Jayapura (ANTARA) - Sebanyak 69 fasilitas pelayanan kesehatan, baik rumah sakit, puskesmas, maupun klinik, di Papua saat ini dapat melayani orang dengan HIV/AIDS (ODHA), terutama pemberian obat anti retra viral (ARV) yang wajib diminum pasien setiap hari.
"Dengan meminum ARV diharapkan mereka yang mengidap HIV/AIDS dapat hidup normal," kata Kepala Balai AIDS,TBC dan Malaria (ATM) Dinas Kesehatan Papua dr Beeri Wopari di Jayapura, Kamis.
Dia mengatakan saat ini di Papua terdapat 20.512 orang terinfeksi HIV/AIDS yang tersebar di sembilan kabupaten dan kota di provinsi itu.
Sebaran kasus HIV/AIDS, yakni tertinggi di Kota Jayapura 8.864 kasus, Kabupaten Jayapura 5.268 kasus, Biak Numfor 3.147 kasus, dan Kepulauan Yapen 2.025 kasus.
Selain itu, Kabupaten Keerom 487 kasus, Waropen 257 kasus, Supiori 253 kasus, Sarmi 195 kasus, dan Mamberamo Raya 16 kasus.
Berdasarkan penelitian, katanya, terungkap tingginya kasus HIV/AIDS di Papua itu disebabkan sering berganti pasangan atau heteroseksual yang mencapai 19.581 kasus, dari ibu ke anak 463 kasus, homoseksual 232 kasus, tidak diketahui penularan 146 kasus, biseksual 49 kasus, transfusi 23 kasus, dan intravenous drug users (IDU) 18 kasus.
Ia menyebut pengidap HIV/AIDS terbanyak berusia 25-49 tahun yang mencapai 61 persen.
Ia mengatakan berdasarkan data terungkap bahwa kaum perempuan terbanyak mengidap virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menyebabkan penyakit AIDS.
"Tercatat 55 persen pengidap HIV/AIDS adalah perempuan," kata Beeri.