Biak (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Biak Numfor, Papua, membangun satu unit Bank Sampah Distrik Biak Timur guna membantu pemerintah mengelola penanganan sampah di daerah kampung setempat
"Insya Allah tahun 2024 Bank Sampah Distrik Biak Timur sudah bisa beroperasi karena akan dibangun pemerintah melalui DLH," kata Kepala DLH Biak Numfor Iwan Ismulyanto di Biak, Selasa.
Iwan mengatakan kehadiran bank sampah merupakan permintaan warga setempat guna ikut mengelola limbah sampah.
Sebelum Bank Sampah Distrik Biak Timur difungsikan, lanjutnya, pihak DLH bersama Bank Sampah Kabupaten Biak Numfor yakni Amanah Recycle Biak (ARB) akan memberikan pendampingan dalam pengelolaan dan penanganan sampah.
Disinggung penggunaan aplikasi penanganan sampah plastik, Containder, hingga saat ini, Iwan mengatakan total sampah plastik yang ditangani sebanyak 10 ton lebih berasal dari siswa dan masyarakat umum.
"Antusias masyarakat memanfaatkan limbah sampah sangat luar biasa. Kami memberikan insentif setiap kilogram sampah plastik, tujuannya meningkatkan kesadaran masyarakat khusus pengelolaan sampah plastik," katanya.
Ia mengatakan pengelolaan sampah plastik Ini sangat menarik karena tadinya sampah dibeli dari bank sampah Rp 1.500 hingga Rp2.000 per kilogram tetapi dengan menggunakan aplikasi Containder, maka pihak pengelola akan menambah harga setiap satu kilogram sebesar Rp1.000.
"Jadi dengan dukungan aplikasi Containder harga limbah sampai plastik naik menjadi Rp2.500 hingga Rp3.000 per kilogram," sebutnya.
Untuk pengelolaan sampah dengan menggunakan aplikasi Containder, kata dia, didukung dengan operasional Bank Sampah induk ARB Distrik Samofa, serta tiga unit bank sampah yang tersebar di Kampung Karyendi, Kampung Babrinbo, dan Bank Sampah Wadido Distrik Biak.
Bank sampah tersebut siap mengelola limbah plastik menjadi uang buat memenuhi kebutuhan keluarga.
"Insya Allah tahun 2024 Bank Sampah Distrik Biak Timur sudah bisa beroperasi karena akan dibangun pemerintah melalui DLH," kata Kepala DLH Biak Numfor Iwan Ismulyanto di Biak, Selasa.
Iwan mengatakan kehadiran bank sampah merupakan permintaan warga setempat guna ikut mengelola limbah sampah.
Sebelum Bank Sampah Distrik Biak Timur difungsikan, lanjutnya, pihak DLH bersama Bank Sampah Kabupaten Biak Numfor yakni Amanah Recycle Biak (ARB) akan memberikan pendampingan dalam pengelolaan dan penanganan sampah.
Disinggung penggunaan aplikasi penanganan sampah plastik, Containder, hingga saat ini, Iwan mengatakan total sampah plastik yang ditangani sebanyak 10 ton lebih berasal dari siswa dan masyarakat umum.
"Antusias masyarakat memanfaatkan limbah sampah sangat luar biasa. Kami memberikan insentif setiap kilogram sampah plastik, tujuannya meningkatkan kesadaran masyarakat khusus pengelolaan sampah plastik," katanya.
Ia mengatakan pengelolaan sampah plastik Ini sangat menarik karena tadinya sampah dibeli dari bank sampah Rp 1.500 hingga Rp2.000 per kilogram tetapi dengan menggunakan aplikasi Containder, maka pihak pengelola akan menambah harga setiap satu kilogram sebesar Rp1.000.
"Jadi dengan dukungan aplikasi Containder harga limbah sampai plastik naik menjadi Rp2.500 hingga Rp3.000 per kilogram," sebutnya.
Untuk pengelolaan sampah dengan menggunakan aplikasi Containder, kata dia, didukung dengan operasional Bank Sampah induk ARB Distrik Samofa, serta tiga unit bank sampah yang tersebar di Kampung Karyendi, Kampung Babrinbo, dan Bank Sampah Wadido Distrik Biak.
Bank sampah tersebut siap mengelola limbah plastik menjadi uang buat memenuhi kebutuhan keluarga.