Sentani, Papua (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Papua, mengembangkan teknologi penanaman komoditas bawang merah dari biji atau true shallot seed.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Jayapura Delila Giay di Sentani, Papua, Kamis, mengatakan teknologi true shallot seed telah dua kali diuji coba di Kabupaten Jayapura melalui Yayasan Bina Tani Sejahtera bekerja sama dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan.
Ia berharap ke depan, metode penanaman true shallot seed dapat diikuti oleh kelompok petani lainnya.
"Metode ini dapat menjadi terobosan teknologi pembenihan untuk mengatasi masalah keterbatasan benih sekaligus alternatif teknologi untuk memperoleh bawang merah berkualitas," katanya.
Menurut Delila, kelebihan true shallot seed dibanding benih berupa umbi adalah daya simpan relatif lebih lama dan tanpa masa dormansi.
"Benih akan tersedia sepanjang tahun, lebih hemat biaya produksi, menghasilkan tanaman yang lebih sehat karena bebas dari patogen tular benih, umbi berukuran lebih besar dan produksi lebih tinggi,” ujarnya.
Dia menjelaskan kelebihan lainnya ialah tidak memerlukan tempat penyimpanan yang lapang dan harga benih true shallot seed relatif stabil karena tidak dipengaruhi harga pasar.
"Teknologi ini dapat sebagai alternatif lain di luar sumber benih vegetatif atau umbi, maka ini bisa dijadikan peluang mengembangkan bawang merah bagi seluruh kelompok tani di Kabupaten Jayapura," katanya.
Dia menambahkan Dinas Perkebunan dan Peternakan diharapkan dapat terus membangun komunikasi dan kerja sama dengan Yayasan Bina Tani Sejahtera, sehingga pengembangan teknologi true shallot seed dapat disebarluaskan di Kabupaten Jayapura.
"Informasi yang kami peroleh teknologi ini bisa hasilkan produksi bawang yang banyak, sehingga besar harapan kelompok tani lainnya pun bisa mempraktikkannya," ujarnya.