Biak (ANTARA) - KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 (KRI-WHS) merupakan kapal perang yang juga memiliki fungsi menjalankan tugas kemanusiaan. KRI ini dioperasikan sebagai kapal bantu Rumah Sakit Type C milik TNI Angkatan Laut untuk melayani kesehatan warga di wilayah pulau terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
KRI itu beroperasi tidak hanya mendukung embarkasi logistik personel TNI, tetapi kapal perang ini dapat memberikan pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi warga masyarakat yang sakit atau mengalami kecelakaan di laut.
Kapal tersebut memiliki panjang 124 meter dengan lebar 21,8 meter serta tinggi 42,068 meter. Adapun kecepatan jelajahnya maksimal 18 knot. Bahkan, kapal buatan PT PAL Surabaya ini juga mampu untuk berlayar selama 30 hari atau 10.000 mil laut tanpa berhenti.
Komandan KRI WSH-991 Kolonel Laut (P) Anang Setioko menyatakan KRI WSH-991 merupakan kapal terbaru yang dimiliki TNI Angkatan Laut.
Kapal perang ini memiliki banyak fungsi, di antaranya mendukung layanan kesehatan dalam setiap operasi yang dilakukan Mabes TNI AL, baik operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP).
Keberadaan KRI WSH-991 selain menjadi alutsista TNI AL juga memberikan layanan pengobatan masyarakat, khususnya di wilayah pesisir pulau 3T.
KRI tersebut memiliki fasilitas kesehatan yang mumpuni karena dilengkapi dengan dua ruang UGD, delapan klinik, lima ruang operasi, ruang perawatan, dan apotek.
Fasilitas kesehatan beserta paramedis di kapal itu setara dengan yang dimiliki oleh rumah sakit lainnya. KRI ini juga menerapkan standar pelayanan fasilitas kesehatan.
Selain itu, KRI tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas laboratorium, CT Scan, X-Ray, poliklinik, kamar jenazah, hingga landasan helikopter atau helipad.
Komandan KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 Kolonel Laut (P) Anang mengatakan sejak beroperasi, kapal ini telah melakukan berbagai tugas kenegaraan berskala Internasional, seperti pengamanan wilayah perairan Indonesia saat berlangsung pertemuan KTT G20 pada 2022 dan KTT ASEAN 2023 Labuhan Bajo NTT.
Selain itu, juga kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) Ke-4 Tahun 2023 yang dilaksanakan di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Untuk misi lain KRI WSH-991, di antaranya mendukung Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) di Provinsi Maluku pada September 2023.
Yang baru kapal perang ini melakukan Ekspedisi Kebangsaan yang dilakukan Kementerian Sosial di wilayah 3T Pulau Mapia pada 11-- 13 September 2023.
Kapal tersebut diawaki 163 personel,111 di antaranya tenaga medis, tiga dokter: spesialis THT, dokter gigi, dan dokter umum.
Fasilitas kesehatan yang dimiliki KRI WSH 991 itu mampu menampung sebanyak 130 pasien.
Misi kemanusiaan
Selain memiliki misi kemanusiaan, kehadiran KRI WSH-991 untuk memperkuat alutsista TNI khususnya pada matra Angkatan Laut.
Pengukuhan KRI WSH 991 dilaksanakan di Dermaga Pondok Dayung, Jakarta Utara, Kamis 3 November 2022 pada acara VIP Ship Tour dalam rangkaian kegiatan Indo Defence 2022 Expo and Forum.
Pengukuhan KRI tersebut juga dinilai spesial ditandai pembacaan pernyataan pengukuhan dilanjutkan penekanan tombol sirine yang dilakukan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto didampingi Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali dan ahli waris dr. Wahidin Sudirohusono.
"Kapal KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 adalah salah satu kapal terbesar yang dimiliki TNI AL dan saat ini memperkuat jajaran Koarmada III di Sorong, Papua Barat Daya," kata Kepala Staf Komando Armada III TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Singgih Sugiarto di atas KRI WSH-991.
Tugas kapal perang tersebut sebagai alutsista TNI untuk menjaga kedaulatan dan keamanan teritorial perairan laut Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keberadaan KRI WSH-991-- selain untuk mendukung operasi militer perang maupun operasi militer selain perang-- juga demi melaksanakan tugas kemanusiaan membantu dan melayani kebutuhan masyarakat di seluruh wilayah perairan NKRI.
Sebagai contoh keberadaan kapal perang TNI AL KRI WSH-991, menurut Singgih, membantu Pemerintah lewat Kementerian Sosial melakukan Ekspedisi Kebangsaan di 3T Pulau Mapia, Kabupaten Supiori, pada 11-13 September 2023.
Pada waktu Ekspedisi Kebangsaan, lanjut dia, prajurit TNI AL yang bertugas sebagai anak buah kapal KRI WSH-991 membantu mengangkut warga dan barang bantuan sosial bagi masyarakat wilayah 3T di Pulau Mapia.
Selain itu, tim kesehatan TNI AL ikut melakukan pemeriksaan kesehatan warga dari Pulau Mapia, memberikan obat, hingga melakukan operasi mata katarak. Para pasien diangkut dengan KRI WSH-991 menuju Kabupaten Biak Numfor.
"Jajaran prajurit TNI AL di lingkungan Komando Armada III selalu siap membantu masyarakat yang membutuhkan," ujar Laksma Singgih.
Warga pulau terluar Pula Mapia, Centra Y. Msen, menilai kehadiran kapal KRI dr. Wahidin Sudirohusodo di Pulau Mapia memang untuk membantu masyarakat yang sakit dan melakukan operasi katarak.
Layanan tersebut berkat perhatian dan kepedulian TNI dan Mensos Tri Rismaharini terhadap warga Pulau Mapia.
"Masyarakat berterima kasih atas dukungan TNI AL melalui angkutan kapal bantu rumah sakit KRI WSH-991 karena keberadaannya dapat memberikan pelayanan kesehatan," katanya.
Menurut Centra, kunjungan KRI SWH-991 tidak hanya ikut mengirimkan bantuan dari Kementerian Sosial tetapi juga memberikan pengobatan untuk warganya sedang sakit.
Kehadiran KRI tersebut benar-benar dirasakan manfaatnya masyarakat Pulau Mapia.
KRI itu beroperasi tidak hanya mendukung embarkasi logistik personel TNI, tetapi kapal perang ini dapat memberikan pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi warga masyarakat yang sakit atau mengalami kecelakaan di laut.
Kapal tersebut memiliki panjang 124 meter dengan lebar 21,8 meter serta tinggi 42,068 meter. Adapun kecepatan jelajahnya maksimal 18 knot. Bahkan, kapal buatan PT PAL Surabaya ini juga mampu untuk berlayar selama 30 hari atau 10.000 mil laut tanpa berhenti.
Komandan KRI WSH-991 Kolonel Laut (P) Anang Setioko menyatakan KRI WSH-991 merupakan kapal terbaru yang dimiliki TNI Angkatan Laut.
Kapal perang ini memiliki banyak fungsi, di antaranya mendukung layanan kesehatan dalam setiap operasi yang dilakukan Mabes TNI AL, baik operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP).
Keberadaan KRI WSH-991 selain menjadi alutsista TNI AL juga memberikan layanan pengobatan masyarakat, khususnya di wilayah pesisir pulau 3T.
KRI tersebut memiliki fasilitas kesehatan yang mumpuni karena dilengkapi dengan dua ruang UGD, delapan klinik, lima ruang operasi, ruang perawatan, dan apotek.
Fasilitas kesehatan beserta paramedis di kapal itu setara dengan yang dimiliki oleh rumah sakit lainnya. KRI ini juga menerapkan standar pelayanan fasilitas kesehatan.
Selain itu, KRI tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas laboratorium, CT Scan, X-Ray, poliklinik, kamar jenazah, hingga landasan helikopter atau helipad.
Komandan KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 Kolonel Laut (P) Anang mengatakan sejak beroperasi, kapal ini telah melakukan berbagai tugas kenegaraan berskala Internasional, seperti pengamanan wilayah perairan Indonesia saat berlangsung pertemuan KTT G20 pada 2022 dan KTT ASEAN 2023 Labuhan Bajo NTT.
Selain itu, juga kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) Ke-4 Tahun 2023 yang dilaksanakan di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Untuk misi lain KRI WSH-991, di antaranya mendukung Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) di Provinsi Maluku pada September 2023.
Yang baru kapal perang ini melakukan Ekspedisi Kebangsaan yang dilakukan Kementerian Sosial di wilayah 3T Pulau Mapia pada 11-- 13 September 2023.
Kapal tersebut diawaki 163 personel,111 di antaranya tenaga medis, tiga dokter: spesialis THT, dokter gigi, dan dokter umum.
Fasilitas kesehatan yang dimiliki KRI WSH 991 itu mampu menampung sebanyak 130 pasien.
Misi kemanusiaan
Selain memiliki misi kemanusiaan, kehadiran KRI WSH-991 untuk memperkuat alutsista TNI khususnya pada matra Angkatan Laut.
Pengukuhan KRI WSH 991 dilaksanakan di Dermaga Pondok Dayung, Jakarta Utara, Kamis 3 November 2022 pada acara VIP Ship Tour dalam rangkaian kegiatan Indo Defence 2022 Expo and Forum.
Pengukuhan KRI tersebut juga dinilai spesial ditandai pembacaan pernyataan pengukuhan dilanjutkan penekanan tombol sirine yang dilakukan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto didampingi Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali dan ahli waris dr. Wahidin Sudirohusono.
"Kapal KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 adalah salah satu kapal terbesar yang dimiliki TNI AL dan saat ini memperkuat jajaran Koarmada III di Sorong, Papua Barat Daya," kata Kepala Staf Komando Armada III TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Singgih Sugiarto di atas KRI WSH-991.
Tugas kapal perang tersebut sebagai alutsista TNI untuk menjaga kedaulatan dan keamanan teritorial perairan laut Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keberadaan KRI WSH-991-- selain untuk mendukung operasi militer perang maupun operasi militer selain perang-- juga demi melaksanakan tugas kemanusiaan membantu dan melayani kebutuhan masyarakat di seluruh wilayah perairan NKRI.
Sebagai contoh keberadaan kapal perang TNI AL KRI WSH-991, menurut Singgih, membantu Pemerintah lewat Kementerian Sosial melakukan Ekspedisi Kebangsaan di 3T Pulau Mapia, Kabupaten Supiori, pada 11-13 September 2023.
Pada waktu Ekspedisi Kebangsaan, lanjut dia, prajurit TNI AL yang bertugas sebagai anak buah kapal KRI WSH-991 membantu mengangkut warga dan barang bantuan sosial bagi masyarakat wilayah 3T di Pulau Mapia.
Selain itu, tim kesehatan TNI AL ikut melakukan pemeriksaan kesehatan warga dari Pulau Mapia, memberikan obat, hingga melakukan operasi mata katarak. Para pasien diangkut dengan KRI WSH-991 menuju Kabupaten Biak Numfor.
"Jajaran prajurit TNI AL di lingkungan Komando Armada III selalu siap membantu masyarakat yang membutuhkan," ujar Laksma Singgih.
Warga pulau terluar Pula Mapia, Centra Y. Msen, menilai kehadiran kapal KRI dr. Wahidin Sudirohusodo di Pulau Mapia memang untuk membantu masyarakat yang sakit dan melakukan operasi katarak.
Layanan tersebut berkat perhatian dan kepedulian TNI dan Mensos Tri Rismaharini terhadap warga Pulau Mapia.
"Masyarakat berterima kasih atas dukungan TNI AL melalui angkutan kapal bantu rumah sakit KRI WSH-991 karena keberadaannya dapat memberikan pelayanan kesehatan," katanya.
Menurut Centra, kunjungan KRI SWH-991 tidak hanya ikut mengirimkan bantuan dari Kementerian Sosial tetapi juga memberikan pengobatan untuk warganya sedang sakit.
Kehadiran KRI tersebut benar-benar dirasakan manfaatnya masyarakat Pulau Mapia.