Kota Jayapura (ANTARA) - Perhimpunan Ahli Ilmu Fall Olahraga Indonesia (PAIFORI) Provinsi Papua mendorong Pemerintah Kabupaten Tolikara, Papua Pegunungan meningkatkan gizi masyarakat setempat melalui alokasi dana otonomi khusus (Otsus).
Perhimpunan Ahli Ilmu Fall Olahraga Indonesia (PAIFORI) Provinsi Papua Daniel Womsiwor dihubungi dari Jayapura, Minggu mengatakan pembagian dana Otsus jilid pertama hingga jilid kedua tidak ada perubahan besaran anggaran pendidikan dan kesehatan sebesar 30 persen.
“Upaya meningkatkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) Papua sehingga sektor pendidikan dan kesehatan menjadi program utama dalam penerapan Otsus dengan pembangian anggaran cukup besar yakni 30 persen dan diikuti program lain seperti pemberdayaan ekonomi, infrastruktur,” katanya.
Menurut Womsiwor, dana Otsus untuk kesehatan bagi OAP khususnya masyarakat Tolikara harus diprioritas untuk meningkatkan IPM di daerah tersebut.
“Pemkab Tolikara harus memberikan perhatian secara serius pada bidang pendidikan dan kesehatan, serta menurut saya sektor lain seperti infrastruktur jangan dijadikan prioritas,” ujarnya.
Womsiwor menjelaskan Undang-Undang (UU) Nomor 21 tahun 2021 tentang Otsus Papua supaya penjabaran penggunaan uang untuk sektor kesehatan lebih dipertegas sehingga masalah-masalah yang timbul akibat kekurangan gizi tidak terjadi.
“Saya pikir anggaran Otsus itu besar, saat ini bagaimana pemerintah setempat mengelola anggaran itu sebaik mungkin untuk kesejahteraan masyarakat serta menjaga kualitas kesehatan dan hidup orang asli Tolikara,” katanya.
Dia menambahkan gagal pertumbuhan atau stunting di tanah Papua sudah sangat mengkhawatirkan, sehingga ini menjadi pekerjaan besar bagi semua pihak dalam menanggulangi hal tersebut.
“Dana Otsus itu bisa digunakan dalam memberdayakan masyarakat untuk bertani, berkebun sehingga pasokan pangan lokal bisa terjaga untuk pemenuhan gizi anak dan masyarakat di Tolikara,” ujarnya.
Penerapan ilmu fall bukan hanya untuk olahraga tetapi juga kesehatan, gizi dan penanganan stunting (pertumbuhan lambat) manusia Indonesia khususnya orang asli Papua (OAP) dan Ketua PAIFORI merupakan dosen tetap Universitas Cenderawasih (Uncen), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK).
Perhimpunan Ahli Ilmu Fall Olahraga Indonesia (PAIFORI) Provinsi Papua Daniel Womsiwor dihubungi dari Jayapura, Minggu mengatakan pembagian dana Otsus jilid pertama hingga jilid kedua tidak ada perubahan besaran anggaran pendidikan dan kesehatan sebesar 30 persen.
“Upaya meningkatkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) Papua sehingga sektor pendidikan dan kesehatan menjadi program utama dalam penerapan Otsus dengan pembangian anggaran cukup besar yakni 30 persen dan diikuti program lain seperti pemberdayaan ekonomi, infrastruktur,” katanya.
Menurut Womsiwor, dana Otsus untuk kesehatan bagi OAP khususnya masyarakat Tolikara harus diprioritas untuk meningkatkan IPM di daerah tersebut.
“Pemkab Tolikara harus memberikan perhatian secara serius pada bidang pendidikan dan kesehatan, serta menurut saya sektor lain seperti infrastruktur jangan dijadikan prioritas,” ujarnya.
Womsiwor menjelaskan Undang-Undang (UU) Nomor 21 tahun 2021 tentang Otsus Papua supaya penjabaran penggunaan uang untuk sektor kesehatan lebih dipertegas sehingga masalah-masalah yang timbul akibat kekurangan gizi tidak terjadi.
“Saya pikir anggaran Otsus itu besar, saat ini bagaimana pemerintah setempat mengelola anggaran itu sebaik mungkin untuk kesejahteraan masyarakat serta menjaga kualitas kesehatan dan hidup orang asli Tolikara,” katanya.
Dia menambahkan gagal pertumbuhan atau stunting di tanah Papua sudah sangat mengkhawatirkan, sehingga ini menjadi pekerjaan besar bagi semua pihak dalam menanggulangi hal tersebut.
“Dana Otsus itu bisa digunakan dalam memberdayakan masyarakat untuk bertani, berkebun sehingga pasokan pangan lokal bisa terjaga untuk pemenuhan gizi anak dan masyarakat di Tolikara,” ujarnya.
Penerapan ilmu fall bukan hanya untuk olahraga tetapi juga kesehatan, gizi dan penanganan stunting (pertumbuhan lambat) manusia Indonesia khususnya orang asli Papua (OAP) dan Ketua PAIFORI merupakan dosen tetap Universitas Cenderawasih (Uncen), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK).