Biak (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Supiori, Papua membentuk 10 sekolah penggerak untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar pada tahun ajaran 2023/2024.
"Dari 10 sekolah penggerak yang sudah dibentuk terdiri empat SD, tiga SMP dan tiga PAUD," kata Kepala Dinas Pendidikan Supiori Rafles Ngilamele dihubungi di Biak, Jumat.
Ia mengatakan, telah membentuk forum guru diskusi atau komunitas guru. Hasil diskusi guru dibuat program pengimbasan menyusun guru kelas tiga dan kelas enam implementasi Kurikulum Merdeka dengan menyusun tujuan pembelajaran, memahami capaian pembelajaran.
Serta mempersiapkan masa pengenalan sekolah yang menyenangkan transisi siswa PAUD ke SD dengan melibatkan guru.
Setiap sekolah punya modul ajar sesuai karakteristik sekolah dan sesuai kemampuan peserta didik yang berbeda sehingga tercipta pembelajaran defresiasi.
Untuk SMP, menurut Rafles, pihak dinas pendidikan telah melakukan pendampingan selama empat hari.
Musyawarah guru mata pelajaran, lanjut Rafles, sudah mampu menyusun metode pembelajaran berdasarkan modul ajar dengan menganalisa karakteristik asesmen diagnostik yang guru lakukan saat masa pengenalan lingkungan sekolah.
"Pada September 2023 tim diskusi guru yang terbentuk akan ke sekolah-sekolah memastikan terjadi," katanya.
Untuk SMA, menurut Rafles, sudah melakukan pendampingan saat kegiatan MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah) siswa baru tahun ajaran 2023/2024.
"Kami akan undang lagi guru SMA untuk menyusun strategi bagaimana pendampingan bagi sekolah bisa menyusun modul ajar," katanya.
Rafles mengatakan, semua satuan pendidikan SD, SMP, SMA di Kabupaten Supiori wajib mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar.
"Disdik sudah membuat tahapan pelaksanaan dan tim tranformasi pembelajaran sedang bekerja," ujarnya.
Sedangkan hal lain yang juga mendukung program implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, menurut Rafles, guru harus punya kemampuan teknologi informasi (TI) yang bagus.
"Kami dari Dinas Pendidikan Kabupaten Supiori sudah membentuk juga tim transformasi TI yang berasal dari guru sekolah," katanya.
Disebutkan Rafles, para guru yang menguasai TI masing-masing distrik membentuk komunitas untuk melakukan pelatihan ketrampilan antar satuan pendidikan SD,SMP dan SMA bergabung.
"Tim transformasi TI untuk guru sudah berjalan tetapi kami menunggu laporan untuk ditindaklanjuti mendukung program implementasi Kurikulum Merdeka Belajar," katanya.
"Dari 10 sekolah penggerak yang sudah dibentuk terdiri empat SD, tiga SMP dan tiga PAUD," kata Kepala Dinas Pendidikan Supiori Rafles Ngilamele dihubungi di Biak, Jumat.
Ia mengatakan, telah membentuk forum guru diskusi atau komunitas guru. Hasil diskusi guru dibuat program pengimbasan menyusun guru kelas tiga dan kelas enam implementasi Kurikulum Merdeka dengan menyusun tujuan pembelajaran, memahami capaian pembelajaran.
Serta mempersiapkan masa pengenalan sekolah yang menyenangkan transisi siswa PAUD ke SD dengan melibatkan guru.
Setiap sekolah punya modul ajar sesuai karakteristik sekolah dan sesuai kemampuan peserta didik yang berbeda sehingga tercipta pembelajaran defresiasi.
Untuk SMP, menurut Rafles, pihak dinas pendidikan telah melakukan pendampingan selama empat hari.
Musyawarah guru mata pelajaran, lanjut Rafles, sudah mampu menyusun metode pembelajaran berdasarkan modul ajar dengan menganalisa karakteristik asesmen diagnostik yang guru lakukan saat masa pengenalan lingkungan sekolah.
"Pada September 2023 tim diskusi guru yang terbentuk akan ke sekolah-sekolah memastikan terjadi," katanya.
Untuk SMA, menurut Rafles, sudah melakukan pendampingan saat kegiatan MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah) siswa baru tahun ajaran 2023/2024.
"Kami akan undang lagi guru SMA untuk menyusun strategi bagaimana pendampingan bagi sekolah bisa menyusun modul ajar," katanya.
Rafles mengatakan, semua satuan pendidikan SD, SMP, SMA di Kabupaten Supiori wajib mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar.
"Disdik sudah membuat tahapan pelaksanaan dan tim tranformasi pembelajaran sedang bekerja," ujarnya.
Sedangkan hal lain yang juga mendukung program implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, menurut Rafles, guru harus punya kemampuan teknologi informasi (TI) yang bagus.
"Kami dari Dinas Pendidikan Kabupaten Supiori sudah membentuk juga tim transformasi TI yang berasal dari guru sekolah," katanya.
Disebutkan Rafles, para guru yang menguasai TI masing-masing distrik membentuk komunitas untuk melakukan pelatihan ketrampilan antar satuan pendidikan SD,SMP dan SMA bergabung.
"Tim transformasi TI untuk guru sudah berjalan tetapi kami menunggu laporan untuk ditindaklanjuti mendukung program implementasi Kurikulum Merdeka Belajar," katanya.