di Papua, salah satunya Kota Jayapura. Jadi, indikasi adanya perubahan iklim memberikan pengaruh terhadap cuaca ekstrem,” katanya.
Dia menambahkan melihat kondisi tersebut sangat penting memberikan pemahaman bagi warga terkait fenomena yang kerap terjadi di Kota Jayapura guna meminimalisasi risiko yang berpotensi timbul ketika terjadi bencana.
"Melalui sosialisasi yang dilakukan, kami berharap pemahaman dan kesiapsiagaan warga dalam menghadapi bencana hidrometeorologi di Kota Jayapura semakin baik,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BBMKG Jayapura gencar lakukan edukasi terkait fenomena cuaca ekstrem