Sentani (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Jayapura memastikan kondisi di Kampung Karya Bumi Besum, Distrik Namblong, Kabupaten Jayapura, Papua, dalam kondisi aman dan warga bisa kembali ke rumah masing-masing.
Kepala Kepolisian Resor Jayapura AKBP Fredrickus WA Maclarimboen dalam rilisnya di Sentani, Kamis mengatakan warga khususnya lelaki dewasa sudah bisa kembali ke rumah masing-masing, terkecuali warga yang rumahnya menjadi korban pembakaran.
“Kondisi terkini sudah berangsur-angsur membaik dengan penjagaan aparat keamanan dari TNI-Polri di Kampung Karya Bumi, sehingga warga sudah bisa kembali ke rumah masing-masing,” katanya.
Menurut dia, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura turut serta membantu pengobatan bagi warga pengungsi, sehingga diminta untuk pihak yang bertanggung jawab mendata kembali jumlah pengungsi dari Kampung Karya Bumi Besum yang berada di tiga kampung yakni Nimbokrang, Benyom Jaya I dan Benyom Jaya II.
“Kami minta warga di pengungsian agar didata kembali dari masing-masing kampung yang menampung warga Kampung Karya Bumi Besum karena Dinas Kesehatan akan membantu pengobatan,” ujarnya.
Dia menjelaskan nantinya setiap posko pengungsian akan ditempatkan aparat Bhabinkamtibmas dalam menunjang dan membantu aktivitas warga sehari-hari serta sebagai perantara keamanan dari Polres hingga ke kampung.
“Saya ulangi lagi bahwa situasi Kampung Karya Bumi Besum saat ini sudah berangsur-angsur kondusif, setelah dilakukan pemakaman terhadap korban DB pada Rabu (3/1) 2023,” katanya.
Dia menambahkan hingga saat ini ada 200 personel gabungan dari Polres Jayapura, Brimob Nusantara dan Brimob Polda Papua yang disiagakan, ditambah personel Polsek terdekat.
“Kami berharap kondisi ini tetap terjaga baik hingga semua permasalahan yang terjadi dapat diselesaikan sehingga warga Besum bisa kembali ke rumah masing-masing dan aktivitas kembali normal seperti biasa,” ujarnya.
Sebelumnya terjadi kericuhan di Kampung Karya Bumi, Namblong, Kabupaten Jayapura, Papua dan menyebabkan warga setempat meninggal dunia berinisial DB, dan memicu keluarga korban meluapkan kemarahannya dengan membakar beberapa rumah warga, balai kampung, sehingga warga mengungsi ke keluarga dan kerabat di kampung terdekat sejak Senin (1/1/2024) hingga saat ini.
Kepala Kepolisian Resor Jayapura AKBP Fredrickus WA Maclarimboen dalam rilisnya di Sentani, Kamis mengatakan warga khususnya lelaki dewasa sudah bisa kembali ke rumah masing-masing, terkecuali warga yang rumahnya menjadi korban pembakaran.
“Kondisi terkini sudah berangsur-angsur membaik dengan penjagaan aparat keamanan dari TNI-Polri di Kampung Karya Bumi, sehingga warga sudah bisa kembali ke rumah masing-masing,” katanya.
Menurut dia, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura turut serta membantu pengobatan bagi warga pengungsi, sehingga diminta untuk pihak yang bertanggung jawab mendata kembali jumlah pengungsi dari Kampung Karya Bumi Besum yang berada di tiga kampung yakni Nimbokrang, Benyom Jaya I dan Benyom Jaya II.
“Kami minta warga di pengungsian agar didata kembali dari masing-masing kampung yang menampung warga Kampung Karya Bumi Besum karena Dinas Kesehatan akan membantu pengobatan,” ujarnya.
Dia menjelaskan nantinya setiap posko pengungsian akan ditempatkan aparat Bhabinkamtibmas dalam menunjang dan membantu aktivitas warga sehari-hari serta sebagai perantara keamanan dari Polres hingga ke kampung.
“Saya ulangi lagi bahwa situasi Kampung Karya Bumi Besum saat ini sudah berangsur-angsur kondusif, setelah dilakukan pemakaman terhadap korban DB pada Rabu (3/1) 2023,” katanya.
Dia menambahkan hingga saat ini ada 200 personel gabungan dari Polres Jayapura, Brimob Nusantara dan Brimob Polda Papua yang disiagakan, ditambah personel Polsek terdekat.
“Kami berharap kondisi ini tetap terjaga baik hingga semua permasalahan yang terjadi dapat diselesaikan sehingga warga Besum bisa kembali ke rumah masing-masing dan aktivitas kembali normal seperti biasa,” ujarnya.
Sebelumnya terjadi kericuhan di Kampung Karya Bumi, Namblong, Kabupaten Jayapura, Papua dan menyebabkan warga setempat meninggal dunia berinisial DB, dan memicu keluarga korban meluapkan kemarahannya dengan membakar beberapa rumah warga, balai kampung, sehingga warga mengungsi ke keluarga dan kerabat di kampung terdekat sejak Senin (1/1/2024) hingga saat ini.