Biak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Biak Numfor; Papua, melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Keluarga Berencana (DP3AKB) menggunakan aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) untuk mencegah kasus stunting pada anak.
"Aplikasi ini merupakan skrining pendampingan untuk calon pengantin, calon pasangan usia subur, dan ibu hamil," ujar Kepala DP3AKB Biak Numfor Johanna Naap di Biak, Selasa.
Layanan aplikasi Elsimil, lanjutnya, juga dapat mengawasi kesehatan ibu pasca-persalinan dan keluarga yang memiliki bayi usia 0-59 bulan.
Ia menyebut sejumlah langkah cegah stunting, antara lain periksa kehamilan secara rutin dan memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil.
Sedangkan upaya lain pemerintah untuk mencegah stunting, kata dia, bayi diberi ASI eksklusif minimal enam bulan dan dampingi memberikan gizi lengkap serta memantau tumbuh kembang anak.
"Dan anak harus melengkapi imunisasi dan selalu jaga kebersihan lingkungan," ucap Johanna Naap.
Berdasarkan data, kasus stunting di Kabupaten Biak Numfor dalam tiga tahun terakhir sudah turun sejak tahun 2021 menjadi sebesar 9,43 persen dan pada 2022 sebesar 6,59 persen, kemudian hingga Agustus 2023 sebesar 6,3 persen, di bawah target nasional 14 persen.
Karena itulah, kata dia, Kabupaten Biak Numfor pada 2023 telah mendapat penghargaan dari pemerintah pusat karena kesungguhan menurunkan stunting, yang diserahkan Wapres Ma'ruf Amin.
Sesuai dengan kebijakan program Bupati Herry Ario Naap, kata dia, kasus stunting di Biak sudah zero atau nol kasus pada 2024.
"Ya ini menjadi komitmen bersama pemangku kepentingan mewujudkan Biak bebas stunting," kata Johanna Naap.
"Aplikasi ini merupakan skrining pendampingan untuk calon pengantin, calon pasangan usia subur, dan ibu hamil," ujar Kepala DP3AKB Biak Numfor Johanna Naap di Biak, Selasa.
Layanan aplikasi Elsimil, lanjutnya, juga dapat mengawasi kesehatan ibu pasca-persalinan dan keluarga yang memiliki bayi usia 0-59 bulan.
Ia menyebut sejumlah langkah cegah stunting, antara lain periksa kehamilan secara rutin dan memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil.
Sedangkan upaya lain pemerintah untuk mencegah stunting, kata dia, bayi diberi ASI eksklusif minimal enam bulan dan dampingi memberikan gizi lengkap serta memantau tumbuh kembang anak.
"Dan anak harus melengkapi imunisasi dan selalu jaga kebersihan lingkungan," ucap Johanna Naap.
Berdasarkan data, kasus stunting di Kabupaten Biak Numfor dalam tiga tahun terakhir sudah turun sejak tahun 2021 menjadi sebesar 9,43 persen dan pada 2022 sebesar 6,59 persen, kemudian hingga Agustus 2023 sebesar 6,3 persen, di bawah target nasional 14 persen.
Karena itulah, kata dia, Kabupaten Biak Numfor pada 2023 telah mendapat penghargaan dari pemerintah pusat karena kesungguhan menurunkan stunting, yang diserahkan Wapres Ma'ruf Amin.
Sesuai dengan kebijakan program Bupati Herry Ario Naap, kata dia, kasus stunting di Biak sudah zero atau nol kasus pada 2024.
"Ya ini menjadi komitmen bersama pemangku kepentingan mewujudkan Biak bebas stunting," kata Johanna Naap.